Kebudayaan

2023.04.11

Foto di atas menunjukkan Jikji Simche Yojeol yang dipamerkan di pameran bertajuk Imprimer! L'Europe de Gutengerg yang digelar pada tanggal 12 April hingga 16 Juli di Perpustakaan Nasional Prancis. (Facebook resmi Perpustakaan Nasional Prancis)

Foto di atas menunjukkan Jikji Simche Yojeol yang dipamerkan di pameran bertajuk "Imprimer! L'Europe de Gutengerg" yang digelar pada tanggal 12 April hingga 16 Juli di Perpustakaan Nasional Prancis. (Facebook resmi Perpustakaan Nasional Prancis)



Penulis: Jung Joo-ri

Jikji Simche Yojeol akan diperlihatkan kepada publik untuk pertama kalinya dalam 50 tahun. Manuskrip ini merupakan manuskrip tertua di dunia yang dicetak dengan menggunakan cetakan emas.

Perpustakaan Nasional Prancis akan memamerkan Jikji pada pameran bertajuk "Imprimer! L'Europe de Gutengerg" yang digelar pada tanggal 12 April hingga 16 Juli.

Jikji pertama kali diperlihatkan ke publik dalam Paviliun Korea di Paris Exposition, Paris yang digelar pada tahun 1900. Jikji terakhir kali dipamerkan ke publik dalam pameran bertajuk "Trésors d’Orient" di Perpustakaan Nasional Prancis pada tahun 1973. Berdasarkan keterangan dalam situs web Perpustakaan Nasional Prancis, "Jikji hampir tidak pernah dibuka untuk publik karena alasan preservasi."

Nama Jikji secara lengkap adalah Baegun Hwasang Chorok Buljo Jikji Simche Yojeol. Jikji dicetak menggunakan cetakan emas pada masa Dinasti Goryeo tahun 1.377. Jikji dicetak di Kuil Heungdeok, Cheongju, Provinsi Chungcheongbuk. Manuskrip ini diperkirakan memiliki dua jilid. Saat ini, hanya jilid kedua yang tersisa dan disimpan oleh Perpustakaan Nasional Prancis.

Jikji merupakan warisan budaya yang mampu menunjukkan keunggulan teknologi percetakan Korea. Jikji diproduksi 78 tahun lebih awal dari alkitab yang dicetak oleh Gutenberg pada tahun 1455. Hal ini membuat Jikji menjadi manuskrip tertua di dunia yang dicetak dengan menggunakan cetakan emas. Jikji pertama kali diperkenalkan sebagai contoh salinan cetakan manuskrip tertua di dunia yang menggunakan cetakan metal pada tahun 1972 yang ditetapkan oleh UNIESCO sebagai Tahun Buku Dunia.

Jilid kedua Jikji tercatat dikoleksi di Korea pada sekitar tahun 1896-1899 oleh Victor Collin de Plancy (1853-1922) yang saat itu menjadi diplomat Prancis. Setelah ia wafat, manuskrip ini dilelang lalu didonasikan ke Perpustakaan Nasional Prancis pada tahun 1950.

Cetakan kayu Bois Protat (sekitar tahun 1400) dan Alkitab yang dicetak oleh Gutenberg juga akan dipamerkan bersama dengan Jikji untuk memperlihatkan sejarah dunia percetakan dunia.

Untuk memperingati pelaksanaan pameran ini, sebuah dokumenter berjudul Jikji, un voyage dans le temps de l’écrit (Jikji, perjalanan waktu papan cetak) juga akan ditayangkan pada tanggal 18 April. Video dokumenter itu dibuat oleh Jerome-Cecil Auffret. Setelah penayangan video, Auffret dan Laurent Hericher akan membuka sesi diskusi untuk memahami makna dan nilai dari Jikji pada dunia percetakan. Laurent adalah kepala penanggung jawab utama Depertemen Manuskrip Oriental Kuno di Perpustakaan Nasional Prancis.

Poster pameran bertajuk Imprimer! L'Europe de Gutengerg yang digelar pada tanggal 12 April hingga 16 Juli. (Perpustakaan Nasional Prancis)

Poster pameran bertajuk "Imprimer! L'Europe de Gutengerg" yang digelar pada tanggal 12 April hingga 16 Juli. (Perpustakaan Nasional Prancis)


etoilejr@korea.kr

konten yang terkait