Presiden Lee Jae Myung (kanan) terlihat sedang berjabat tangan dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Pete Hegseth, dalam pertemuan di Kantor Kepresidenan Yongsan pada tanggal 4 November 2025. (Kantor Kepresidenan Republik Korea)
Penulis: Yoon Sojung
Korea dan Amerika Serikat sepakat untuk bekerja sama secara erat dalam pengadaan kapal selam bertenaga nuklir, serta mempercepat proses penyerahan kendali operasional militer pada masa perang (OPCON).
Juru Bicara Kantor Kepresidenan Republik Korea, Kang Yu-jung, menyampaikan bahwa Presiden Lee Jae Myung mengadakan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Pete Hegseth, pada tanggal 4 November 2025 di Kantor Kepresidenan Yongsan, Seoul, dan membahas pendalaman dan pengembangan aliansi Korea-AS.
Dalam pertemuan dengan Menteri Hegseth, yang berada di Seoul untuk menghadiri Pertemuan ke-57 Security Consultative Meeting (SCM), Presiden Lee menegaskan bahwa percepatan pemulihan kendali operasional militer pada masa perang (OPCON) dalam masa jabatannya akan menjadi momentum penting untuk memperdalam dan mengembangkan aliansi Korea-AS ke tingkat yang lebih tinggi.
Ia menambahkan, "Jika kapasitas militer Korea meningkat secara signifikan dan Korea memimpin pertahanan Semenanjung Korea, beban pertahanan Amerika Serikat di kawasan Indo-Pasifik juga akan berkurang."
Ia kemudian menekankan keputusan Presiden Trump untuk mendukung pembangunan kapal selam bertenaga nuklir, dengan menyatakan, "Pengadaan kapal selam bertenaga nuklir akan secara signifikan meningkatkan kemampuan militer Korea dalam memimpin pertahanan Semenanjung Korea dan memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan aliansi Korea-AS."
Menteri Hegseth menyatakan, "Saya merasa bangga atas upaya Korea dalam meningkatkan anggaran pertahanan dan memperkuat kemampuan militernya. Saya akan mendukungnya secara aktif.” Ia juga menilai, “Dalam hal ini, Korea adalah sekutu yang paling teladan."
Ia juga menyampaikan harapan untuk memperkuat kerja sama perkapalan dengan Korea, yang memiliki kemampuan galangan kapal berkelas dunia, termasuk melalui produksi kapal bersama. Ia menambahkan, "Kerja sama semacam ini akan memberikan kontribusi besar bagi penguatan kemampuan pertahanan kedua negara."
Menteri Hegseth juga menyampaikan komitmen tersebut dalam Pertemuan SCM yang digelar pada hari yang sama. Di markas Kementerian Pertahanan di Yongsan, ia bersama Menteri Pertahanan Ahn Gyu-Back membahas berbagai isu aliansi Korea-AS, termasuk pembangunan kapal selam bertenaga nuklir, pengembalian kendali operasional militer pada masa perang (OPCON), peningkatan anggaran pertahanan Korea, serta kerja sama dalam industri pertahanan.
Dalam konferensi pers bersama setelah penutupan SCM, ketika ditanya mengenai rencana Korea untuk mengakuisisi kapal selam bertenaga nuklir, ia menjawab, "Saya tegaskan kembali bahwa Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah memberikan persetujuan." Ia menambahkan, "Tentu saja, otoritas militer akan berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan dukungan secara aktif."
Ia juga menyatakan, "Selain itu, terdapat lembaga terkait lainnya, termasuk Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Energi. Kami akan terus bekerja sama secara erat dengan kementerian-kementerian tersebut."
Menteri Pertahanan Nasional Ahn Gyu-Back (kanan) dan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Pete Hegseth terlihat sedang berjabat tangan dalam Pertemuan Ke-57 Komite Keamanan Korea-AS (SCM) yang digelar pada tanggal 4 November 2025 di Markas Kementerian Pertahanan di Yongsan, Seoul. (Facebook Kementerian Pertahanan Nasional)
arete@korea.kr