Presiden Lee Jae Myung terlihat sedang memberikan pernyataan dalam konferensi pers menyambut 100 hari kepemimpinannya pada tanggal 11 September 2025 di Yeongbingwan, Cheong Wa Dae, Seoul. (Kantor Kepresidenan Republik Korea)
Penulis: Park Hye Ri
Presiden Lee Jae Myung menekankan akan membuat 'waktu lompatan dan kemajuan Korea' dalam peringatan 100 hari kepemimpinannya di tanggal 11 September 2025.
Presiden Lee menggelar konferensi pers untuk menyambut 100 hari kepemimpinannya pada hari itu di Yeongbingwan, Cheong Wa Dae, Seoul.
Presiden Lee mengungkapkan, "Saya dilantik sebagai presiden untuk membangun kembali negara yang hancur dari awal. Saya bisa menyebut 100 hari kepempimpinan saya sebagi waktu untuk pemulihan dan normalisasi negara."
Presiden Lee menyebut bahwa pemulihan ekonomi rakyat adalah hal yang paling penting dalam 100 hari pertama kepemimpinannya.
Beberapa hasil yang dicapai oleh Presiden Lee dalam 100 hari pertamanya adalah peningkatan anggaran tambahan, pembagian voucer konsumsi pemulihan hidup masyarakat, pemulihan sentimen konsumen hingga mencapai titik terbaik dalam tujuh tahun, serta pemecahan rekor tertinggi KOSPI.
Presiden Lee berjanji, "Sisa 4 tahun 9 bulan kepemimpinan saya merupakan waktu untuk membuat lompatan dan pertumbuhan Korea. Mulai hari ini hingga hari terakhir kepemimpinan saya, saya akan membuat Korea menjadi negara yang dimiliki rakyat dan negara yang bahagia."
Presiden Lee pun memberikan jawaban terkait pertanyaan tentang isu diplomasi Korea.
Presiden Lee menjelaskan, "Saya telah menghabiskan waktu untuk menghadiri berbagai KTT (konferensi tingkat tinggi), mulai dari KTT G7 hingga KTT Korea-Jepang dan KTT Korea-Amerika Serikat."
Presiden Lee menambahkan, "Saya masih kurang puas dengan normalisasi hubungan diplomatik dan akan berusaha sebaik mungkin untuk meningkatkan status dan martabat Korea di dunia."
Presiden Lee lalu mengungkapkan mengenai negosiasi tarif AS dengan mengatakan, "Yang jelas, saya tidak melakukan negosiasi rahasia apa pun dengan AS. Saya tidak akan memutuskan sesuatu yang tidak menguntungkan Korea."
Presiden Lee menekankan, "Banyak tugas yang saya harus kerjakan hingga akhir kepemimpinan saya. Apa yang tampak di permukaan dalam negosiasi mungkin terlihat kasar, ekstrem, berlebihan, tidak masuk akal, dan tidak logis, tetapi kesimpulan akhirnya akan mengarah pada sesuatu yang rasional."
Presiden Lee menuturkan bahwa ia sedang berdiskusi agar sistem penerbitan visa AS bisa diperbaiki seiring dengan penangkapan dan penahanan warga negara Korea oleh otoritas imigrasi AS.
Terkait hubungan antara Korea dengan Jepang, Presiden Lee mengutarakan, "Kita tidak boleh melupakan permasalahan terkait sejarah dan teritorial. Kita bisa memperbaiki (hubungan bilateral) dengan melakukan pendekatan yang mengarah pada masa depan, seperti pertukaran SDM (sumber daya manusia) dalam bidang sosial dan ekonomi)."
Presiden Lee menambahkan, "Saya akan mengecek hal yang harus dicek dengan melakukan strategi dua jalur seiring dengan dipilihnya perdana menteri baru Jepang."
Presiden Lee juga tidak melewatkan isu terkait hubungan antar-Korea. Ia mengatakan, "Pemerintah akan terus mengusahakan dialog yang melampaui syarat politik agar bisa memulihkan kepercayaan antar-Korea."
Presiden Lee menutup, "Saya akan memperkuat diplomasi untuk kestabilan Semenanjung Korea melalui kerja sama erat dengan masyarakat internasional."
hrhr@korea.kr