Presiden Lee Jae Myung terlihat sedang menyampaikan pidato dalam upacara Hari Pahlawan ke-70 yang digelar pada tanggal 6 Juni 2025 di Taman Makam Nasional Seoul, Dongjak-gu, Seoul. (Kantor Kepresidenan Republik Korea)
Penulis: Kim Hyelin
Presiden Lee Jae Myung pada tanggal 25 Juni 2025 mengungkapkan, "Kini perdamaian berkaitan langsung dengan ekonomi dann kelangsungan hidup rakyat."
Ia menambahkan, "Saya berjanji untuk membangun sistem perdamaian yang kokoh di Semenanjung Korea."
Di Facebook-nya pada hari yang sama, ia menulis, "Keadaan keamanan yang paling pasti adalah tidak perlunya berperang, yaitu terciptanya perdamaian."
Ia menegaskan bahwa era ketergantungan hanya pada kekuatan militer untuk menjaga negara telah berakhir, dan bahwa menang tanpa bertempur lebih penting daripada menang melalui pertempuran.
Ia mengatakan, "Ketika Perang Korea berakhir pada tahun 1953, pendapatan per kapita Korea hanya 67 dolar, tetapi kini telah melampaui 36 ribu dolar. Korea menjadi salah satu dari sepuluh kekuatan ekonomi terbesar di dunia."
Ia menambahkan, "Selain pertumbuhan ekonomi, Korea juga telah mengalami kemajuan luar biasa di berbagai bidang termasuk pendidikan, kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta budaya."
Ia menyampaikan rasa terima kasih dengan mengatakan, "Republik Korea saat ini tidak terbentuk dengan sendirinya. Semuanya mungkin berkat pengorbanan dan dedikasi para prajurit Korea yang membela medan perang, para veteran dan keluarga mereka yang ditinggalkan, serta semua orang yang hidup dengan bekas luka akibat perang."
Ia mengungkapkan, "Saya merasa menyesal karena belum mampu memberikan kompensasi dan penghormatan yang layak kepada mereka yang telah berkorban secara khusus demi melindungi Republik Korea."
Ia menambahkan, "Saya akan mencari berbagai cara agar dukungan yang lebih besar dapat terus diberikan di masa mendatang."
Sementara itu, pada pukul 10 pagi hari yang sama, pemerintah Korea menyelenggarakan upacara peringatan ke-75 Perang Korea di Daejeon Convention Center dan menganugerahkan medali kehormatan dua orang yang ayahnya merupakan tentara tidak tetap yang turut bertempur dalam perang tersebut.
Lebih dari 1.300 orang menghadiri upacara tersebut, termasuk para veteran, tokoh-tokoh terkemuka dari pemerintahan dan militer, serta pejabat diplomatik dari negara-negara yang ikut serta dalam perang tersebut.
kimhyelin211@korea.kr