Penulis: Yoon Sojung
Video: Jeon Han dan Lee Jun Young
Presiden Yoon Suk Yeol menekankan pada tanggal 18 Maret bahwa kebebasan individual dan masyarakat harus dijaga serta demokrasi harus diperluas dengan menggunakan teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI) dan teknologi digital.
Dalam kata sambutan di upacara pembukaan KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) Ketiga pada hari itu, Presiden Yoon mengungkapkan, "Dengan rasa tanggung jawab yang tinggi, kita harus mendorong demokrasi agar bisa bertumbuh dengan menggunakan teknologi baru, seperti AI dan teknologi digital. Selain itu, kita juga harus menjaga keamanan individual dan masyarakat sekaligus membagikan pengalaman masing-masing serta mengumpulkan kebijaksanaan."
Presiden Yoon mengkritik dua sisi mata uang teknologi digital, yaitu memberikan kenyamanan hidup, tetapi juga membuat situasi krisis demokrasi. Presiden Yoon lalu memperkenalkan Deklarasi Hak-hak Digital yang diumumkan oleh pemerintah Korea di New York pada bulan September 2023.
Presiden Yoon berkata, "Teknologi digital dan AI berkontribusi dalam memperluas kebebasan umat manusia sampai titik tertentu. Keuntungan yang dibuat oleh teknologi digital harus bisa dinikmati oleh siapapun dengan adil. Jangan sampai teknologi digital mengancam keamanan individual dan masyarakat."
Presiden Yoon menambahkan, "Kita harus memberikan banyak kesempatan kepada para remaja agar sistem demokrasi bisa lebih berkembang." Presiden Yoon lalu menekankan bahwa suara para remaja harus didengar oleh pemerintah dan pemerintah harus memperluas kesempatan kepada mereka.
Dalam kata sambutan, Menteri Luar Negeri Cho Tae-yul mengungkapkan, "Saat negara-negara yang menganggap penting kebebasan dan HAM (hak asasi manusia) berkumpul, maka perdamaian bisa dipastikan ada. Sejarah Korea adalah bukti hidup yang menunjukkan hal tersebut."
Menlu Cho lalu menambahkan, "Korea menyelenggarakan KTT kali ini untuk mengajak dunia untuk menjaga demokrasi melalui fondasi seperti kebebasan, HAM, dan supremasi hukum."
Kata sambutan pada hari itu juga diberikan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony J. Blinken; Wakil Perdana Menteri Britania Raya, Oliver Dowden; dan Menteri Luar Negeri Ekuador, Maria Gabriela Sommerfeld. Mereka menekankan pentingnya KTT kali ini sekaligus kerja sama antar negara untuk menjawab ancaman teknologi digital terhadap demokrasi.
Setelah upacara pembukaan selesai, rapat tingkat menteri digelar dengan tema "Teknologi Digital/AI dan Demokrasi." Para peserta rapat berdiskusi mengenai pengaruh teknologi baru terhadap demokrasi generasi masa depan serta respons masyarakat internasional.
Menlu AS Blinken berkata, "AI berkontribusi dalam pertumbuhan dan memberikan keamanan umat manusia sehingga membantu memperbaiki kualitas hidup."
Blinken menambahkan, "Perkembangan teknologi saat ini berjalan sangat cepat melebihi perkiraan manusia. Ancaman-ancaman yang muncul akibat teknologi baru harus diselesaikan oleh negara-negara dunia melalui kerja sama satu sama lain."
Wakil Presiden Komisi Eropa untuk Nilai dan Transparansi, Vera Jourova memperkenalkan beberapa kebijakan Uni Eropa yang dibuat untuk menjawab beberapa tantangan Parlemen Eropa yang akan menggelar pemilihan umum pada bulan Juni mendatang. Beberapa tantangan tersebut antara lain adalah serangan siber besar-besaran dan penggunaan AI untuk berita palsu, pemelintiran informasi, serta pembuatan deepfake (pemalsuan intens).
Melalui upacara pembukaan dan rapat setingkat menteri pada hari itu, KTT Demokrasi Ketiga pun resmi dibuka. KTT ini akan berlangsung selama tiga hari hingga tanggal 20 Maret mendatang dengan tema "Demokrasi untuk Generasi Masa Depan."
Diskusi dan lokakarya yang dipimpin oleh masyarakat sipil dari dalam dan luar Korea akan digelar pada hari kedua di COEX, Gangnam-gu, Seoul.
Rapat utama KTT Demokrasi Ketiga akan digelar pada tanggal 20 Maret malam melalui daring. Rapat tersebut akan dihadiri oleh Presiden Yoon; Presiden Kenya, William Ruto; dan Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen.
Presiden Yoon memimpin sesi kedua pada hari itu dengan tema "Teknologi, Pemilihan Umum, dan Berita Palsu."
KTT Demokrasi dimulai pertama kali pada tahun 2021 lalu di bawah kepemimpinan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.
KTT Demokrasi Kedua pada bulan Maret 2023 lalu diselenggarakan oleh Korea, Amerika Serikat, Kosta Rika, Belanda, dan Zambia.