Penulis: Kim Hyelin
Pada tanggal 29 Maret, Presiden Yoon Suk Yeol mengungkapkan, "Korea akan bertanggung jawab dan berperan lebih jauh lagi dalam demokrasi yang saat ini sedang melemah. Kami akan menjadi perwakilan demokrasi yang bebas, berlandaskan hukum dan menjadi representasi untuk menjamin kebebasan masyarakat dunia. Korea akan berperan besar sebagai negara penyelenggara KTT Demokrasi selanjutnya."
Juru Bicara Lee Do-woon dari Kantor Kepresidenan menyampaikan seluruh pidato Presiden Yoon melalui pengarahan tertulis. Presiden Yoon Suk Yeol berpidato dalam sesi pertama KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) Demokrasi Kedua yang digelar secara daring. Presiden Yoon memberikan pidatonya pada tanggal 29 Maret dari Yeongbingwan, Cheong Wa Dae.
Melalui pernyataan bersama pada hari tersebut, pemimpin Korea dan AS mengungkapkan bersama-sama bahwa Presiden Yoon akan menyelenggarakan KTT Demokrasi Ketiga pada tahun 2023.
KTT Demokrasi pertama kali dibuat pada Desember 2021 melalui kepemimpinan Amerika Serikat (Presiden Joe Biden). KTT Demokrasi kedua dihadiri oleh perwakilan dari 120 negara. Lima negara menyelenggarakan KTT ini secara bersama-sama. Kelima negara tersebut adalah AS, Korea, Belanda, Zambia, dan Kosta Rika.
Presiden Yoon mengkritik bahwa 'demokrasi palsu' saat ini sedang membesar di tengah krisis kompleks yang tengah dihadapi oleh masyarakat internasional, seperti konflik geopolitik dan persaingan profit. Presiden Yoon menekankan, "Kita harus memulai perjalanan baru dengan memulihkan demokrasi yang sedang mundur melalui inovasi dan dan solidaritas dengan usaha keras."
Presiden Yoon mengungkapkan bahwa proses perkembangan kebebasan di Korea merupakan perjalanan tanpa henti. Presiden Yoon berkata, "Korea telah mencapai kebebasan dalam berdemokrasi melalui bantuan masyarakat internasional pada 70 tahun yang lalu. Sekarang adalah saatnya bagi Korea untuk berperan dan bertanggung jawab sebagai 'fasilitator kebebasan' di tengah masyarakat internasional."
Presiden Yoon lalu membagikan berita bahwa Korea telah terpilih sebagai negara penyelenggara KTT Demokrasi berikutnya. Presiden Yoon berkata, "Korea akan beraktivitas dan mendukung solidaritas dengan kuat melalui kerja sama erat dengan masyarakat internasional untuk menjaga agar demokrasi tetap teguh."
Presiden Yoon memberikan pernyataan penutup setelah mendengarkan pidato dari pemimpin delapan negara di sesi pertama. "Memang tidak mudah untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran bersama, tetapi hal itu bisa diraih apabila kita berusaha dengan solidaritas antar negara yang memiliki nilai-nilai yang sama."
Juru Bicara Lee berkata, "Melalui KTT hari ini, Presiden Yoon mampu menunjukkan tekad nyata terkait nilai-nilai umum di panggung internasional, seperti kebebasan, demokrasi, dan hak asasi manusia. Presiden Yoon menunjukkan hal itu sebagai pemimpin sesi paripurna pertama sekaligus pemimpin negara penyelenggara bersama."
Juru Bicara Lee menutup, "Kapasitas politik dan ekonomi yang luar biasa sudah harum di tengah masyarakat dunia. Oleh karena itu, KTTI ini menjadi panggung diplomasi Korea agar menjadi selangkah lebih kuat dan setingkat lebih tinggi di tengah masyarakat dunia."
kimhyelin211@korea.kr