Penulis: Israa Mohamed
"Apabila potensi Arab Saudi bersatu dengan teknologi Korea, maka kemungkinan kerja sama yang menguntungkan satu sama lain akan terus ada, tanpa batas," ungkap Presiden Yoon Suk Yeol dalam wawancara tertulis dengan Al Riyadh, harian utama Arab Saudi.
Wawancara tersebut dirilis pada tanggal 22 Oktober (waktu setempat) pada halaman depan Al Riyadh seiring dengan kunjungan kenegaraan Presiden Yoon ke Arab Saudi.
Dalam artikel wawancara berjudul "Korea-Arab Saudi, Hubungan Kerja Sama Persahabatan yang Stabil," Presiden Yoon berkata, "Kedua belah pihak terus mengembangkan hubungan kerja sama dalam berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, dan budaya. Saat ini merupakan saat di mana Arab Saudi sedang membuka masa depan yang baru serta menjadi waktu yang tepat bagi Korea dan Arab Saudi untuk mendorong hubungan ke tingkat yang baru."
Setelah itu, Presiden Yoon menekankan bahwa Arab Saudi merupakan mitra perdagangan pertama Korea di wilayah Timur Tengah sekaligus menjadi pemasok minyak mentah nomor satu untuk Korea.
Presiden Yoon menjelaskan, "Arab Saudi merupakan salah satu negara sahabat utama yang mendukung Korea di ranah internasional, termasuk PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa), terkait permasalahan Semenanjung Korea dan peluru kendali Korea Utara."
Presiden Yoon menuturkan, "Korea dan Arab Saudi sedang mendiversifikasi hubungan kerja sama dalam berbagai bidang. Apabila sebelumnya hubungan kerja sama antara kedua belah pihak hanya berada dalam bidang energi dan ekspor sumber daya, maka saat ini hubungan tersebut sudah berkembang menjadi hubungan kerja sama dalam bidang konstruksi pabrik dan pasokan hidrogen."
Presiden Yoon melanjutkan, "Banyak anak-anak muda Arab Saudi yang menyukai seni pertunjukan seperti K-pop dan drama Korea. Selain itu, lembaga pendidikan bahasa Korea bernama Institut Raja Sejong akhirnya dibuka untuk pertama kalinya di Arab Saudi pada bulan September 2022."
Presiden Yoon kemudian menilai, "Korea merupakan negara kerja sama utama untuk Visi 2030, sebuah strategi pengembangan negara milik Arab Saudi. Komite Visi 2030 Korea-Arab Saudi memegang peran krusial sebagai platform utama dalam kerja sama ekonomi kedua belah pihak."
Presiden Yoon kemudian menyebutkan mengenai kerja sama konstruksi dan infrastruktur yang salah satunya diwujudkan melalui pembangunan kantor pusat Kementerian Dalam Negeri di Kota Riyadh yang dibangun oleh Hyundai Engineering & Construction.
Presiden Yoon memprediksi, "Perusahaan-perusahaan Korea akan menjadi mitra yang baik ke depannya dalam pembangunan kota-kota baru Arab Saudi, seperti NEOM."
Presiden Yoon juga mengungkapkan mengenai tekad Korea dan Arab Saudi mengenai penguatan kerja sama dalam bidang netralitas karbon.
Presiden Yoon menyatakan, "Agar bisa mencapai era netralitas karbon ala Korea, kami telah mengajak Arab Saudi untuk memperluas penggunaan CFE (carbon free energy) berefisiensi tinggi, seperti pembangkit listrik bertenaga nulir atau hidrogen. Selain itu, kami juga mengajak untuk mengembangkan CCUS (Carbon dioxide Capture Utilization and Storage)."
"Arab Saudi memiliki kelebihan dalam produksi hidrogen berbasis energi terbarukan dan gas alam sehingga kami berharap bisa bekerja sama satu sama lain dalam merealisasikan ekonomi hidrogen," jelas Presiden Yoon.
Presiden Yoon menutup, "Arab Saudi telah menegaskan sudut pandang mereka di ranah internasional mengenai denuklirisasi. Oleh karena itu, Korea akan mengajak Arab Saudi untuk bekerja sama secara aktif dalam menghentikan pengembangan nuklir dan peluru kendali Korea Utara."
ess8@korea.kr