Kebijakan

2023.09.13

Presiden Yoon Suk Yeol menyampaikan pidato pada Rapat Kabinet ke-38 yang diselenggarakan pada tanggal 12 September di Kantor Kepresidenan Republik Korea, Yongsan, Seoul. (Kang Min Seok, Kantor Layanan Keamanan Presiden)

Presiden Yoon Suk Yeol menyampaikan pidato pada Rapat Kabinet ke-38 yang diselenggarakan pada tanggal 12 September di Kantor Kepresidenan Republik Korea, Yongsan, Seoul. (Kang Min Seok, Kantor Layanan Keamanan Presiden)



Penulis: Yoon Seungjin

Presiden Yoon Suk Yeol membagikan hasil kunjungan kenegaraannya ke Indonesia dan India pada rapat kabinet yang digelar pada tanggal 12 September di Kantor Kepresidenan Republik Korea, Yongsan, Seoul.

Presiden Yoon mengunjungi Indonesia pada tanggal 5-8 September untuk menghadiri KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) ASEAN. Presiden Yoon lalu mengunjungi India pada tanggal 8-11 September untuk menghadiri KTT G20.

Dalam rapat kabinet, Presiden Yoon mengungkapkan, "Kunjungan kenegaraan kali ini terdiri dari 33 buah pertemuan terkait diplomasi dan ekonomi yang di antaranya terdiri dari enam buah KTT multilateral dan 20 buah KTT bilateral."

Presiden Yoon menilai, "Indonesia sebagai ketua KTT ASEAN dan India sebagai ketua KTT G20 memiliki banyak penduduk berusia muda dan pasar berskala besar. Indonesia dan India merupakan negara mitra utama dalam Strategi Indo-Pasifik. Wilayah Indo-Pasifik merupakan pasar utama bagi perusahaan-perusahaan Korea."

Presiden Yoon menekankan, "Korea merupakan negara dengan ketergantungan asing tertinggi di dunia untuk bidang ekonominya. Oleh karena itu, lapangan kerja berkualitas tinggi dapat terwujud dan ekonomi dapat berputar apabila kita menganggap pasar internasional seperti ruang utama kita di rumah. Itulah yang menyebabkan penetrasi pasar asing dan ekspor sangat penting."

Presiden Yoon lalu membagikan hasil KTT Korea-Indonesia. "CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) antara Korea dan Indonesia telah mulai dilaksanakan pada awal tahun ini sehingga Korea dan Indonesia telah sepakat untuk memperluas perdagangan dan investasi antara keduanya. Selain itu, 22 buah MoU kerja sama juga telah disepakati dalam berbagai bidang, seperti barang tambang utama, mobil listrik, dan pembangkit listrik tenaga listrik," ungkap Presiden Yoon.

Terkait KTT Korea-Indonesia, Presiden Yoon menjelaskan, "Kami telah berdiskusi secara mendalam mengenai kerja sama investasi Korea dan Indonesia yang akan menjadi lebih luas dari sekadar kerja sama dalam bidang manufaktur tradisional, seperti mobil. Arah kerja sama yang didiskusikan adalah bidang industri manufaktur, digital, industri hijau, dan antariksa."

Presiden Yoon melanjutkan, "Dalam periode kunjungan kenegaraan ini, saya telah bertemu dengan Perdana Menteri Tiongkok, Li Qiang, dan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida. Kami telah mengemukakan keinginan kami untuk menyelenggarakan kembali KTT Korea, Tiongkok, dan Jepang. Sebagai negara ketua KTT Korea, Tiongkok, dan Jepang, maka Korea akan mendorong penyelenggaraan KTT tersebut dengan aktif."

Terkait dialog dengan PM Li Qiang di Jakarta, Presiden Yoon mengungkapkan, "Korea dan Tiongkok sama-sama mendukung keras multilateralisme dan perdagangan bebas sehingga kami sepakat untuk bekerja sama dalam membentuk tatanan dunia yang berbasis pada hal-hal tersebut."


scf2979@korea.kr

konten yang terkait