Kebijakan

2023.09.08

Presiden Yoon Suk Yeol menghadiri Korea-Indonesia Business Roundtable yang digelar pada sore hari tanggal 7 September (waktu setempat) di sebuah hotel di Jakarta, Indonesia. Saat itu 16 buah nota kesepahaman (MoU) dan surat kontrak berhasil ditandatangani. Foto di atas menunjukkan saat Korea-Indonesia Business Roundtable berlangsung. (Jeon Han)

Presiden Yoon Suk Yeol menghadiri Korea-Indonesia Business Roundtable yang digelar pada sore hari tanggal 7 September (waktu setempat) di sebuah hotel di Jakarta, Indonesia. Saat itu 16 buah nota kesepahaman (MoU) dan surat kontrak berhasil ditandatangani. Foto di atas menunjukkan saat Korea-Indonesia Business Roundtable berlangsung. (Jeon Han)



Penulis: Kim Seon Ah

Presiden Yoon Suk Yeol menghadiri Korea-Indonesia Business Roundtable yang digelar pada sore hari tanggal 7 September (waktu setempat) di sebuah hetel di Jakarta, Indonesia. Presiden Yoon sedang mengunjungi Jakarta, Indonesia untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Presiden Yoon mengevaluasi pencapaian kerja sama ekonomi kedua negara dan memaparkan strategi pengembangan kemitraan untuk 50 tahun ke depan. Karena hubungan diplomatik kedua negara merayakan hari jadinya yang ke-50 tahun ini, hal itu dimaknai sebagai tanda perencanaan untuk 50 tahun ke depan.

Presiden Yoon sangat memuji Indonesia dengan mengatakan, "Indonesia adalah mitra utama dalam KASI (Korea-ASEAN Solidarity Initiative) dan strategi Indo-Pasifik."

Presiden Yoon kemudian menjelaskan, "Indonesia, negara dengan perekonomian terbesar di ASEAN, adalah negara yang memiliki mineral utama dan mempunyai potensi besar untuk kerja sama dengan perusahaan-perusahaan Korea yang memimpin industri teknologi canggih seperti kendaraan listrik dan baterai."

Presiden Yoon juga menyebutkan, "Indonesia adalah mitra utama kami dalam merespons agenda global.Karena kedua negara dengan berani mengupayakan netralitas karbon, kami berharap kerja sama akan dimulai dengan sungguh-sungguh di bidang pembangkit listrik tenaga nuklir, seperti SMR untuk mengamankan dasar pasokan energi yang stabil sekaligus menanggapi krisis iklim dan masalah lingkungan hidup"

Presiden Yoon kemudian berkata, "Pertukaran dan solidaritas antar generasi masa depan adalah landasan bagi kerja sama dan pembangunan berkelanjutan antara kedua negara. Saya berharap pertukaran akan menjadi lebih aktif di berbagai bidang."

Pada hari itu, 19 pebisnis asal Korea, termasuk CEO Hyundai Motor Group, Chung Euisun, menghadiri Korea-Indonesia Business Roundtable. Dari pihak Indonesia, 17 orang pengusaha, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Pada Korea-Indonesia Business Roundtable ini, total 16 nota kesepahaman (MoU) dan kontrak ditandatangani di berbagai bidang seperti mineral inti, pembangkit listrik tenaga nuklir, mobilitas, pembangunan kota baru, kesehatan, dan ketenagalistrikan.

sofiakim218@korea.kr

konten yang terkait