Kebijakan

2023.03.17

Presiden Yoon Suk Yeol (kiri) dan Perdana Menteri Fumio Kishida (kanan) berjabat tangan sebelum memulai KTT Korea Jepang pada tanggal 16 Maret di kediaman resmi perdana menteri Jepang di Tokyo.

Presiden Yoon Suk Yeol (kiri) dan Perdana Menteri Fumio Kishida (kanan) berjabat tangan sebelum memulai KTT Korea Jepang pada tanggal 16 Maret di kediaman resmi perdana menteri Jepang di Tokyo.


Penulis: Kim Hyelin
Foto: Kantor Kepresidenan Republik Korea

Presiden Yoon Suk Yeol memberikan komentar terkait KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) Korea dan Jepang yang diselenggarakan pada tanggal 17 Maret. "Saya merasa bahwa awal baru hubungan antara Korea dan Jepang ini memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Korea dan Jepang. Kedua negara adalah negara bertetangga yang paling dekat dan berbagi nilai-nilai yang sama," ungkap Presiden Yoon.

Di akun Twitter-nya, Presiden Yoon menulis, "Saya datang sebagai Presiden Republik Korea pertama yang mengunjungi Jepang dalam 12 tahun terakhir. Saya sudah berdialog dengan PM Kishida."

Presiden Yoon melanjutkan, "Saya berharap kita semua bisa berusaha untuk maju bersama membentuk hubungan Korea-Jepang yang lebih cerah untuk generasi mendatang."

Sebelumnya, Presiden Yoon dan Perdana Menteri Fumio Kishida menyelenggarakan KTT Korea-Jepang pada tanggal 16 Maret. Mereka sepakat untuk memperbaiki hubungan antara Korea dan Jepang dalam bidang yang lebih luas, seperti keamanan, diplomasi, dan ekonomi.

Presiden Yoon Suk Yeol mengunjungi Jepang selama dua hari. KTT Korea dan Jepang berlangsung selama 85 menit pada tanggal 16 Maret di kediaman perdana menteri Jepang yang terletak di Tokyo.

Setelah KTT tersebut selesai, kedua pemimpin negara memberikan pengumuman masing-masing pada konferensi pers bersama.

Dalam pengumumannya, Presiden Yoon menyatakan, "Tahun ini adalah perayaan 25 tahun Deklarasi Kim Dae-jung Obuchi. Kita telah mewarisi semangat deklarasi tersebut dan mengatasi sejarah yang menyakitkan. Hal ini menjadi langkah pertama untuk membuka generasi baru hubungan kerja sama Korea dan Jepang."

Presiden Yoon juga memberikan pernyataan tambahan terkait hubungan Korea dan Jepang. "Selama ini, masyarakat Korea dan Jepang telah menjadi korban secara langsung maupun tidak langsung dari bekunya hubungan antara kedua negara. Pertemuan kali ini bermakna ajakan kepada kita semua untuk memulihkan secara lebih lanjut hubungan antara Korea dan Jepang," ungkap Presiden Yoon.

Presiden Yoon menekankan bahwa mereka telah sepakat untuk mempercepat diskusi terkait hubungan kerja sama dalam berbagai bidang, seperti keamanan, ekonomi, serta pertukaran SDM (sumber daya manusia) dan kebudayaan. Khususnya, Presiden Yoon mengungkapkan bahwa Dialog Keamanan dan Ekonomi Korea-Jepang akan dibentuk dengan NSC (National Security Council).

Presiden Yoon juga mengumumkan hal mengenai masalah kompensasi korban kerja paksa pada Masa Penjajahan Jepang. "Pemerintah kami telah membentuk dasar agar kami bisa berdiskusi dengan penuh sesuai dengan arah perkembangan berorientasi masa depan sesuai dengan pengumuman penyelesaian masalah tersebut. Tidak ada acara terkait hak ganti rugi (mengenai perusahaan Jepang yang didakwa," jelas Presiden Yoon.

PM Kishida menilai kunjungan Presiden Yoon kali ini melalui pengumumannya secara terpisah. "Ini merupakan langkah besar dalam normalisasi hubungan Korea dan Jepang. Pemerintah Jepang secara keseluruhan memberikan posisi melalui sudut pandang sejarah, termasuk Deklarasi Bersama Korea-Jepang (Deklarasi Kim Dae-jung Obuchi) yang diumumkan pada Oktober 1998."

PM Kishida juga menyampaikan harapannya terkait pengumuman Korea mengenai penyelesaian masalah pekerja paksa pada Masa Penjajahan Jepang. "Kami berharap pertukaran Korea dan Jepang akan berkembang dalam bidang politik, ekonomi, dan budaya."

Setelah KTT selesai, kedua pemimpin makan malam bersama di sebuah restoran sukiyaki yang terletak di jalan utama Ginza, Tokyo.

Presiden Yoon dan Ibu Negara Kim Keon Hee tiba di Restoran Yoshizawa pada pukul 19:40 tanggal 16 Maret. Restoran tersebut merupakan restoran sukiyaki yang terkenal di Tokyo. Hal ini disampaikan melalui pengarahan tertulis oleh Juru Bicara Kntor Kepresidenan, Lee Do-woon.

PM Kishida yang sampai lebih dahulu di restoran, menyambut Presiden Yoon dan Ibu Kim di pintu masuk. Lalu mereka dan Ibu Yuko Kishida berfoto bersama. Ibu Yuko Kishida merupakan istri PM Kishida.

Setelah itu, keempatnya melepas alas kaki yang mereka pakai, lalu masuk ke dalam ruangan untuk makan malam. Juru Bicara Lee menyampaikan bahwa empat orang juru bahasa sudah siap di dalam ruangan horigotatsu, ruang tradisional khas Jepang.


Presiden Yoon Suk Yeol (kedua dari kiri) dan Ibu Negara Kim Keon Hee (paling kiri) menghadiri jamuan makan malam bersama dengan pasangan PM Fumio Kishida dan Ibu Yuko Kishida pada tanggal 16 Maret di sebuah restoran sukiyaki di Ginza, Tokyo.

Presiden Yoon Suk Yeol (kedua dari kiri) dan Ibu Negara Kim Keon Hee (paling kiri) menghadiri jamuan makan malam bersama dengan pasangan PM Fumio Kishida dan Ibu Yuko Kishida pada tanggal 16 Maret di sebuah restoran sukiyaki di Ginza, Tokyo.


Setelah KTT berlangsung, berbagai pengumuman terkait hasil KTT diberikan. Beberapa di antaranya adalah pencabutan pembatasan ekspor oleh Jepang, penarikan gugatan Korea ke WTO (Organisasi Perdagangan Dunia), serta pembentukan Dana Kemitraan Masa Depan Korea dan Jepang untuk mendorong perekonomian Korea dan Jepang.


kimhyelin211@korea.kr


konten yang terkait