Presiden Yoon Suk Yeol (kelima dari kiri) melakukan pertemuan dengan Presiden William Ruto (kelima dari kanan) pada tanggal 23 November di Kantor Kepresidenan Yongsan, Seoul.
Penulis: Xu Aiying
Foto: Kantor Kepresidenan Republik Korea
Presiden Yoon Suk Yeol melakukan pertemuan resmi dengan Presiden Kenya, William Ruto yang sedang berkunjung ke Korea Selatan. Pertemuan itu diselenggarakan pada tanggal 23 November di Kantor Kepresidenan Yongsan, Seoul. Kedua pemimpin bertukar pendapat mengenai rencana penguatan kerja sama dan pertukaran antara kedua negara.
Presiden Yoon menyambut kunjungan Presiden Ruto ke Korsel karena ini merupakan kunjungan pertama Presiden Kenya ke Korsel dalam 32 tahun. Presiden Ruto bahkan memilih Korsel sebagai negara Asia pertama yang ia kunjungi setelah dilantik menjadi presiden dua bulan lalu.
Presiden Yoon berkata, "Saya harap kunjungan Anda dapat membawa kerja sama bilateral kita semakin meluas ke dalam berbagai bidang."
Presiden Yoon memohon kepada Presiden Ruto agar bisa membawa perusahaan-perusahaan Korsel masuk lebih aktif lagi ke dalam industri energi dan pertahanan Kenya. "Kami bisa memberikan kontribusi bagi perkembangan keamanan pangan Kenya melalui jenis padi baru yang kami kembangkan," ungkap Presiden Yoon.
Presiden Yoon menyatakan, "Pemerintah akan membantu perusahaan-perusahaan Korea sebaik mungkin agar bisa bekerja sama dan berkontribusi lebih baik lagi demi perkembangan Kenya sebagai pintu perekonomian Afrika Timur."
Presiden Yoon lalu meminta kepada Presiden Yoon untuk mendukung Korsel dalam pemilihan anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB serta
bidding Busan World Expo 2030.
Presiden Ruto menjawab, "Kenya saat ini bergantung 93% pada energi terbarukan sehingga kami sangat tertarik untuk mencari sumber energi terbarukan yang lain. Oleh karena itu, kami berharap bisa berunding dengan Korea untuk membicarakan hal ini."
Presiden Ruto melanjutkan, "Kami ingin memperkenalkan sistem transportasi cerdas dan sistem transfer bus Korea ke Nairobi (ibu kota Kenya). Kami juga meminta kerja sama dan perhatian Korea untuk mengembangkan sumber daya manusia dalam bidang kesehatan dan ilmu pengetahuan. Terakhir, kami berharap kami bisa mengembangkan ekspor hasil pertanian Kenya ke Korea."
Presiden Yoon dan Presiden Ruto hadir dalam penandatanganan "Kontrak Dasar Pinjaman Satu Miliar Dolar EDCF Tahun 2022-2026" yang diselenggarakan pada tanggal 23 November di Kantor Kepresidenan Yongsan, Seoul. Menteri keuangan dari kedua belah pihak menandatangani surat kontrak tersebut, yaitu Menteri Choo Kyung-ho (kedua dari kanan) dan Menteri Njuguna Ndung'u (kedua dari kiri).
Setelah menyelesaikan pertemuan resmi tersebut, Korsel dan Kenya menandatangani "Kontrak Dasar Pinjaman Satu Miliar Dolar EDCF (Dana Kerja Sama Pembangunan Ekonomi) Tahun 2022-2026."
ECDF adalah dana pinjaman pemerintah yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1987 untuk mendorong kerja sama ekonomi antara negara-negara berkembang yang membutuhkan bantuan untuk menstabilkan ekonomi dan mengembangkan industrinya.
Berdasarkan kontrak baru yang ditandatangani tersebut, batas pinjaman Kenya naik dari 300 juta dolar pada tahun 2018-2020 menjadi satu miliar dolar untuk tahun 2022-2026.
Pemerintah Korsel berharap bisa meningkatkan kerja sama dalam bidang modernisasi industri pertanian serta menjawab tantangan perubahan iklim. Selain itu, pemerintah juga berharap perusahaan-perusahaan Korsel juga bisa masuk ke dalam Kenya.
xuaiy@korea.kr