Penulis: Lee Da Som
Korea mengirim 100 ribu ton beras untuk membantu para pengungsi dan masyarakat rentan di 11 negara yang sedang mengalami krisis pangan.
Kementerian Pertanian, Pangan, dan Peternakan menggelar upacara peringatan tahun pertama perluasan skala bantuan pangan pada tanggal 17 April di Pelabuhan Gunsanhang, Provinsi Jeollabuk. Program bantuan pangan ini diselenggarakan melalui WFP (Program Pangan Dunia).
Korea telah tergabung dalam Konvensi Bantuan Pangan PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) sejak tahun 2018 dan telah mengirim 50 ribu ton beras setiap tahunnya ke lima negara.
Mulai tahun ini, Korea menambah negara tujuan baru, seperti Bangladesh, Mozambik, dan Sierra Leone. Sebanyak 100 ribu ton beras bantuan akan dikirim ke sebelas negara.
15 ribu ton beras yang dikapalkan di Pelabuhan Gunsanhang pada hari tersebut akan dikirim kepada Pengungsi Rohingya yang ada di wilayah Cox's Bazar dan Bhasan Char di Bangladesh sejak bulan Agustus mendatang.
Sebanyak 85 ribu ton beras sisanya akan dikapalkan di Pelabuhan Mokpo, Ulsan, dan Busan hingga bulan Juni mendatang lalu dikirimkan ke sebelas negara tujuan.
Menteri Pertanian, Pangan, dan Peternakan, Song Mi-ryung berkata, "Korea menjadi negara satu-satunya di dunia yang mampu berkembang dari negara penerima bantuan pangan menjadi negara donor dalam 50 tahun. Korea akan berusaha sebaik mungkin untuk berperan di dunia melalui pengembangan proyek K-rice belt, bukan hanya sebagai negara donor saja."
Kementerian saat ini sedang melaksanakan proyek K-Rice belt di beberapa negara di Afrika dengan menyediakan bibit-bibit unggulan agar bisa meningkatkan produksi pangan di negara-negara tersebut.
dlektha0319@korea.kr