Wisata medis Korea yang sempat lesu akibat COVID-19 kini bangkit kembali.
Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan mengumumkan pada tanggal 24 April bahwa jumlah pasien asing yang mengunjungi Korea tahun lalu adalah 248 ribu orang. Angka tersebut meningkat 70,1% dibandingkan tahun 2021.
Jumlah orang asing yang mengunjungi Korea untuk berobat terus meningkat sejak 2009 dan mencapai rekor tertinggi 497 ribu orang pada 2019.
Pada tahun lalu, para pasien asing dari 192 negara mengunjungi rumah sakit Korea. Dari kewarganegaraan pasien asing tahun 2022, pasien asal Amerika Serikat (17,8%) dan Tiongkok (17,7%) adalah yang paling banyak mengunjungi rumah sakit Korea. Jumlah pasien asing tersebut diikuti oleh Jepang (8,8%), Thailand (8,2%), dan Vietnam (5,9%).
Jumlah pasien asal AS dan Tiongkok yang mengunjungi Korea masing-masing meningkat sebesar 52,6% dan 56,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah pasien Jepang yang mengunjungi klinik bedah plastik dan dermatologi di Korea telah meningkat lebih dari enam kali lipat dalam setahun.
Jenis pengobatan yang dicari oleh para pasien asing tersebut meliputi pengobatan penyakit dalam terpadu meliputi pengobatan penyakit dalam umum, pengobatan infeksi, dan pengobatan keluarga menempati urutan tertinggi sebesar 22,3% dari seluruh departemen medis. Setelag itu, klinik bedah plastik (15,8%), dermatologi (12,3%), dan pusat pemeriksaan (6,6%) mengikuti di belakangnya. Dibandingkan tahun 2021, jumlah pasien asing yang mengunjungi dermatologi (201%) dan operasi plastik (177,7%) meningkat tajam.
Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan menjelaskan, "Peningkatan jumlah pasien yang mengunjungi klinik bedah plastik dan dermatologi diidentifikasi sebagai alasan utama peningkatan jumlah pasien asing."
Jung Eun-Young, direktur jenderal kebijakan industri kesehatan di Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan, berkata, "Bisnis pasien asing memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi sesuai dengan meningkatnya permintaan medis global dan merupakan bisnis penting yang bisa meningkatkan status ekonomi nasional. Selain itu, industri medis juga bisa memiliki nilai tambah melalui kerja sama dengan industri lain, seperti industri pariwisata. Berdasarkan daya saing internasional perawatan medis Korea yang tinggi, pemerintah akan melanjutkan upaya agar Korea bisa menjadi pusat pariwisata medis Asia."