Penulis: Yoon Sojung
Foto: Badan Administrasi Pengembangan Pertanian
Korea telah sukses mengembangkan teknologi induksi kalus dengan hasil yang memiliki kandungan aroma yang sama dengan mawar asli.
Badan Administrasi Pengembangan Pertanian mengungkapkan pada tanggal 4 Mei 2024 bahwa upaya peneliti Korea telah berhasil menginduksi kalus dengan hasil mawar yang memiliki kandungan aroma yang sama dengan mawar asli. Ini adalah hasil kalus mawar pertama di dunia.
Kalus disebut juga sebagai 'sel induk tumbuhan' dan merupakan jaringan yang terbentuk di bagian saat tanaman terluka. Kalus mengandung zat bioaktif konsentrasi tinggi. Induksi kalus merupakan bagian dari strategi kultur jaringan untuk memperbanyak sel tersebut secara massal.
Saat menggunakan tumbuhan sebagai bahan kosmetik, kalus dapat digunakan untuk memperbanyak bahan-bahan dalam jumlah banyak sekaligus meminimalkan dampak lingkungan selama proses budidaya.
Pasar kosmetik Korea saat ini bergantung pada impor untuk lebih dari 80% bahan baku. Oleh karena itu, diperlukan perluasan produksi bahan baku Korea untuk memperkuat daya saing.
Menanggapi kebutuhan tersebut,Badan Administrasi Pengembangan Pertanian memulai penelitian untuk mengembangkan teknologi materialisasi kosmetik menggunakan varietas mawar Korea dengan aroma yang unggul.
Penelitian tersebut dilakukan bersama dengan BIO-FD&C, sebuah perusahaan yang mengembangkan dan menjual ekstrak kalus sebagai bahan makanan, obat-obatan, dan kosmetik.
Tim peneliti menciptakan kondisi untuk menginduksi kalus dengan mendisinfeksi kelopak bunga dengan larutan khusus, lalu menambahkan zat pengatur produksi.
Berdasarkan kondisi ini, kalus dari mawar '15R12-2' Korea yang memiliki aroma menyegarkan, telah diinduksi. Hasilnya, kalus tersebut mempertahankan aroma yang sama dengan kelopak bunga sebenarnya.
Ini adalah kali pertama di dunia untuk pengembangan kultur sel yang mampu mempertahankan aroma mawar asli di kelopaknya. Hasil ini telah mampu mendapatkan pengakuan dari dunia akademis setelah diterbitkan di jurnal internasional bernama Plants pada bulan Desember 2023.
Sehubungan dengan hal ini, Institut Nasional Ilmu Hortikultura dan Ilmu Herbal di bawah Badan Administrasi Pengembangan Pertanian telah memperbanyak 12 jenis kalus serta menyimpannya di Institut Penelitian Korea untuk Biosains dan Bioteknologi agar bisa digunakan sebagai sumber daya hayati.
Di sisi lain, dua jenis kalus kelopak yang telah menyelesaikan analisis untuk efektivitas perlindungan kulit, telah diajukan untuk dipatenkan dengan BioFD&C sebagai bahan kosmetik.
Kepala Divisi Penelitian Florikultura di Institut Nasional untuk Hortikultura dan Ilmu Herbal, Lee Young Ran berkata, "Kami akan terus memperluas skala industri florikultura Korea, dengan meneliti tak hanya bunga mawar saja, tetapi juga bunga-bunga Korea lainnya."