Wartawan Kehormatan

2025.12.01

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Mutiara Syahadati dari Indonesia
Foto: Mutiara Syahadati

Diplomasi publik melibatkan interaksi antara pemerintah suatu negara dengan masyarakat internasional secara langsung yang bertujuan untuk dapat membangun pemahaman, memperkuat hubungan, dan mempromosikan kepentingan nasional.

Melalui dialog terbuka dan beragam kegiatan yang melibatkan publik, hubungan yang lebih kuat di tingkat global pun diharapkan dapat lebih berkembang.

Dialog Diplomasi Publik Korea-Indonesia digelar pada tanggal 25 November 2025 di Jakarta.

Dialog Diplomasi Publik Korea-Indonesia digelar pada tanggal 25 November 2025 di Jakarta.


Kedutaan Besar Republik Korea bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia dan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) menyelenggarakan Dialog Diplomasi Publik Korea-Indonesia pada tanggal 25 November 2025 di Jakarta.

Forum tersebut menjadi wadah untuk berdiskusi mengenai produk-produk yang terinspirasi dari budaya tradisional dan modern dari masing-masing negara.

Wakil Duta Besar Korea, Park Soo-deok, membuka acara dengan menyampaikan bahwa forum tersebut dapat mengeksplorasi kerja sama baru untuk mempromosikan budaya dan ekonomi kreatif.

Dialog Diplomasi Publik Korea-Indonesia diselenggarakan dalam dua sesi, yaitu sesi pertama dengan tema "Penguatan Diplomasi Publik Dua Arah dengan Fokus pada Perluasan Partisipasi Generasi Muda" serta sesi kedua dengan tema "Eksplorasi Strategi Pembangunan Ekosistem untuk Penciptaan Nilai Merek dan Ekspansi Pasar Produk Budaya."

Lee Kyeongmook dari Jeonbuk National University memaparkan materi terkait Strategi Penguatan Diplomasi Publik Dua Arah dalam Dialog Diplomasi Publik Korea-Indonesia yang digelar pada tanggal 25 November 2025 di Jakarta.

Lee Kyeongmook dari Jeonbuk National University memaparkan materi terkait "Strategi Penguatan Diplomasi Publik Dua Arah" dalam Dialog Diplomasi Publik Korea-Indonesia yang digelar pada tanggal 25 November 2025 di Jakarta.


Sesi pertama menghadirkan narasumber dari Jeonbuk National University, yaitu Lee Kyeongmook. Ia menyebutkan bahwa generasi muda merupakan 'kunci' diplomasi publik karena mampu melakukan pendekatan yang menyenangkan untuk menjalankan diplomasi publik dua arah.

Generasi muda sebagai penengah budaya dan pengguna teknologi digital bisa bebas melakukan pertukaran lewat media sosial dan berbagi pengalamannya secara bebas. Generasi muda Korea maupun Indonesia bisa saling bertukar peran dengan mempelajari dan menyebarkan budaya dari masing-masing negara.

Salah satu bentuk diplomasi publik yang secara nyata dijalankan adalah kelas bahasa Korea di Indonesia dan kelas bahasa Indonesia di Korea serta pertukaran pelajar Korea-Indonesia.

Selain itu, atlet olahraga Indonesia pun bermain di liga Korea dan pelatih asal Korea pun melatih klub olahraga di Indonesia.

Rafliansyah dari SiPalingHI! Media memaparkan materi dalam Dialog Diplomasi Publik Korea-Indonesia yang digelar pada tanggal 25 November 2025 di Jakarta.

Rafliansyah dari SiPalingHI! Media memaparkan materi dalam Dialog Diplomasi Publik Korea-Indonesia yang digelar pada tanggal 25 November 2025 di Jakarta.


Hal tersebut juga selaras dengan pernyataan narasumber dari Indonesia, yaitu Rafliansyah selaku Redaktur Senior SiPalingHi!Media.

Rafliansyah menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang membuat generasi muda mampu melakukan diplomasi dua arah, yaitu dengan pemanfaatan sosial media dengan efektif, kemampuanmenjadi pemimpin muda, dan beragam peran yang melibatkan generasi.

"Masa depan diplomasi bergantung pada para pemuda yang memiliki pengetahuan, terlibat secara aktif, dan diberi kepercayaan," imbuhnya.

Kim Mi Kyung dari Yayasan Museum Nasional Korea memaparkan materi terkait Rekonstruksi Pengalaman Museum, Perubahan Budaya Museum, dan MU:DS dalam Dialog Diplomasi Publik Korea-Indonesia yang digelar pada tanggal 25 November 2025 di Jakarta.

Kim Mi Kyung dari Yayasan Museum Nasional Korea memaparkan materi terkait "Rekonstruksi Pengalaman Museum, Perubahan Budaya Museum, dan MU:DS" dalam Dialog Diplomasi Publik Korea-Indonesia yang digelar pada tanggal 25 November 2025 di Jakarta.


Sesi kedua dibawakan oleh narasumber yang berasal dari Yayasan Museum Nasional Korea, yaitu Kim Mi Kyung. Ia pun mengakui keberadaan generasi muda sebagai inspirasi dalam strategi pengembangan merek.

Dalam presentasinya, Kim mengatakan bahwa salah satu yang membuat Museum Nasional Korea populer adalah merchandise museum yang melibatkan generasi muda sebagai identitas untuk produknya.

Dengan melibatkan generasi muda, Museum Nasional Korea berhasil mendapatkan pencapaian luar biasa pada penjualan produk. Selain itu, produk tersebut meningkatkan kesadaran di antara generasi muda mengenai aset budaya, meningkatkan pengunjung museum, dan berpotensi memperluas aset budaya sebagai konten modern.

251201_Diplomasi Publik_5

Dua jenis produk merchandise dari Museum Nasional Korea yang dipamerkan dalam Dialog Diplomasi Publik Korea-Indonesia pada tanggal 25 November 2025 di Jakarta.


Dua jenis produk yang dibawa Kim untuk diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia adalah pin 'tiger & magpie' dan pulpen 'gat'. Pin tersebut dibuat melalui inspirasi dari lukisan tradisional Hojakdo dan pulpen tersebut dari topi tradisional yang dikenakan oleh para pria pada masa Dinasti Joseon (1392-1910).

Kedua produk tersebut menjadi sangat popular berkat film animasi K-Pop Demon Hunters sehingga permintaan produk itu meningkat. Hal tersebut memperlihatkan bahwa interpretasi modern terhadap terhadap budaya tradisional mampu membuat generasi muda tertarik.


margareth@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.

konten yang terkait