Penulis: Wartawan Kehormatan Hurum Maqshuro dari Indonesia
Foto: Hurum Maqshuro
Kuil Beomeosa terletak di kaki Gunung Geumjeongsan, Geumjeong-gu, Busan. Kuil ini merupakan kuil terbesar ketiga di kawasan Yeongnam setelah Kuil Haeinsa dan Tongdosa.
Pengunjung harus menaiki anak tangga untuk memasuki Kawasan Kuil Beomeosa.
Dibangun pada masa pemerintahan Raja Munmu dari Dinasti Silla (57 SM s/d 935 M), Kuil Beomeosa kemudian dikenal sebagai salah satu kuil Buddha yang secara historis telah membina banyak biksu.
Pemandangan khas musim gugur dapat dinikmati dari atas Kuil Beomeosa.
Kuil Beomeosa merupakan tempat yang paling tepat untuk menikmati musim gugur karena pemandangan dedaunan yang berubah warna ditambah udara yang mulai sejuk dan suasananya yang tenang sehingga menjadikannya destinasi yang populer di musim gugur.
Penulis mengunjungi Kuil Beomeosa pada pertengahan bulan November2025. Setelah turun di Stasiun Beomeosa, penulis melanjutkan perjalanan dengan menaiki bus menuju kawasan kuil. Dari halte, penulis berjalan menuju Gerbang Jogyemun.
Gerbang Jogyemun menjadi gerbang utama memasuki kawasan Kuil Beomeosa.
Gerbang Jogyemun memiliki fungsi sebagai Gerbang Iljumun, yaitu gerbang rendah yang hanya dapat dilewati dengan membungkuk. Gerbang ini memiliki simbol bahwa setiap pengunjung harus rendah hati.
Gerbang Jogyemun memiliki perpaduan pilar batu dan pilar kayu yang memperlihatkan gaya arsitektur khas pertengahan Dinasti Joseon (1392-1910 M). Arsitektur ini memiliki nilai penting dalam kajian bangunan kayu di Korea pada masa lampau.
Pemandangan aula utama Kuil Beomeosa.
Daeungjeon adalah aula utama di Kuil Beomeosa. Di aula ini terdapat patung utama Buddha dan menjadi pusat kegiatan ibadah di kuil. Aula ini ditetapkan sebagai Harta Nasional Korea nomor 434. Tangga podium pada aula ini memiliki perpaduan pola dari periode kerajaan Silla dipadu dengan gaya akhir Dinasti Joseon.
Pagoda Batu Tiga Lantai di Kuil Beomeosa yang berada di pelataran utama kuil ini.
Penulis juga melihat Pagoda Batu Tiga Lantai di Kuil Beomeosa yang juga merupakan Harta Nasional Korea nomor 250. Pagoda ini menyimpan jejak-jejak periode Silla Bersatu.
Pagoda tersebut memiliki atap-atap batu yang tipis dan datar tersusun horizontal sehingga menghadirkan kesan yang stabil sekaligus menampilkan keindahan khas Dinasti Silla.
Pagoda Batu Tujuh memiliki latar pemandangan yang sangat indah di musim gugur.
Pada bagian depan juga terdapat Pagoda Batu Tujuh Lantai di Beomeosa yang merupakan tambahan yang relatif baru dan menyimpan sari Buddha. Empat sudut dasar pagoda dijaga oleh patung batu Empat Raja Surgawi.
Selain itu terdapat Museum Beomeosa yang terletak di belakang pagoda tersebut. Namun, sayangnya pengunjung tidak bisa memasuki area dalam museum karena tutup untuk beberapa waktu.
Pengunjung bisa meminum air suci yang mengalir langsung dari gunung. Baik pengunjung lokal maupun wisatawan asing, berbaris untuk meminum air suci ini.
Di belakang aula utama, tersedia juga tempat air minum atau air suci di kuil. Air mengalir melalui pipa bambu dari sumber mata air alami. Para pengunjung menggunakan sendok kecil untuk mengambil air dan meminumnya.
Prasasti yang terletak di dalam Kuil Beomeosa mencatat sejarah penting kuil, riwayat biksu terkemuka, atau peristiwa penting lainnya terkait kuil.
Menuju arah keluar kawasan Kuil Beomeosa, penulis melihat batu prasasti dengan patung kura-kura. Biseok merupakan sekelompok prasasti batu yang didirikan di atas alas batu berbentuk kura-kura yang dalam budaya Asia Timur melambangkan umur panjang dan keabadian. Prasasti-prasasti ini terdiri dari catatan sejarah penting kuil, riwayat biksu terkemuka, atau peristiwa penting lainnya.
Kuil Beomeosa juga menyediakan program Temple Stay. Peserta yang ingin mengikuti harus mendaftarkan diri terlebih dahulu untuk mengikuti program ini.
Mengunjungi Kuil Beomeosa di musim gugur memberikan kesan tenang dan cocok menjadi tempat melepas penat kehidupan sehari-hari. Udara yang sejuk, pemandangan danpung atau daun-daun musim gugur yang berubah warna kemerahan, menyempurnakan pesona dan suasana musim gugur.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.