Penulis: Wartawan Kehormatan Mutiara Syahadati dari Indonesia
Foto: Mutiara Syahadati

Menjelang musim dingin, Korea memiliki sebuah tradisi tahunan yang berkaitan dengan kimci, yaitu tradisi kimjang. Tradisi yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO ini merupakan kegiatan membuat kimci dalam jumlah besar oleh masyarakat untuk mempersiapkan kedatangan musim dingin. Tradisi ini berkaitan erat dengan budaya sosial Korea yang membangun solidaritas dengan saling berbagi.

K-Food Workshop: Pengalaman Budaya Kimjang diselenggarakan pada tanggal 20 November 2025 di Artotel Gelora Senayan Jakarta untuk menyambut peringatan Hari Kimci.

Tanggal 22 November diperingati sebagai Hari Kimci Sedunia sehingga Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) pun menyambutnya dengan mengadakan K-Food Workshop bertajuk bertajuk "Pengalaman Budaya Kimjang, Hangatnya Kebersamaan." Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis (20/11/2025) di Astaka Ballroom, Artotel Gelora Senayan, Jakarta.

Juru masak Jo Ardis mengisi acara K-Food Workshop: Pengalaman Budaya Kimjang pada hari Kamis (20/11/2025) di Astaka Ballroom, Artotel Gelora Senayan, Jakarta.

KCCI pun mengundang juru masak profesional Indonesia, yaitu Jo Ardis. Ia berpengalaman berkreasi dalam kuliner Asia, salah satunya nasi goreng kimci. Ia memadu acara lokakarya tersebut dengan menyampaikan latar belakang budaya kimjang lalu dilanjutkan dengan demo membuat kimci dengan bahan-bahan yang sudah disediakan.

Berbagai jenis kimci dipamerkan dalam acara K-Food Workshop: Pengalaman Budaya Kimjang pada hari Kamis (20/11/2025) di Astaka Ballroom, Artotel Gelora Senayan, Jakarta.

Beragam kimci yang dipamerkan dalam lokakarya tersebut antara lain adalah yeolmu kimci yang dibuat dari daun lobak muda, buchu kimci yang dibuat dari daun kucai, dan kkakdugi yang dibuat dari lobak.

Jo memimpin demo pembuatan kimci dalam lokakarya dengan menggunakan sawi putih sebagai bahan utamanya.

Penulis (kanan) dan peserta lain membuat kimci dengan bahan utama sawi putih, bumbu merah, dan bubuk cabai.

Para peserta yang hadir dalam lokakarya dikelompokkan menjadi beberapa tim untuk memulai pengalaman kimjang.

Jo mengawali kegiatan dengan menjelaskan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kimci, yaitu sawi putih yang sudah direndam air garam, daun bawang dan lobak yang sudah dipotong, bumbu merah, serta bubuk cabai.

Seluruh bahan tersebut lalu dicampur bersama dengan bumbu merah yang merupakan bumbu olahan dari cabai, air, daun bawang, bawang bombai, pir, dan apel yang telah dihaluskan dan difermentasi.

Bumbu merah tersebut dioleskan secara merata di setiap sisi daun sawi dari batang hingga ujungnya. Bubuk cabai pun bisa ditambahkan sesuai selera. Selain itu, sawi tersebut dapat digulung agar bumbu dapat merata dan meresap lebih baik sehingga dapat terfermentasi dengan sempurna.

Lokakarya berakhir dengan pembagian kimci yang sudah diolah kepada para peserta. Para peserta pun menjadi lebih mengenal kimci dan budaya kimjang secara lebih mendalam.

Seluruh peserta berfoto bersama setelah acara K-Food Workshop: Pengalaman Budaya Kimjang pada hari Kamis (20/11/2025) di Astaka Ballroom, Artotel Gelora Senayan, Jakarta.

Melalui lokakarya kimjang ini, penulis tidak hanya mendapatkan pengalaman membuat kimci saja, tetap juga merasakan hangatnya budaya kimjang yang erat dalam kerja sama dan solidaritas.


margareth@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.