Penulis: Wartawan Kehormatan Hurum Maqshuro dari Indonesia
Foto: Hurum Maqshuro
Chuseok merupakan salah satu perayaan terpenting dalam budaya Korea. Chuseok adalah festival panen dan hari penghormatan kepada leluhur yang dirayakan setiap tanggal 15 bulan ke-8 dalam kalender lunar. Pada tahun 2025, Chuseok jatuh pada tanggal 6 Oktober.
Penulis berfoto di salah satu stan 2025 PNU K-Festival.
2025 PNU K-Festival yang diselenggarakan di Universitas Nasional Pusan pada tanggal 2 Oktober 2025 bertujuan untuk memperkenalkan budaya tradisional Korea kepada mahasiswa internasional.
Melalui berbagai kegiatan, seperti stan permainan tradisional, lomba menulis puisi, hingga stan untuk mencicipi songpyeon, mahasiswa internasional dapat merasakan langsung keseruan dalam merayakan perayan Chuseok.
Stan permainan tuho ramai dikunjungi mahasiswa internasional yang mencoba bermain tuho dengan kesempatan lima buah panah dalam satu kesempatan permainan.
Stan pertama yang penulis kunjungi adalah permainan ttakji dan tuho. Ttakji adalah permainan tradisional Korea yang menggunakan dua potongan kertas lipat berbentuk persegi. Pemain berusaha membalikkan ttakji milik lawan dengan melemparkan ttakji miliknya dengan kuat ke arah bawah.
Sementara itu, tuho adalah permainan melempar batang kayu kecil ke dalam wadah atau tabung dari jarak tertentu. Kedua permainan ini tampak sederhana, tetapi memerlukan ketepatan, strategi, dan sedikit keberuntungan.
Peserta yang menyelesaikan setiap misi permainan akan memperoleh cap pada kupon yang disediakan. Apabila seluruh cap telah terkumpul, kupon tersebut dapat ditukarkan dengan hadiah.
Penulis mencoba bermain permainan gonggi.
Setelah menyelesaikan permainan tuho dan ttakji, penulis melanjutkan ke stan berikutnya, yaitu permainan gonggi. Gonggi adalah permainan tradisional Korea yang menggunakan lima buah biji kecil yang terbuat dari plastik warna-warni. Pemain melempar satu biji ke udara, mengambil biji lainnya dari tanah, dan menangkap biji yang dilempar tadi sebelum jatuh.
Teman penulis mencoba memainkan jegichagi.
Untuk permainan berikutnya, penulis mencoba jegichagi, yaitu sebuah yang dimainkan dengan menendang benda kecil berbentuk koin yang dibungkus kertas atau kain dan diberi rumbai agar bisa melayang lebih lama. Tujuannya adalah menjaga benda kecil bernama jegi tersebut agar tidak jatuh ke tanah.
Seniman kaligrafi menuliskan kalimat, "Keajaiban adalah nama lain dari usaha," yang merupakan kutipan kata mutiara dari drama Korea To The Beautiful You di tahun 2012.
Selain itu, terdapat pula stan kaligrafi hangeul. Di sini para mahasiswa internasional dapat menuliskan kalimat yang diinginkan dalam bentuk kaligrafi, mulai dari nama, kalimat motivasi, hingga sepenggal lirik lagu favorit. Karena tidak semua mahasiswa internasional bisa menulis hangeul, stan ini juga menghadirkan seniman kaligrafi yang akan menuliskan kalimat tersebut dengan indah.
Penulis menuliskan kalimat bahasa Korea yang berarti, "Keajaiban adalah nama lain dari usaha," dalam bahasa Indonesia.
Penulis dan teman penulis mencoba mengikuti lomba menulis puisi "Geulssigi Munjang" karya Yoon Dong-ju.
Setelah itu, penulis menuju stan terakhir, yaitu lomba menulis puisi. Lomba ini mengajak peserta untuk menulis kembali puisi Yoon Dong-ju yang berjudul "Geulssigi Munjang" yang berarti "Tulisan dan Kalimat."
Para peserta menulis ulang puisi tersebut dengan gaya masing-masing. Pemenang lomba mendapatkan hadiah berupa uang tunai.
Penulis mendapatkan seongpyeon dan pembatas buku dengan motif tradisional Korea.
Setelah menyelesaikan semua stan, kupon yang telah dicap dapat ditukarkan dengan hadiah berupa pembatas buku bermotif tradisional dan songpyeon.
Kegiatan ini sangat menarik, terutama bagi mahasiswa internasional yang baru pertama kali mencobanya. Acara seperti ini menunjukkan betapa efektifnya festival yang diadakan universitas dalam mengenalkan budaya Korea kepada mahasiswa internasional.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.