Penulis: Wartawan Kehormatan Hanum Nur Aprilia dari Indonesia
Foto: Hanum Nur Aprilia
Di dalam kawasan Museum Nasional Chuncheon, terdapat sebuah ruang unik yang dirancang khusus untuk anak-anak, yakni Museum Anak Chuncheon. Tempat ini menawarkan pengalaman belajar yang tidak hanya berfokus pada sejarah dan budaya, tetapi juga membantu anak-anak mengenal dan memahami perasaan mereka sendiri.
Museum Anak yang terletak di kawasan Museum Nasional Chuncheon di Provinsi Gangwon merupakan tempat edukasi interaktif yang memperkenalkan warisan budaya kepada anak-anak.
Ciri khas museum ini terletak pada empat maskotnya, yaitu Ppumppumi, Ssingssingi, Chokchogi, dan Ssikssigi. Keempatnya menyerupai bentuk dan ekspresi Nahan, patung yang ditemukan di Kuil Changnyeongsa yang terletak di Yeongwol-gun, Provinsi Gangwon. Nahan dikenal dengan ekspresi wajah yang beragam, menyerupai emosi manusia.
Di museum ini, berbagai permainan sensorik, aktivitas fisik, dan pengalaman imersif dihadirkan untuk mengenalkan perasaan kepada anak-anak dengan cara yang sederhana dan menyenangkan.
Permainan di Museum Anak Chuncheon menghadirkan aktivitas menumpuk batu untuk mengekspresikan perasaan anak-anak yang berkunjung sehingga mereka dapat belajar cara mengenali emosi yang dirasakan.
Salah satu permainan yang disediakan museum adalah menebak ekspresi Nahan berdasarkan mimik wajah patung.
Selain itu, terdapat media interaktif yang dapat memotret ekspresi pengunjung, menganalisisnya, dan menampilkan hasil emosi yang terbaca di layar. Cara ini membuat anak-anak lebih peka dalam mengenali dan mengekspresikan perasaan mereka.
Pengalaman unik ini dilengkapi dengan aktivitas menumpuk bongkahan karet berbentuk batu yang terinspirasi dari tradisi Korea menumpuk batu sebagai simbol doa dan harapan. Melalui permainan sederhana ini, anak belajar bahwa perasaan juga bisa diekspresikan dalam bentuk simbolis.
Kegiatan mengenal wadah tradisional dengan cara membuat desain wadah secara digital.
Selain memahami emosi, museum ini juga menjadi sarana mengenalkan warisan budaya. Anak-anak bisa mencoba membuat wadah tradisional secara digital, memilih bentuk dan motif sambil belajar proses pembuatannya.
Seorang anak terlihat senang ketika melihat hasil karya gambar yang telah ia warnai dipindai lalu muncul di layar besar sehingga menciptakan suasana penuh keceriaan.
Selanjutnya, tersedia area mewarnai gambar Nahan. Gambar tersebut lalu dapat dipindai untuk muncul di layar besar. Keceriaan jelas terlihat ketika seorang anak berseru gembira melihat hasil karyanya terpampang di layar utama.
Selain berkreasi, anak-anak juga diajak mengenal cara hidup manusia pada masa lampau melalui permainan berburu dan mengumpulkan makanan. Dalam aktivitas ini, mereka diajak mengumpulkan bahan pangan buatan dan belajar bagaimana manusia kuno bertahan hidup.
Pojok kegiatan sensorik di Museum Anak Chuncheon disediakan untuk bayi dan balita agar sejak dini mereka bisa mengenal warisan budaya Provinsi Gangwon melalui permainan interaktif yang melibatkan indra mereka.
Museum Anak Chuncheon juga memiliki ruang khusus bagi bayi dan balita yang bernama Langkah Pertama ke Museum. Di ruang ini, pengunjung kecil diajak untuk menyentuh, mendengar, melihat, berbicara, dan belajar tentang warisan budaya yang berharga.
Salah satu aktivitas menarik di area ini adalah pengenalan bunyi lonceng Seollimwon. Lonceng ini dibuat pada tahun 804, yakni tahun kelima pemerintahan Raja Aejang dari Silla.
Maskot Museum Anak Chuncheon, yakni Ppumppumi, Ssingssingi, Chokchogi, dan Ssikssigi, dirancang untuk membantu anak memahami beragam perasaan dengan cara yang menyenangkan.
Dengan memadukan aktivitas emosional dan warisan budaya, Museum Anak Chuncheon berhasil menciptakan pendekatan yang unik dalam dunia edukasi anak. Anak-anak dapat belajar tentang sejarah dan tradisi, sekaligus berlatih mengenali, memahami, dan mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang menyenangkan.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.