Wartawan Kehormatan

2025.07.29

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian
Penulis: Wartawan Kehormatan Frenky Ramiro de Jesus dari Timor-Leste
Foto: Gaspar Moreira

Gaspar Moreira merupakan salah satu mantan tenaga kerja asal Timor-Leste yang pernah tinggal dan bekerja di Korea selama enam tahun. Setelah masa kontraknya selesai, ia kembali ke negaranya dengan inisiatif untuk membagikan pengetahuan bahasa Koreanya dan berkontribusi dalam bidang pendidikan.

Bermodalkan sebuah ruangan kecil, ia mulai memberikan kelas bahasa Korea kepada para anak muda yang tertarik dengan Korea. Selama enam bulan menjadi guru bahasa Korea, ia telah mengajar lebih dari 200 murid.

Penulis mewawancarai Moreira melalui pesan langsung di salah satu platform media sosial pada tanggal 7 hingga 9 Juli 2025.

Moreira terlihat sedang memberikan kelas bahasa Korea kepada murid-muridnya.

Moreira terlihat sedang memberikan kelas bahasa Korea kepada murid-muridnya.


Apa motivasi Anda untuk menjadi guru bahasa Korea?

Setelah pulang ke Timor-Leste, saya ingin berkecimpung di dunia pendidikan dan menjadi seorang guru. Saat ini, saya melihat bahwa antusiasme anak muda Timor-Leste terhadap Korea sangat tinggi. Mayoritas dari mereka sangat ingin bekerja di Korea.

Saya ingin membantu mewujudkan keinginan mereka dengan membagikan pengetahuan saya tentang bahasa Korea. Karena itu, saya bertekad untuk berkontribusi sebagai seorang guru bahasa Korea.

Bisakah Anda menceritakan sedikit tentang awal mula Anda menekuni bahasa Korea?

Saya mulai belajar bahasa Korea sejak tahun 2016. Setelah dua tahun rutin belajar, pada tahun 2018 saya berangkat ke Korea untuk pertama kalinya sebagai tenaga kerja. Selama di Korea, saya terus mengasah kemampuan bahasa Korea dengan mengikuti berbagai macam kursus di salah satu pusat bahasa Korea di Busan selama dua tahun.

Pada tahun 2020, saya pindah ke tempat kerja baru di Yeosu, Provinsi Jeollanam. Meskipun berpindah tempat, saya tetap konsisten belajar bahasa Korea selama empat tahun, dan akhirnya pulang ke tanah air setelah masa kontrak selesai pada tahun 2024.

Kunjungan singkat dari Tim HWPL (Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light) di ruang kelas bahasa Korea.

Kunjungan singkat dari Tim HWPL (Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light) di ruang kelas bahasa Korea.


Materi apa saja yang Anda ajarkan saat ini?

Saya fokus mengajarkan dasar-dasar bahasa Korea, seperti alfabet, kosakata, tata bahasa, serta cara menulis dan membaca. Selain itu, saya juga membantu para murid dalam mempersiapkan ujian EPS-TOPIK bagi mereka yang ingin bekerja di Korea.

Adakah rintangan tersendiri sebagai guru bahasa Korea?


Menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan yang saya hadapi, seperti ruang belajar yang sangat kecil untuk menampung banyak murid, dan keterbatasan buku yang digunakan dalam pengajaran. Namun, saya terus berusaha untuk mengatasi kekurangan tersebut agar dapat membantu murid-murid yang benar-benar ingin belajar bahasa Korea.

Selain bahasa Korea, apakah Anda juga membagikan pengalaman selama tinggal di Korea?


Secara otomatis saya juga membagikan pengalaman pribadi, serta mengajarkan budaya Korea, seperti cara hidup di sana, cara bertatakrama dengan orang lain, dan kedisiplinan dalam bekerja. Selain itu, saya juga membagikan sejarah Korea sesuai dengan pengetahuan yang saya miliki.

Dari pengamatan saya, banyak di antara mereka yang sangat tertarik dengan budaya Korea, dan memiliki keinginan kuat untuk mengunjungi serta bekerja di Korea suatu hari nanti.

Moreira bersama beberapa teman lainnya, saat mengikuti proses penerimaan pelajar baru di Korea Soongsil Cyber University (KSCU).

Moreira bersama beberapa teman lainnya, saat mengikuti proses penerimaan pelajar baru di Korea Soongsil Cyber University (KSCU).


Selain menjadi guru bahasa Korea, adakah kesibukan lain yang Anda lakukan?

Saat ini, saya juga sedang melanjutkan pendidikan di Korea Soongsil Cyber University (KSCU), jurusan Pendidikan Bahasa Korea. Bersama sembilan teman lainnya, kami mengikuti perkuliahan secara daring dan kini telah memasuki semester ketiga.

Adakah pengalaman tersendiri yang berkesan bagi Anda?

Pada tahun 2024, saya dipercaya oleh Sekretariat Negara untuk Pelatihan Kejuruan dan Ketenagakerjaan Timor-Leste serta Layanan Pengembangan Sumber Daya Manusia Korea (HRDK) untuk menjadi penerjemah dalam proses seleksi dan penyaringan calon tenaga kerja yang akan diberangkatkan ke Korea. Ini merupakan salah satu pengalaman yang sangat berkesan bagi saya.

Kiri: Moreira bersama tim HRDK sedang mewawancarai salah satu kandidat tenaga kerja. Kanan: Moreira bersama seluruh tim HRDK setelah selesai proses wawancara.

Kiri: Moreira bersama tim HRDK sedang mewawancarai salah satu kandidat tenaga kerja. Kanan: Moreira bersama seluruh tim HRDK setelah selesai proses wawancara.


Apa rencana Anda untuk masa depan?

Ke depannya, saya ingin memiliki sekolah sendiri agar dapat menampung banyak pelajar yang ingin belajar bahasa Korea. Saya juga bermimpi suatu saat nanti bisa menjadi penerjemah bahasa Korea dan bekerja di Kedutaan Besar Korea di Timor-Leste. Pada waktu luang, saya akan tetap membantu mengajar bahasa Korea bagi para anak muda yang ingin melanjutkan pendidikan ataupun bekerja di Korea.

sofiakim218@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.

konten yang terkait