Penulis: Wartawan Kehormatan Ribkha Jordaniari Hasibuan Tobing dari Indonesia
Foto: Lia Indra Andriana
Penerbit Haru adalah penerbit di Indonesia yang berfokus menerbitkan buku-buku berbagai genre dari para penulis Asia. Pada tahun 2011 Penerbit Haru memulai bisnis mereka dengan menerjemahkan novel So I Married an Anti-fan dari bahasa Korea ke bahasa Indonesia.
Penulis menghubungi Lia Indra Andriana selaku pendiri Penerbit Haru melalui surel dan aplikasi obrolan pada awal bulan Juli 2025 dan mewawancarainya seputar kehadirannya di acara 2025 K-Book Market.
2025 K-Book Market digelar oleh Badan Promosi Industri Publikasi Korea (KPIPA) untuk menghubungkan para penerbit di Korea dan negara lain dengan tujuan menggali potensi kolaborasi antarpenerbit dan antarnegara.
Lia Indra Andriana selaku pendiri Penerbit Haru menghadiri 2025 K-Book Market di Kota Seoul pada bulan Juni 2025 atas undangan KPIPA.
Bagaimana awal mula Anda mendapatkan undangan ke 2025 K-Book Market?
Beberapa waktu lalu KPIPA membuka program fellowship untuk penerbit dari berbagai negara. Saya sebagai pendiri mendaftarkan Penerbit Haru untuk mengikuti program tersebut setelah menjelaskan motivasi dan tujuan mengikuti program. Tak disangka, Penerbit Haru mendapat kabar diterima untuk menghadiri 2025 K-Book Market yang digelar di Kota Seoul pada bulan Juni 2025.
Apa saja kegiatan Anda selama menghadiri 2025 K-Book Market?
Hari pertama dan kedua dibuka dengan seminar dari para penerbit di Korea. Mereka berbagi informasi tentang dunia penerbitan di Korea, hal yang sedang mereka kerjakan, tren yang mereka lihat, dan jenis partner internasional yang mereka cari.
Penerbit Haru pun diberi jadwal bertemu langsung dengan berbagai penerbit dan agen literasi dari Korea dan negara lain selama tiga hari penuh. Di sana Penerbit Haru bekerja mencari karya sastra Korea untuk diterbitkan di Indonesia sekaligus menghadiri acara makan malam dan resepsi untuk berjejaring dengan rekan penerbit.
Lia Indra Andriana selaku pendiri Penerbit Haru berfoto di tengah sesi Bussiness Matching pada 2025 K-Book Market.
Apa yang paling berkesan dari dunia penerbitan Korea?
Bagi saya secara pribadi adalah cara mereka memadukan teknologi, komunitas, dan pengalaman membaca menjadi satu kesatuan yang hidup. Di Korea, teknologi bukanlah musuh, melainkan sahabat bagi buku. Teknologi tidak dibahas sebatas sebagai alat bantu, teapi benar-benar dirangkul agar bisa memperluas pengalaman membaca.
Selain itu, komunitas baca di Korea mendapat dukungan dan bertumbuh subur. Ketika menghadiri Pameran Buku Internasional Seoul (SIBF), saya melihat sendiri bagaimana komunitas-komunitas baca aktif berkegiatan dan sangat didukung oleh pemerintah serta perusahaan besar.
Pemerintah Kota Seoul pun memberikan dukungan dengan membuka Perpustakaan Terbuka Seoul yang menjadi sebuah tempat publik untuk membaca dan bersosialisasi. Selain itu, stan komunitas-komunitas di SIBF bukan sekedar tempat berjualan buku, tetapi menjadi ruang untuk mengobrol dan berdiskusi.
Di Korea, buku adalah bagian dari gaya hidup, bukan sekedar kegiatan sunyi individual. Buku menjadi cara untuk seseorang terhubung dengan orang lain karena bisa menjadi topik sebuah obrolan. Selain itu, buku menjadi identitas bagi seseorang untuk menjadi bagian dari sebuah komunitas.
Suasana para penerbit Korea yang sedang memamerkan buku-buku yang mereka terbitkan.
Apa saja karya sastra Korea yang menarik perhatian Penerbit Haru di 2025 K-Book Market?
Penerbit Haru mencari buku fiksi yang berfokus pada anak-anak. Penerbit Haru ingin membantu anak-anak menemukan 'buku cinta pertama' mereka, yaitu buku yang membuat mereka ingin baca berulang kali. Akan tetapi, Penerbit Haru juga menyadari bahwa banyak anak yang belum mampu membaca sendiri sehingga yang pertama kali jatuh cinta pada buku justru adalah orang tua dari anak tersebut.
Hal tersebut membuat Penerbit Haru berharap menemukan buku anak yang ceritanya kuat dan imajinatif, disukai oleh anak-anak maupun dewasa, serta dapat menjadi jembatan cinta pertama terhadap dunia buku. Bagi Penerbit Haru, buku anak yang baik tidak hanya mengedukasi, tetapi juga dapat menghadirkan pengalaman membaca bersama orang tua yang membekas, menyentuh, dan akan terus dikenang.
Bagaimana kesan Anda dalam menghadiri SIBF?
Hampir setiap stan di SIBF menyediakan misi kecil bagi pengunjung mereka. Ada stan yang memberi halaman pertama dari sebuah novel lalu mengajak pengunjung menerka atau menulis kelanjutan ceritanya. Ada pula yang meminta pengunjung memilih kutipan favorit atau sekedar menempel stiker berisi pendapat tentang sebuah buku. Tiket SIBF sudah terjual habis bahkan sebelum pameran resmi dibuka, tetapi suasana di dalamnya tetap nyaman.
Pameran Buku Internasional Seoul (SIBF) membuat pengalaman membaca buku menjadi lebih seru dengan cara menghadirkan berbagai barang menarik, seperti penutup buku, batu kelahiran, dan pewangi yang selaras dengan judul dan isi buku tertentu.
Apakah ada kabar baik yang ingin Penerbit Haru sampaikan kepada para pembaca?
Penerbit Haru terpilih mendapatkan Bantuan Biaya Publikasi Buku Luar Negeri tahun 2025 dari KPIPA untuk buku Korea yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Umur 40 Kok Gini Amat karya Han Seonghee. Penerbit Haru berharap pengalaman kami dalam menghadiri 2025 K-Book Market menjadi inspirasi bagi para penerbit lain di Indonesia yang ingin menghadirkan karya sastra dari Korea kepada para pembaca di Indonesia.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.