Penulis: Wartawan Kehormatan Hanum Nur Aprilia dari Indonesia
Foto: Hanum Nur Aprilia
Nuansa Gyeongju hadir di tengah Jakarta ketika Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) menggelar acara Gyeongju Tourist Site Experience pada hari Kamis (24/07/2025) di Aula Multifungsi KCCI.
Diselenggarakan sebagai bagian dari Festival Wisata Budaya dan Seni Gyeongsangbuk-do Gyeongju, acara ini menghadirkan pesona kota bersejarah yang akan menjadi tuan rumah APEC 2025 kepada masyarakat Indonesia.
KCCI bersama Organisasi Pariwisata Korea (KTO) dan Kantor Perwakilan Provinsi Gyeongsangbuk di Jakarta mempromosikan Gyeongju sebagai tuan rumah APEC 2025 melalui berbagai kegiatan, salah satunya dengan pameran foto di lobi KCCI.
Melalui kuis interaktif dan berbagai aktivitas edukatif, peserta diajak menjelajahi kekayaan budaya dan sejarah Gyeongju secara lebih dekat.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuis cukup menantang, terutama bagi yang belum familiar dengan Provinsi Gyeongsangbuk atau yang biasa disingkat menjadi Gyeongbuk.
Namun, berbagai materi pendukung seperti infografis, buklet dari Organisasi Pariwisata Korea (KTO), serta papan informasi dari Kantor Perwakilan Gyeongbuk di Jakarta membantu memperluas pemahaman peserta terhadap destinasi yang dijuluki sebagai 'museum terbuka' ini.
Suasana kuis interaktif yang berlangsung pada acara hari Kamis (24/07/2025) di Aula multifungsi KCCI terasa seru meskipun cukup menantang.
Sejak tahun 2000, wilayah Gyeongju dan Gunung Namsan telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO melalui penetapan Kawasan Bersejarah Gyeongju.
Kawasan itu mencakup lima distrik yang menyimpan berbagai peninggalan bersejarah, seperti pagoda, kuil, istana, makam kerajaan, patung Buddha, hingga benteng gunung. Seluruhnya mencerminkan lebih dari 1.000 tahun sejarah yang terpatri di bumi Silla.
Kompleks Sosu Seowon di Yeongju yang penulis kunjungi pada tahun 2024 merupakan salah satu dari sembilan seowon di Korea yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Budaya UNESCO.
Tak hanya itu, dari sembilan seowon (akademi Konfusianisme) di Korea yang telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, beberapa di antaranya berlokasi di wilayah Gyeongbuk. Di antaranya adalah Sosu di Yeongju, Dosan dan Byeongsan di Andong, serta Oksan di Gyeongju.
Akademi-akademi ini didirikan pada masa Dinasti Joseon sebagai tempat belajar dan untuk menghormati ajaran Konfusius serta para cendekiawan terdahulu.
Infografis yang dipasang di Aula Multifungsi KCCI menampilkan informasi lengkap mengenai berbagai tujuan wisata budaya bersejarah di Provinsi Gyeongbuk.
Gyeongju juga menjadi rumah bagi dua tempat bersejarah lainnya, yakni Gua Seokguram dan Kuil Bulguksa yang terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1995.
Kuil Bulguksa yang terletak di Gunung Tohamsan dibangun oleh bangsawan Kim Dae Seong pada tahun 774. Meski sempat rusak akibat kebakaran besar pada abad ke-16, bangunan ini berhasil dipugar pada 1973.
Kuil Bulguksa menggambarkan arsitektur Silla yang agung dan menjadi simbol perwujudan 'Tanah Buddha' di dunia.
Sementara itu, Gua Seokguram merupakan kuil batu yang dibangun dengan cara memahat batu-batu besar untuk tempat pemujaan Buddha.
Gua tersebut terdiri atas ruang depan berbentuk persegi panjang yang terhubung dengan ruang utama berbentuk bundar. Keunikan warna serta detail patung-patungnya menjadikan situs ini salah satu pencapaian tertinggi dalam seni Buddhis Korea.
Suasana merakit 3D puzzle situs warisan budaya Gyeongju menjadi salah satu bagian paling menarik dalam acara.
Untuk memberi pengalaman langsung tentang keindahan dan kompleksitas arsitektur warisan budaya di Gyeongju, peserta diajak untuk merakit 3D puzzle dari situs-situs bersejarah di Gyeongju.
Dengan ketelitian dan kerja sama, tim penulis berhasil menyusun miniatur Pagoda Seokgatap yang berada dalam kompleks Kuil Bulguksa.
Pagoda Seokgatap yang sederhana tanpa ornamen berdiri berseberangan dengan Pagoda Dabotap yang megah dan dekoratif. Keduanya melambangkan harmoni antara kebenaran dan pencerahan, sekaligus mencerminkan nilai filosofis dalam seni rupa Buddhis.
Sari buah apel Cheongsong disajikan kepada peserta acara sebagai bagian dari pengalaman rasa khas Gyeongbuk.
Tak hanya dikenal lewat destinasi bersejarah, Gyeongbuk juga menawarkan daya tarik wisata lainnya, seperti Festival Apel Cheongsong yang digelar saat musim gugur.
Festival ini merayakan masa panen apel Cheongsong yang disebut sebagai 'mahakarya dari alam' melalui berbagai kegiatan edukatif dan menyenangkan.
KCCI menghadirkan apel tersebut melalui sajian sari buah apel asal Cheongsong. Perpaduan rasa manis dan asamnya terasa menyegarkan di tengah cuaca Jakarta yang terik.
Rakitan 3D puzzle situs warisan budaya Gyeongju karya para peserta.
Perpaduan aktivitas interaktif, edukasi budaya, dan pengalaman rasa menjadikan acara ini sebagai sarana untuk merasakan langsung warisan sejarah, keindahan arsitektur, dan cita rasa khas Gyeongju.
Selaras dengan semangat Festival Wisata Budaya dan Seni Gyeongsangbuk-do Gyeongju, kegiatan ini membawa masyarakat Indonesia selangkah lebih dekat dengan Provinsi Gyeongbuk.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.