Penulis: Wartawan Kehormatan Steve Runtulalo dari Indonesia
Foto: Steve Runtulalo
Pekan Kebudayaan Korea dibuka sejak 29 November hingga 15 Desember 2024. Acara tersebut diisi dengan bermacam-macam kegiatan kebudayaan dan dihadiri oleh berbagai kalangan dari yang tua maupun yang muda.
Beberapa kegiatan pengenalan budaya yang penulis datangi antara lain adalah Ruang Cerita Jenderal Yi Sun-sin, aktivitas pengenalan hanbok, aktivitas belajar hangeul, pemutaran film dan musikal Korea, serta ruang permainan tradisional Korea.
Di Ruang Cerita Jenderal Yi Sun-sin, para pengunjung bisa menonton kisah dan sejarah Jenderal Yi yang melalui tayangan proyektor. Ia adalah seorang tokoh militer dan pahlawan nasional Korea yang berjasa dalam melawan prajurit-prajurit Jepang yang datang ke Korea pada masa invasi Jepang ke Korea (tahun 1592-1598).
Penulis sangat menikmati ruang ini karena bisa menonton kisah tersebut melalui animasi. Terdapat pengunjung dewasa dan anak-anak di ruang ini.
Hanbok adalah pakaian tradisional Korea yang sudah dikenakan sejak zaman dahulu. Belum banyak warga Indonesia yang pernah mencoba langsung hanbok untuk dikenakan. Dalam Pekan Kebudayaan Korea, seluruh pengunjung dapat mencoba mengenakan hanbok secara gratis. Berbagai model untuk pria dan wanita disediakan untuk para pengunjung. Saat penulis mengunjungi stan hanbok, banyak pengunjung yang terlihat bersemangat memilih hanbok lalu berfoto dengan latar indah bertema Korea.
Hangeul adalah sistem penulisan Korea yang ditemukan oleh Maharaja Sejong. Hangeul diajarkan pada Pekan Kebudayaan Korea ini agar semakin banyak warga Indonesia yang mengenal hangeul dan tertarik untuk mempelajarinya lebih lanjut.
Beberapa film dan musikal Korea juga ditayangkan dalam Pekan Kebudayaan Korea. Selain itu, digelar pula lomba cover dance K-pop untuk memeriahkan acara ini. KCCI juga membagikan berbagai buku mengenai kebudayaan Korea, seperti buku tentang makanan tradisional Korea dan juga topeng tradisional Korea. Penulis juga berhasil mendapatkan buku K-Foodology secara gratis. Buku tersebut berisi mengenai glosarium makanan Korea.
Keragaman budaya Korea juga dapat dirasakan melalui budaya tradisionalnya. Salah satu permainan tradisional yang diperkenalkan di dalam Pekan Kebudayaan kali ini adalah tuho, yaitu permainan dengan melemparkan anak panah ke sebuah wadah atau pot dari jarak jauh. Penulis tidak berkesempatan untuk mencoba permainan tersebut, tetapi penulis ikut merasakan keseruan yang dirasakan oleh beberapa pengunjung yang mencoba permainan tersebut.
Penulis merasa bahwa Pekan Kebudayaan Korea yang berlangsung selama dua pekan di Kalimantan Timur ini telah menjadi platform hebat yang dapat memperkuat hubungan antara Korea dengan Indonesia, khususnya di wilayah Kalimantan Timur. Acara ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat setempat terhadap budaya Korea.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.