Wartawan Kehormatan

2024.09.12

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Frenky Ramiro de Jesus dari Timor-Leste
Foto: Frenky Ramiro de Jesus

Museum Seni Kansong yang merupakan museum tertua di Korea telah membuka cabangnya di Daegu. Pembukaan Museum Seni Kansong Daegu ini telah berlangsung pada tanggal 3 September 2024 di Suseong-gu, Daegu.

Museum seni ini akan menjadi museum permanen pameran pertama dari Yayasan Seni dan Budaya Kansong yang akan dibuka sepanjang tahun.

Penulis berkesempatan untuk mengunjungi museum ini di hari pembukaannya untuk melihat secara langsung beberapa pameran yang tercatat sebagai warisan nasional Korea.

Pameran perdana yang bertajuk "Warisan Museum Seni Kansong Daegu" ini menandai komitmen dari Yayasan Seni dan Budaya Kansong yang tidak hanya memperluas jangkauannya di luar ibu kota, tetapi juga memperkuat misinya untuk melindungi dan memamerkan warisan budaya Korea yang kaya.

Pembicara sedang menjelaskan asal mula berdirinya Museum Seni Kansong.

Pembicara sedang menjelaskan asal mula berdirinya Museum Seni Kansong.


Sebelum mengeksplorasi lima galeri pameran, penulis mengikuti salah satu sesi pengenalan tentang asal usul didirikannya Museum Seni Kansong.

Salah satu pembicara pada sesi tersebut menjelaskan bahwa Museum Seni Kansong awalnya didirikan pada tahun 1938 oleh Jeon Hyung-pil, seorang pedagang terkemuka yang lebih dikenal dengan nama pena Kansong.

Selama masa penjajahan Jepang, Jeon mendedikasikan dirinya untuk melestarikan artefak budaya Korea, menjaganya agar tidak diekspor ke Jepang. Upayanya membuahkan hasil dengan mendirikan Museum Seni Kansong di Seoul yang menjadi benteng warisan Korea.

Pameran ini dibagi menjadi lima bagian utama yang memiliki temanya masing-masing.

Penulis menuju galeri pertama yang memamerkan berbagai lukisan pemandangan, potret, dan buku dari berbagai seniman terkenal pada Dinasti Joseon (1392-1910).

Beberapa lukisan yang penulis amati di galeri pertama.

Beberapa lukisan yang penulis amati di galeri pertama.


Memasuki ruangan ini para pengunjung akan disambut oleh karya Yi Jeong yang menampilkan lukisan bernuansa keemasan. Lukisan seniman lainnya pun dipajang di bagian tengah, seperti lukisan karya Jeong Seon dan Sim Sajeong serta lukisan dan potret karya Kim Hongdo, Kim Deuksin, dan Shin Yunbok.

Miindo atau Portrait of Beauty karya Sin Yun-bok pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 dapat dinikmati secara intim di salah satu ruangan khusus.

"Miindo" atau "Portrait of Beauty" karya Sin Yun-bok pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 dapat dinikmati secara intim di salah satu ruangan khusus.


Yang paling menarik perhatian penulis adalah salah satu karya dari Sin Yun-bok yang dipajang di salah satu ruangan khusus dan kecil. Karya tersebut dinamakan Mindo atau “Portrait of Beauty” yang menggambarkan kecantikan wanita Joseon. Potret ini merupakan karya terkenal pada akhir abad ke-18 hingga awal abad ke-19.

Walaupun lukisan tersebut dianggap sebagai provokatif dan menentang norma-norma budaya saat itu yang menjadikan wanita sebagai objek lukisan, tetapi dengan kemampuan menghasilkan karya yang artistik, lukisan ini berhasil tercatat sebagai salah satu warisan budaya nasional Korea.

Terlihat buku penjelasan mengenai hangeul yang merupakan ciptaan Maharaja Sejong, dipamerkan di galeri Hunminjeongeum Haerye.

Terlihat buku penjelasan mengenai hangeul yang merupakan ciptaan Maharaja Sejong, dipamerkan di galeri "Hunminjeongeum Haerye."


Beralih ke ruangan yang lain, penulis memasuki galeri bernama “Hunminjeongeum Haerye” yang memamerkan sebuah buku edisi tahun 1446 tentang bagaimana hangeul diciptakan oleh Maharaja Sejong. Buku setebal 33 halaman dari Dinasti Joseon ini merupakan dokumen sejarah penting yang menguraikan asal usul penggunaan hangeul serta sistem penulisannya.

Manuskrip tersebut ditetapkan sebagai Warisan Nasional Korea pada tahun 1962 dan tercatat ke dalam Daftar Memori Dunia UNESCO pada tahun 1997.

Salah satu staf yang bertugas menjaga ruangan ini mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya dalam 84 tahun versi Hunminjeongeum Haerye dipamerkan di luar Kota Seoul.

Berbagai pameran lainnya yang dapat dinikmati oleh para pengunjung.

Berbagai pameran lainnya yang dapat dinikmati oleh para pengunjung.


Selain dari pameran lukisan, potret, dan buku, terdapat pula pameran lainnya yang dapat dinikmati oleh para pengunjung yaitu kaligrafi, keramik, dan seni Buddha dari jaman Dinasti Joseon.

Ruang galeri yang terakhir menampilkan pemutaran video yang berjudul "The Flow." Video ini menggabungkan semua karya seniman yang mewakili Dinasti Joseon yang terpajang di galeri satu hingga galeri empat melalui sebuah video berdurasi sekitar sepuluh menit.

Pemutaran video The Flow di galeri 5.

Pemutaran video "The Flow" di galeri 5.


Bagi para peminat sejarah, Museum Seni Kansong Daegu merupakan tempat yang sangat direkomendasikan untuk belajar, melihat dan menikmati berbagai warisan budaya Korea yang tergabung menjadi satu.

Pameran perdana Museum Seni Kansong Daegu ini sudah dimulai sejak tanggal 3 September lalu dan akan terus berlangsung hingga 1 Desember 2024.


margareth@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.

konten yang terkait