Wartawan Kehormatan

2024.08.09

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Elfida dari Indonesia
Foto: Elfida

"Sebenarnya, saya hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Akan tetapi, sejak kecil saya menyukai pelajaran melukis atau menggambar. Jadi, saya menggunakan hobi saya untuk mengisi waktu luang dan sejak tiga tahun lalu mulai terpikir untuk menjalaninya dengan serius."

Sebagian besar lukisan Lia Lee terinspirasi dari pohon sehingga banyak unsur pohon yang bisa ditemukan di lukisan-lukisannya.

Sebagian besar lukisan Lia Lee terinspirasi dari pohon sehingga banyak unsur pohon yang bisa ditemukan di lukisan-lukisannya.


Seorang pelukis asal Korea bernama Lia Lee berkesempatan memamerkan 14 buah karya lukisannya pada tanggal 21-24 Juli 2024 di Teru, Jakarta Selatan.

Lia menjelaskan bahwa lukisannya terinspirasi dari alam, terutama gunung dan laut. Objek yang paling ia sukai adalah pohon karena membuatnya merasa lebih damai.

"Saat melihat pohon yang besar, hati saya serasa tenang, seperti perasaan yang didapat setelah berdoa. Apalagi ditambah mendengar suara daun yang bergoyang tertiup angin, saya menjadi sadar sedang menjalani hidup yang baik," tuturnya.

Mengitari lantai satu dan dua kafe tempat lukisan Lia dipajang, hampir sebagian besar objek lukisannya memang berupa pohon. Lia pun dengan cerdik dan cantik menyiasati agar objek tersebut terlihat tidak membosankan lewat permainan warna, motif, bahkan penambahan ornamen lain.

Lia Lee dan lukisan Oasis yang juga menjadi tema pameran perdananya di Indonesia.

Lia Lee dan lukisan "Oasis" yang juga menjadi tema pameran perdananya di Indonesia.


Lia memilih "Oasis" sebagai tema pamerannya karena ia menyukai Indonesia, tetapi merasa bahwa cuaca Indonesia cukup panas. "Saya berpikir jika seandainya di Indonesia ada oasis, cuaca akan terasa lebih sejuk. Selain itu, saya berharap agar lukisan saya bisa menjadi oasis bagi siapa pun yang melihatnya," ungkapnya.

Pada lukisan berjudul "Oasis," Lia menggunakan warna emas pada dahan dan daun pohon, kemudian motif batik yang berbeda di sepanjang batang pohon. Ia menjelaskan bahwa batik mengingatkannya kepada hanbok sehingga ia menyematkan motif batik pada batang pohon.

Lia menambahkan, "Ada unsur familier di sana. Batik mengingatkan saya pada jeogori (bagian atas hanbok). Selain itu, motif batik juga berbeda-beda dan cantik sehingga menjadi inspirasi saya dalam membuat lukisan ini," ungkapnya. Lukisan "Oasis" tersebut dibuat selama kurang lebih dua minggu sehingga didapuk sebagai lukisan dengan waktu pembuatan terlama di antara 14 buah lukisan yang dipamerkan.

Contoh lain ada pada lukisan "Niche Tree." Pada lukisan tersebut, Lia berinisiatif untuk menambahkan kolase yang diguntingnya dari lembaran majalah Louis Vuitton sampai plester motif batik. "Sungguh lukisan yang menyenangkan dalam proses pembuatannya," kenang Lia.

Lia Lee bercerita dengan penuh semangat mengenai imajinasinya mengambang di laut yang dituangkan dalam lukisan Wave & Memory of Water.

Lia Lee bercerita dengan penuh semangat mengenai imajinasinya mengambang di laut yang dituangkan dalam lukisan "Wave & Memory of Water."


Lia juga membuat lukisan melalui inspirasi dari laut sehingga menelurkan lukisan berjudul "Wave." Selain itu, Lia juga menggunakan bunga teratai yang menjadi bunga kesayangan orang Korea.

Lukisan "Memory of Water" dan "Memory of Three" terinspirasi dari pantai di Bali yang sering ia kunjungi saat menetap di Pulau Dewata selama sebulan. Selain itu, lukisan "Sunset at Palm Cove" ia ciptakan untuk mengenang keindahan suasana matahari terbenam di Pantai Palm Cove, Australia.

Lukisan lainnya yang berjudul "Dance Dance Dance" merupakan lukisan yang terinspirasi dari novel berjudul sama karangan Haruki Murakami. Lukisan tersebut diselesaikan dalam durasi lima jam dan merupakan lukisan yang diselesaikan dalam waktu tercepat untuk pameran tersebut.

Lukisan Dance Dance Dance juga dirilis dalam bentuk kartu pos.

Lukisan "Dance Dance Dance" juga dirilis dalam bentuk kartu pos.


Mengingat proses melukis Lia Lee berawal dari hobi yang diasah dalam latihan mandiri, Lia mengaku melewati proses cukup panjang sampai akhirnya merasa puas dengan hasil akhirnya.

"Lukisan saya menggunakan media kanvas, cat akrilik, kuas, bahkan tak jarang langsung dengan tangan sendiri. Awalnya, saya membuat sketsa di media lain. Setelah itu, baru saya pindah ke kanvas. Tanpa pengetahuan tentang seni sama sekali, saya mulai menggambar di kanvas. Kalau ada kekurangan, diperbaiki, begitu terus. Jadi, prosesnya panjang sampai saya merasa puas," kisah Lia.

Di akhir perbincangan, Lia menuturkan keinginan mengadakan pameran juga di Korea, tetapi tidak dalam waktu dekat. "Sekarang saya mau fokus di Indonesia dulu," jelas Lia yang berharap siapa pun, khususnya orang Indonesia, merasa nyaman saat melihat karyanya.

Kiri: Penulis mengabadikan foto bersama Lia Lee. Kanan: Lia Lee tersenyum sambil menjelaskan karya-karya lukisannya yang ia pamerkan.

Kiri: Penulis mengabadikan foto bersama Lia Lee. Kanan: Lia Lee tersenyum sambil menjelaskan karya-karya lukisannya yang ia pamerkan.



margareth@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.

konten yang terkait