Penulis: Wartawan Kehormatan Maulia Resta Mardaningtias dari Indonesia
Sejak tanggal 4 Juni hingga 31 Juli 2024, Museum Nasional Hangeul secara resmi menyelenggarakan kembali kompetisi fotografi dan video tahunan bertajuk "Hangeul I Met 2024."
Melalui kompetisi yang telah diadakan selama empat tahun berturut-turut untuk merayakan Hari Hangeul, Museum Nasional Hangeul mengajak warga negara Korea maupun asing yang memiliki ketertarikan terhadap hangeul untuk berbagi keindahan hangeul yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Sama seperti tahun sebelumnya, tahun ini akan dipilih sebanyak 30 karya pemenang yang terdiri dari 20 karya kategori fotografi dan 10 karya kategori video.
Terkait kompetisi ini, penulis mewawancarai dua orang pemenang kontes "Hangeul I Met 2023" pada kategori fotografi dan video, yakni Thoraia Gamal yang merupakan seorang ibu serta koki spesialis makanan Korea di Mesir serta Nindya Ratna Utari yang merupakan seorang artis stop-motion yang aktif membuat konten mengenai Korea di sosial media miliknya.
Bagaimana awal mula Anda tertarik dengan budaya Korea?
Thoraia: Saya sudah menyukai Korea dan budayanya selama lebih dari 12 tahun. Minat saya bermula pada drama Korea dan makanan Korea. Setelah bertahun-tahun mempelajari tentang makanan Korea, sekarang saya menjadi koki makanan Korea di Mesir. Bagi saya, makanan Korea adalah hal yang membedakan budaya Korea dari budaya lain karena perpaduan warnanya sangat indah dan rasanya begitu khas. Hal inilah yang menarik minat saya dan putri saya sehingga kami sering membuat masakan Korea bersama. Saya dan putri saya juga tertarik dengan bahasa Korea dan sebagai hobi, saya sering membuat jurnal dalam bahasa Korea.
Nindya: Awal mula ketertarikan saya terhadap budaya Korea dimulai saat saya masih SD. Saat itu, saya sering menonton drama Korea yang tayang di televisi. Drama-drama ini tidak hanya menarik dari segi cerita, tetapi juga memperkenalkan saya pada berbagai aspek budaya Korea. Dari menonton drama Korea, saya mulai mengenal berbagai budaya Korea, seperti makanan khas Korea, pakaian tradisional hanbok, serta tempat-tempat wisata di Korea. Hingga kini, ketertarikan saya terhadap budaya Korea tetap kuat. Saya masih rutin menonton drama Korea, mendengarkan musik K-pop, mencoba memasak makanan Korea di rumah, dan bercita-cita untuk mengunjungi Korea.
Bagaimana Anda menemukan informasi mengenai kompetisi fotografi dan video hangeul ini?
Thoraia: Sebelum tahun 2023, saya juga pernah mengikuti kontes ini, tetapi belum menang. Saat itu, saya memperoleh informasinya dari grup K-Friends di Facebook. Karena saya sedang mempelajari hangeul, kompetisi ini menarik perhatian saya. Di tahun 2023, sebenarnya ada sebuah kalimat Korea yang saya sukai karena begitu indah, jadi saya memutuskan untuk ikut serta.
Nindya: Sebelumnya saya pernah ikut serta di tahun 2021 dan 2022 untuk kompetisi fotonya, tetapi belum berkesempatan untuk menang. Saat itu saya melihat informasi kompetisi ini di Instagram Museum Nasional Hangeul (@hangeul_m).
Sejak tahun 2023, karya video dapat diikutkan dalam lomba. Apa yang memotivasi Anda sehingga akhirnya memutuskan untuk ikut serta dalam kontes?
Thoraia: Yang memotivasi saya adalah ketika menonton drama Korea bersama putri saya, saya terpikat oleh sebuah kalimat dalam bahasa Korea yang tampak dalam drama dan saya bahkan merekam kalimat itu. Saat kompetisi masih berlangsung, kami senang membuat cerita atau gambar apapun menggunakan hangeul. Jadi, inilah awalnya. Terlebih, yang membuat saya bersemangat adalah kalimat itu saya tujukan untuk putri kecil saya, Jory.
Nindya: Karena saya terbiasa membuat konten video, hal ini membuat saya termotivasi untuk ikut serta. Video bisa memperlihatkan penceritaan yang lebih menarik. Video memungkinkan saya untuk mengekspresikan ide-ide saya secara visual sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan lebih baik oleh penonton. Saya merasa bahwa melalui kontes ini, saya bisa belajar banyak hal baru, mengeksplorasi teknik-teknik baru dalam pembuatan video, dan tentunya mendapatkan pengalaman berharga yang bisa meningkatkan kualitas karya saya di masa mendatang.
Apa inspirasi foto Thoraia yang menampakkan harmonisasi warna hanbok yang dikenakan Thoraia dan anaknya?
Thoraia: Kalimat '너와 함께한 모든 시간이 눈부셨다' terinspirasi dari drama Goblin yang saat itu sedang saya tonton bersama putri saya. Kala itu saya memandang putri saya dan merasa kalimat ini menggambarkan perasaan saya ketika melihat putri saya. Lalu, karena merah muda adalah warna kesukaan kami, kami mendekorasi latar foto dengan mawar merah muda untuk mendeskripsikan cinta kami terhadap Korea. Membutuhkan waktu hampir satu minggu untuk membuat semua bunga ini karena ini bunga industri dan bukan dibuat dari kertas. Saya juga merancang hanbok dengan tangan saya sendiri dan menyesuaikan warnanya dengan latar foto. Melalui foto ini, kami menunjukkan cinta kami untuk satu sama lain dengan kalimat indah di atas kertas berwarna yang kami tempelkan di latar belakang sehingga siapa pun bisa memahami perasaan kami tanpa kita berbicara.
Apa inspirasi video Nindya Ratna berjudul "Day by Day Learn Korean Calligraphy?"
Nindya: Video "Day by Day Learn Korean Calligraphy" terinspirasi dari keinginan saya untuk mendalami seni kaligrafi Korea yang dikenal sebagai seoye. Dalam video ini, saya berbagi perjalanan saya dalam belajar seoye dari hari ke hari. Saya merasa bahwa belajar seoye bukan hanya tentang menulis, tetapi juga tentang memahami makna dari setiap goresan hangeul di dalam kaligrafi. Selain itu, bisa memahami bahwa seoye adalah cara yang indah untuk merasakan ketenangan karena setiap goresan membutuhkan konsentrasi dan ketenangan pikiran.
Video "Day by Day Learn Korean Calligraphy" adalah kompilasi dari beberapa segmen video. Setiap video memerlukan waktu 2-3 hari untuk proses pembuatannya mulai dari persiapan properti hingga pengeditan video. Saat membuat konsep, saya mulai dengan merancang konsep dan alur video, menentukan tema, dan memilih karakter hangeul atau kalimat yang akan saya tulis. Untuk propertinya, saya mempersiapkan berbagai properti, seperti kertas yang tebal untuk kaligrafi, kuas, tinta, dan meja yang sesuai untuk menulis. Saya juga mencari referensi untuk teknik penulisan dan inspirasi dari karya-karya kaligrafi lainnya. Saat proses perekaman video, saya mengambil video dengan tripod dengan hati-hati untuk menunjukkan teknik dan hasil yang terbaik. Kadang-kadang, jika ada kesalahan dalam menulis atau hasilnya tidak sesuai dengan perasaan yang ingin saya sampaikan, saya harus mengulang penulisan tersebut beberapa kali hingga mendapatkan hasil yang diinginkan.
Momen spesial yang saya rasakan adalah ketika akhirnya berhasil menulis kaligrafi dengan hasil yang memuaskan. Setiap keberhasilan kecil ini memberikan kepuasan tersendiri dan mendorong saya untuk terus belajar dan memperbaiki teknik saya.
Bagaimana perasaan Anda ketika terpilih menjadi salah satu pemenang?
Thoraia: Saya merasa sangat bahagia dan memeluk putri saya dengan begitu gembira. Saya tidak menyangka bahwa saya dan putri saya akan menang di tahun 2023.
Nindya: Ketika karya saya terpilih menjadi salah satu pemenang, perasaan saya campur aduk antara bahagia, bangga, dan terharu. Saya merasa sangat bahagia dan bersyukur karena usaha dan dedikasi yang telah saya curahkan dalam proses pembuatan karya tersebut diakui dan dihargai. Saya sangat senang video saya dipamerkan pada Pameran Kompetisi Foto dan Video di Museum Hangeul Nasional, Seoul, Korea, pada tanggal 5-31 Oktober 2023. Meskipun saya tidak dapat menghadiri acara tersebut, saya merasa bangga dan berterima kasih bahwa karya video saya bisa ditampilkan di Korea.
Apakah Anda memiliki tip untuk para pembaca yang berminat untuk mengikuti kompetisi itu tahun ini?
Thoraia: Anda harus menciptakan sesuatu yang inovatif, sesuatu yang menyentuh hati. Jika memiliki pengalaman khusus, bagikanlah pengalaman itu. Jangan meniru siapa pun. Lakukan apa yang kalian sukai dengan cara kalian sendiri sambil menonjolkan keindahan hangeul.
Nindya: Pertama, pilih tema yang relevan dan menarik, seperti makna karakter hangeul atau hangeul dalam kehidupan sehari-hari. Jika ingin fokus pada kaligrafi Korea, Anda bisa menunjukkan detail gerakan kuas dan proses penulisan karakter hangeul. Ceritakan juga kisah di balik pilihan karakter atau kata hangeul yang dipilih.
Bagaimana makna hangeul bagi Anda?
Thoraia: Bagi saya, hangeul dan bahasa Korea adalah huruf dan bahasa yang indah dan lembut. Ini juga merupakan pintu gerbang untuk menjelajahi dan menemukan keindahan negara hebat ini. Saya mulai mempelajari budaya Korea karena ingin mengenal Korea lebih jauh, tidak hanya melalui makanan, tetapi juga dengan membaca cerita sejarah dan novel indahnya.
Nindya: Hangeul diciptakan oleh Maharaja Sejong pada abad ke-15 serta dirancang dengan sistem penulisan yang lebih sederhana untuk memudahkan rakyat membaca dan menulis. Bagi saya, hangeul bukan hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga warisan budaya yang kaya akan nilai sejarah dan identitas Korea. Selain itu, keindahan visual hangeul dalam bentuk kaligrafi memiliki estetika yang unik.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.