Penulis: Wartawan Kehormatan Frenky Ramiro de Jesus dari Timor-Leste
Foto: Frenky Ramiro de Jesus
Nama Song Hae sudah tidak asing lagi bagi warga Korea. Ia merupakan seorang penyanyi, penghibur, dan pembawa acara yang menghiasi kancah dunia hiburan pertelevisian Korea selama beberapa dekade. Tanggal 8 Juni 2024 ini genap dua tahun sang pesohor wafat di usianya yang ke-95.
Sebagai bentuk apresiasi atas dedikasinya di dunia hiburan Korea, pada tahun 2016 dibangun sebuah taman yang dinamakan Song Hae di area Dalseong-gun, Daegu. Di tempat yang sama didirikan pula Song Hae Memorial Hall pada tanggal 2 Desember 2021, enam bulan sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 8 Juni 2022.
Taman ini merupakan salah satu taman yang paling banyak dikunjungi di akhir pekan. Tidak saja karena keindahannya, tetapi lokasinya yang berada di kaki gunung dan di luar keramaian kota menjadikannya destinasi untuk berpiknik dan menikmati udara segar.
Untuk kesekian kalinya, pada akhir pekan lalu penulis kembali melepaskan penat di taman ini sekaligus meluangkan waktu untuk menilik Song Hae Memorial Hall yang terletak di bagian utara taman.
Memorial hall ini terdiri dari dua lantai. Di lantai dasar adalah toko suvenir dan lantai dua adalah pameran yang menceritakan mengenai kehidupan Song Hae. Di lantai ini terbagi menjadi empat ruangan yang masing-masing menyimpan semua koleksi mendiang, mulai dari biografi beserta foto keluarga, penghargaan, pakaian hingga koleksi kaset dan CD selama berkarier sebagai penyanyi.
Memasuki Memorial Hall, penulis langsung beranjak menuju lantai dua. Di lantai tersebut, penulis memasuki ruangan pertama yang terdapat informasi biografi mengenai mendiang. Song Hae lahir dengan nama Song Bok-hee pada tanggal 27 April 1927 di Provinsi Hwanghae yang saat ini terletak Korea Utara. Mendiang merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara dari pasangan Song Je-geun dan Park Shin-ja.
Setelah menyelesaikan pendidikan hingga jenjang SMA, ia memulai mengasah bakatnya dengan mengikuti kelas musik vokal pada tahun 1949 di Sekolah Seni Haeju, Hwanghae. Namun, sayangnya kelas tersebut tidak bertahan lama karena pecahnya perang Korea pada tahun 1950 sehingga membuatnya mengungsi ke bagian selatan Semenanjung Korea, yaitu Busan.
Di usianya yang memasuki 28 tahun, ia bergabung dengan grup musik Changgong, di mana ia belajar menyanyi, berakting, dan menjadi pembawa acara, serta memulai karirnya sebagai penghibur serba bisa. Ia kemudian memutuskan menggunakan nama panggung Hae yang artinya laut, sebagai kenangan perjalanan hidupnya menuju Republik Korea.
Tidak hanya itu saja, pada usia 35 tahun, ia pun melebarkan sayapnya sebagai penyiar radio melalui program kuis Dong-A dan menjadikannya bintang radio terbaik.
Ia bekerja sebagai komedian, aktor, dan DJ radio sepanjang kariernya. Namun Kontes Menyanyi Nasional yang ia geluti sebagai pembawa acara di usianya yang ke-60 tahunlah yang menandai titik balik dalam hidupnya.
Program pencarian bakat kontes menyanyi ini dipandunya sejak tahun 1988 hingga 2022, tepatnya hingga dua bulan sebelum Song Hae wafat.
Meninggalkan ruangan pertama, penulis menuju ke ruangan kedua yang merupakan kumpulan penghargaan yang diraih dan diterima selama kariernya. Saking banyaknya penghargaan yang diterima, penulis tidak dapat melihatnya satu persatu.
Penghargaan yang paling menyita perhatian penulis adalah Ordo Kebajikan Budaya Geumgwan (Geumgwan Order of Cultural Merit) yang merupakan penghargaan tertinggi di Korea. Penghargaan ini diberikan oleh Presiden Yoon Suk Yeol pada tanggal 8 Juni 2022 atas jasa-jasa Song Hae yang luar biasa di bidang kebudayaan dan seni.
Penghargaan lainnya yang ia terima adalah Rekor Dunia Guinness sebagai pembawa acara pencarian bakat musik televisi tertua di usianya yang memasuki 95 tahun. Penghargaan ini diterimanya pada tanggal 12 April 2022.
Selama kontribusinya di industri hiburan dan seni Korea, mendiang pun memenangkan beberapa penghargaan seperti Penghargaan Seni Baeksang, Korea Broadcasting Prize's Contributory Award, dan Ordo Kebajikan Budaya Eungwan (penghargaan tertinggi kedua setelah Geumgwan).
Penulis lalu beranjak ke ruangan ketiga yang memajang beberapa foto perjalanan Song Hae saat meniti karier pertamanya hingga awal tahun 2022 dan pemutaran video mendiang saat membawakan program andalannya.
Di ruangan tersebut penulis terkesima dengan tatanan kaset dan CD hasil karya mendiang sebagai penyanyi yang dirawat dengan sangat baik. Para pengunjung pun dapat mendengarkan secara langsung lagu-lagu bergenre trot yang menghiasi musik Korea di era tahun 80-an tersebut.
Ruangan yang terakhir adalah ruang akting yang dilengkapi dengan panggung kecil. Di ruangan tersebut para pengunjung dapat memperagakan cara mendiang membawakan program televisi di panggung yang disediakan.
Melewati ruangan terakhir, penulis pun bergegas menuju lantai dasar untuk melihat berbagai suvenir yang dijual di toko Song Hae. Di toko tersebut terdapat berbagai macam pilihan barang yang dapat dibeli, seperti gelas kaca, peralatan dapur yang terbuat dari kayu, bantal, gantungan kunci, hingga aksesoris tempelan magnet yang semuanya terdapat lukisan mendiang Song Hae.
Kisah kehidupan dan perjuangan Song Hae sangatlah menginspirasi. Ia berkontribusi dalam musik Korea untuk berkembang dan menjangkau ke semua kalangan usia. Ia pun mendedikasikan dirinya untuk melindungi hak dan kepentingan seniman budaya dan mengabdikan dirinya untuk kegiatan kontribusi sosial.
Selama lebih dari setengah abad, ia menghadirkan tawa dan kehangatan bagi masyarakat sebagai penyanyi, komedian, dan pembawa acara. Kontribusinya di industri hiburan tanah air akan tetap dikenang oleh semua masyarakat Korea.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.