Wartawan Kehormatan

2024.02.28

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Hurum Maqshuro dari Indonesia
Foto: Hurum Maqshuro

Pada hari Jumat, 23 Februari 2024, Korean Cultural Center Indonesia menyelenggarakan acara Jeongwol Daeboreum, yaitu sebuah perayaan bulan purnama penuh pertama setelah kalender lunar.

Perayaan ini dirayakan oleh masyarakat Korea, khususnya petani di setiap tanggal ke-15 bulan pertama penanggalan lunar.

Acara ini dimulai pukul 18.00 sampai dengan 20.00 di aula multifungsi KCC Indonesia, diramaikan oleh sekitar 50 orang peserta yang sebelumnya telah mendaftar terlebih dahulu pada situs web KCCI.


Dari kiri atas searah jarum jam: 1. Peserta acara menuliskan harapan-harapan mereka, lalu digantungkan pada daljib. 2. Peserta mencoba bureomkkaegi. 3. Para pesera mengelilingin daljib sambil bermain ganggangsullae. 4. Peserta meramaikan acara dengan memainkan permainan menangkap ekor kkori catgi.

Dari kiri atas searah jarum jam: 1. Peserta acara menuliskan harapan-harapan mereka, lalu digantungkan pada daljip. 2. Peserta mencoba bureomkkaegi. 3. Para pesera mengelilingin daljib sambil bermain ganggangsullae. 4. Peserta meramaikan acara dengan memainkan permainan menangkap ekor kkori catgi.


Pada acara ini, peserta acara diajak untuk menuliskan harapan atau permohonan pada kertas yang telah disiapkan oleh KCCI.

Seperti pada perayaan Jeongwol Daeboreum di Korea, permohonan-permohonan yang telah ditulis, diikat atau digantungkan pada daljip. Ritual ini dikenal sebagai daljip taeugi, yaitu pembakaran rumah bulan yang terbuat dari tumpukan-tumpukan jerami atau ranting.

Biasanya masyarakat Korea menggantungkan permohonan agar hasil panen atau hasil laut melimpah dalam tahun tersebut. Untuk acara di KCCI, daljip taeugi dilakukan secara simbolis dengan menyalakan lampu berwarna merah menyala yang mengelilingi daljip.

Selain itu, peserta juga diajak bermain permainan-permainan tradisional khas Jeongwol Daeboreum, seperti bureomkkaegi (memecahkan kacang-kacangan yang dipercaya memecahkan ketidakberuntungan), tarik tambang, dan jwibullori (permainan membuat lingkaran api yang dimainkan dengan cara membuat api dalam obor atau wadah kaleng lalu diikat dengan tali, kemudian dimainkan dengan cara diputar-putar sehingga api menyala membentuk lingkaran). 

Foto Neysha menuliskan harapannya menggunakan bahasa Korea dengan lancar.

Foto Neysha menuliskan harapannya menggunakan bahasa Korea dengan lancar.


Salah satu yang menarik perhatian penulis adalah peserta termuda pada acara ini, yaitu seorang siswa kelas 5 SD bernama Neysha. Neysha memiliki ketertarikan yang sangat besar dengan budaya Korea sejak kelas 2 SD.

Neysha berkata, "Saya pertama kali saya menyukai Korea saat saya mendengar percakapan bahasa Korea dalam drama Korea. Saya langsung tertarik dengan intonasi bahasanya dan sejak itu mulai mempelajari bahasa Korea secara mandiri melalui YouTube. Sekarang ini saya sudah berada di tingkat menengah."

Neysha menambahkan, "Setiap ada kesempatan mengikuti acara-acara kebudayaan Korea yang diselenggarakan oleh KCC, saya selalu usahakan untuk ikut hadir. Biasanya, setiap hari saya melihat pembaruan informasi acara-acara KCC melalui Instagram maupun laman resmi KCC."

Neysha juga terlihat antusias menulis harapan-harapannya untuk digantungkan di daljip, "Saya memiliki impian untuk melanjutkan studi di Korea. Untuk itu, sedari sekarang saya mulai mempelajari bahasanya dan mengenal lebih banyak budayanya."


KCCI menghadirkan suasana seakan daljip sedang dibakar agar harapan-harapan yang digantungkan dapat terkabulkan serta menyediakan ruang agar para peserta bisa mencoba jwibullori.

KCCI menghadirkan suasana seakan daljip sedang dibakar agar harapan-harapan yang digantungkan dapat terkabulkan serta menyediakan ruang agar para peserta bisa mencoba jwibullori.


Sebelum acara berakhir, KCCI juga mengajak peserta acara untuk menikmati makanan khas Jeongwol Daeboreum yaitu ogokbap. Makanan ini adalah olahan beras yang dicampur dengan berbagai biji-bijian, seperti kacang merah, kacang hitam, gandum, kacang kedelai, dan jawawut.

Ogokbap bisa dimakan bersama dengan namul, yaitu lauk berupa sayuran seperti gosari, sigeumchi, munamul, kongnamul, dan doraji namul. Selain itu, terdapat pula kimci dan tteokpokki sebagai makanan tambahan pada acara ini. Ogokbap ini adalah sebuah simbol kesuburan pertanian dalam satu tahun ke depan.

Peserta acara berkesempatan untuk mencicipi makanan khas perayaan Jeongwol Daeboreum, yaitu ogokbab.

Peserta acara berkesempatan untuk mencicipi makanan khas perayaan Jeongwol Daeboreum, yaitu ogokbab.



sofiakim218@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.

konten yang terkait