Penulis: Wartawan Kehormatan Monthi Rosselini dari Indonesia
Foto: Monthi Rosselini
Hwangnidan-gil atau Jalan Hwangnidan adalah sebuah daerah yang terkenal di Gyeongju dan dikenal juga dengan sebutan jalan budaya. Nama tersebut didapat karena banyaknya bangunan pertokoan bergaya trendi, tetapi tetap mempertahankan sisi tradisionalnya. Banyak wisatawan yang sengaja datang ke sini untuk mengambil foto di berbagai sudut estetis yang ada di sekitar Hwangnidan-gil. Penulis mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke Hwangnidan-gil bersama rombongan tur KOCIS pada bulan November 2023 lalu.
Mencoba jajanan roti koin 10 won yang sedang viral
Jajanan ini sangat populer di Korea, bahkan di Hwangnidan-gil terdapat lebih dari satu toko yang menjual roti koin ini. Namun, mereka menjual dengan harga yang sama, yaitu 3.000 won. Demi menghilangkan rasa penasaran, penulis memesan roti koin 10 won di salah satu toko yang ramai pengunjung. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk memanggang roti koin tersebut.
Selang tiga menit menunggu, roti yang penulis pesan sudah siap untuk disantap. Penulis sangat terkejut karena ternyata roti ini bagian luarnya begitu renyah. Kemudian tekstur bagian dalam roti yang menyerupai panekuk juga sangat lembut dan terasa manis, isian keju mozarella melengkapi kelezatan roti yang sedang viral ini.
Mengunjungi toko-toko dengan desain estetis
Hampir semua toko yang ada di Hwangnidan-gil terlihat sangat trendi dan estetis. Di sana penulis sempat memasuki beberapa toko, salah satunya adalah toko buku EoseoEoseo. Sangat menyenangkan melihat dekorasi toko buku bergaya retro ini. Ukuran toko yang kecil dengan dekorasi barang-barang retro membuat toko ini memiliki nuansa yang unik dan hangat. Toko buku ini berfokus menjual buku-buku seperti novel atau kumpulan buku puisi. Tidak hanya itu, toko ini juga menjual beberapa produk cendera mata seperti tas kanvas, kalendar, dan kartu pos dengan gambar foto pemandangan yang ada di Kota Gyeongju.
Toko lain yang menarik perhatian adalah toko produk dekorasi bernama Home Mango. Toko ini menjual berbagai pernak-pernik dekorasi seperti dreamcatcher, patung kayu dengan desain hewan yang lucu, produk anyaman, pigura dengan gambar estetis, serta hiasan kecil lainnya. Toko ini membuat penulis betah berlama-lama menghabiskan waktu melihat-lihat produk mereka yang unik.
Masih banyak toko bergaya estetik lainnya yang ada di Hwangnidan-gil, seperti kafe, toko parfum, butik, toko cendera mata, hingga studio foto hitam putih bergaya klasik. Dari hasil menelusuri Hwangnidan-gil, penulis membeli beberapa barang-barang kecil sebagai kenang-kenangan, di antaranya adalah gantungan kunci Observatori Cheomseongdae, kartu pos pemandangan kota Gyeongju, bucket hat, serta boneka kucing.
Mencoba nasi abalone di restoran bergaya hanok
Di area ini tersedia berbagai jenis restoran, mulai dari restoran siap saji, restoran dengan menu makanan barat, hingga restoran yang menyajikan hidangan-hidangan khas Korea. Ketika itu, penulis beserta teman-teman dari rombongan tur KOCIS diajak ke sebuah restoran dua lantai dengan desain bangunan bergaya hanok. Restoran ini bernama Bokgil. Makan di restoran ini merupakan pengalaman yang amat berkesan bagi penulis karena dapat menikmati makanan khas Korea sambil menikmati pemandangan pohon kayu merah fajar dengan latar makam kuno di Gyeongju.
Makanan andalan dari restoran ini adalah nasi abalone yang disajikan di dalam wadah panas. Selain makanan utama, terdapat juga bancan yang dihidangkan di atas piring-piring kecil untuk dimakan oleh beberapa orang. Bancan yang disajikan di antaranya adalah jeotgal yang merupakan makanan fermentasi khas Korea yang terbuat dari berbagai jenis produk laut seperti ikan, gurita, udang, dan kerang. Kemudian tersedia juga honghap miyeokguk (sup rumput laut dengan kerang) dalam porsi kecil serta tahu sutra dan kimci.
Berfoto di beberapa spot unik di Hwangnidan-gil
Setiap beberapa meter melangkah, pasti akan ada spot foto yang unik dan estetis, seperti jalan kecil dengan latar rumah hanok atau beberapa kafe yang memiliki desain retro. Tidak heran, kawasan bersejarah di tengah Kota Gyeongju ini menjadi lokasi favorit para pecinta fotografi dan pengguna media sosial.
Pesona Hwangnidan-gil tidak hanya terletak pada keindahan arsitektur dan bangunan toko-tokonya. Berbagai sudut Hwangnidan-gil menawarkan suasana yang khas sehingga memberikan kesempatan pada wisatawan untuk berpose di setiap sudut jalan ini. Penulis pun tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Bersama beberapa teman sesama wartawan kehormatan, kami menyempatkan berfoto di sudut estetis di Hwangnidan-gil.
Mengunjungi Kompleks Daereungwon, pusat makam kuno Dinasti Silla
Hwangnidan-gil lokasinya sangat dekat dengan kompleks makam kuno Daereungwon. Wisatawan bisa dapat melihat beberapa bukit pemakaman di ujung Hwangnidan-gil sehingga hal yang tidak boleh dilewatkan ketika berkunjung ke Hwangnidan-gil adalah mengunjungi kompleks makam bersejarah ini.
Kompleks Daereungwon adalah tempat pemakaman para bangsawan yang berkuasa pada masa Dinasti Silla. Di dalam bukit-bukit besar inilah para bangsawan dimakamkan. Konon, semakin besar bukitnya, semakin kaya dan berkuasa sosok yang dimakamkan di sana. Berdasarkan informasi yang penulis dapat dari pemandu wisata yang mengiringi tur kami, dikatakan bahwa saat ini bangunan modern tidak boleh dibangun lebih tinggi dari bukit pemakaman raja dan ratu.
Hwangnidan-gil hanyalah satu dari sekian banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi di Gyeongju. Oleh karena itu, ketika berkunjung ke Gyeongju, pastikan Anda juga mengunjungi tempat wisata lainnya, seperti Kuil Bulguksa, Istana Gyeongju Donggung, Danau Wolji, Museum Gyeongju, Makam Cheonmachong yang ada di dalam Kompleks Daereungwon, Taman Nasional Gyeongju, Observatori Cheomseongdae, dan Kampung Rakyat Yangdong.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.