Penulis: Wartawan Kehormatan Dhanisa Kamila Huda dari Indonesia
Foto: Dhanisa Kamila Huda
Pada tanggal 22 November lalu, penulis dan beberapa rekan Wartawan Kehormatan mendapatkan undangan dari KOCIS (Dinas Kebudayaan dan Informasi Korea) untuk menghadiri tur malam di Museum Nasional Korea. Museum ini adalah museum terbesar di Korea dengan koleksi beragam mulai dari koleksi masa prasejarah hingga koleksi masa modern. Museum yang terletak di Yongsan-gu, Seoul, ini sangat mudah dicapai dengan bus maupun kereta bawah tanah.
Dipimpin oleh seorang pemandu berbahasa inggris, tur dimulai sekitar pukul tujuh malam setelah semua peserta berkumpul di depan Exhibition Hall yang berada di lantai satu. Tur dimulai dengan menonton video pemaparan di area Ten-Story Stone Pagoda yang megah dari Kuil Gyeongcheonsa. Warna-warni dan efek visual indah yang dihasilkan dari video pemaparan sangat unik dan berkesan. Cerita-cerita yang dipaparkan pun mudah dipahami.
Setelah menonton video pemaparan, pemandu membawa para peserta ke ruangan tempat koleksi mahkota emas dan sabuk emas berada. Mahkota dan sabuk emas yang mewah ini merupakan peninggalan Kerajaan Silla yang ditemukan di sebuah makam di daerah Gyeongju.
Para peserta lanjut berkeliling ke ruangan-ruangan lain sambil mendengarkan penjelasan dari pemandu. Selama tur, penulis melihat bahwa Museum Nasional Korea dipenuhi dengan berbagai macam koleksi berharga yang menjadi kebanggaan sejarah serta budaya Korea. Misalnya adalah koleksi prasasti bersejarah, koleksi berbagai jenis patung-patung Buddha, hingga koleksi keramik-keramik seladon. Seladon adalah istilah untuk tembikar yang dilapisi dengan warna hijau giok yang teknik pembuatannya pertama kali dikenalkan dari Tiongkok. Tidak hanya warna hijaunya yang cantik, desain dan bentuk keramik-keramik seladon juga beragam. Museum ini memiliki banyak jenis koleksi keramik mulai dari desain yang detail dan rumit, hingga desain yang sederhana, tetapi bermakna dalam. Semua terlihat sangat mewah, anggun, dan bernilai tinggi.
Bagi penulis, yang menjadi sorotan utama dalam tur tersebut adalah kunjungan ke Room of Quiet Contemplation atau Ruang Renungan Tenang. Ruang ini memamerkan dua patung Pensive Bodhisattva yang secara luas dianggap sebagai dua mahakarya terbaik di dunia dari jenisnya. Di wajah patung-patung yang terbenam dalam kontemplasi mendalam ini, terukir senyum-senyum misterius. Patung-patung ini dimaksudkan untuk menemani para pengunjung merenung dan melakukan perjalanan spiritual khusus di dalam benak mereka. Asal mula patung Buddha dengan pose ini diambil dari sosok Pangeran Siddhartha saat ia merenungkan empat fase kehidupan, yaitu lahir, usia tua, sakit, dan kematian. Saat melihat patung-patung ini secara langsung, penulis dapat memahami kenapa mereka begitu istimewa.
Setelah tur berakhir, para peserta mendapatkan beberapa cendera mata dari museum sebagai kenang-kenangan. Beberapa dari hadiah-hadiah tersebut adalah masker dengan ukiran tradisional dan pembatas buku cantik berbentuk mahkota emas dari Kerajaan Silla. Berkat undangan dari KOCIS, penulis tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru mengenai koleksi-koleksi berharga dan bersejarah dari Korea tetapi juga kenang-kenangan cantik yang bermanfaat.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.