Wartawan Kehormatan

2023.09.08

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Spinela Sipayung dari Indonesia

Foto: Spinela Sipayung



Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea bekerja sama dengan Museum Nasional Indonesia dan Galeri Nasional Indonesia mengadakan pameran keramik kolaborasi kedua negara bertajuk "Korea-Indonesia Ceramic Art Connecting 5,296 km." Pameran ini diselenggarakan juga atas kerja sama dengan Korean Cultural Center Indonesia (KCCI), Korea Foundation for International Cultural Exchange (KOFICE), Korea Ceramic Foundation, Gyeonggi Museum of Contemporary Ceramic Art (KOCEF). Pameran ini diselenggarakan untuk menyambut peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara Korea-Indonesia serta menyambut penyelenggaraan KTT ASEAN di Jakarta.


Salah satu tampilan karya seni pada bagian depan awal masuk ke pameran

Salah satu tampilan karya seni pada bagian depan awal masuk ke pameran.


Pameran ini berlangsung selama 12 hari, yaitu pada tanggal 29 Agustus s/d 9 September 2023 di Museum Nasional Indonesia. Pada pameran ini terdapat 55 buah karya seni koleksi dari Gyeonggi Museum of Contemporary Ceramic Art dan 25 buah karya seni koleksi dari Museum Nasional Indonesia. Karya seni dari seniman Korea yang ditampilkan dalam pameran tersebut tersusun rapi berdasarkan alfabet dari nama-nama seniman Korea dalam bahasa Inggris. Sedangkan karya seni dari seniman Indonesia yang berada di Gyeonggi Museum of Contemporary Ceramic Art disusun secara khusus dalam rangka memperingati 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara.


Spanduk Korea-Indonesia Ceramic Art Connecting 5,296 km di Museum Nasional Indonesia.

Spanduk Korea-Indonesia Ceramic Art Connecting 5,296 km di Museum Nasional Indonesia.


Melalui pameran ini, Korea Ceramic Foundation dan Museum Nasional Indonesia dengan bangga menampilkan karya seni dari kedua negara. Seni keramik sangatlah erat dengan kehidupan manusia. Melalui pameran seni ini, kedua negara berharap untuk mendekatkan jarak fisik sejauh 5.296 km antara Korea dan Indonesia melalui harmonisasi budaya.

Salah satu karya seni yang menurut penulis menarik adalah karya dari Dyah Retno yang mengangkat cerita tentang kolonialisme dan kelaparan. Secara sejarah. Pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan yang saat itu dikendalikan oleh Belanda. Pada zaman itu, masyarakat kelaparan karena kolonialisme sehingga mereka harus makan ampo, makanan khas Tuban yang dibuat dari tanah. Ampo dibuat dari tanah yang ditekan dan dicampur dengan bambu kemudian dibakar dengan api. Warga Tuban percaya makanan ini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Ampo saat ini merupakan simbol bahwa tanah bisa menjadi sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup, tetapi hanya sedikit masyarakat yang tahu tentang ampo.

Proses pembuatan ampo pada tampilan layar televisi

Proses pembuatan ampo pada tampilan layar televisi.


Para pengunjung dapat menikmati pameran karya seni tersebut dengan jadwal kunjungan mengikuti sesuai hari dan jam operasional museum, yaitu Selasa-Minggu pada pukul 08.00-16.00 WIB. Pameran dengan karya-karya seni tersebut berada di dalam area museum sehingga para pengunjung yang ingin melihat pameran tersebut harus membeli tiket masuk museum.

Tampak depan Museum Nasional Indonesia di Jalan Medan Merdeka Barat No. 12, Gambir, Kecamatan gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Tampak depan Museum Nasional Indonesia di Jalan Medan Merdeka Barat No. 12, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.


Bagi penulis, pameran adalah suatu kegiatan di mana karya seni yang dibuat oleh sang seniman ditampilkan serta dikomunikasikan kepada publik menjadi alat komunikasi antara seniman dengan penikmat seni. Penulis sangat antusias berkesempatan menyaksikan karya-karya seni kolaborasi seniman Korea dengan Indonesia. Pameran ini menjadi peluang bagi masyarakat yang memiliki ketertarikan dalam seni maupun pengunjung museum yang sama-sama ingin menikmati nilai sejarah dan budaya kontemporer yang terpancar dari karya seni tersebut.

sofiakim218@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.

konten yang terkait