Wartawan Kehormatan

2023.08.02

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Hurum Maqshuro dari Indonesia

230802_KCCI_1

Penulis (kiri) dan Husni (kanan) berfoto bersama setelah menjadi pembicara pada acara "Sastra Korea Favoritku" di KCC Indonesia. (Maulia Resta)


Pada Jumat, 21 Juli 2023, Korean Cultural Center Indonesia mengadakan acara berjudul "Sastra Korea Favoritku." Acara tersebut menampilkan lima orang pembicara yang berbagi cerita tentang sastra Korea favorit mereka kepada para peserta. Penulis berkesempatan menjadi salah satu untuk berbagi cerita mengenai karya sastra Korea favorit penulis, yaitu buku puisi berjudul The Heart That Remains Until the End karya Na Tae-Joo. Buku ini telah menjadi favorit penulis di antara karya-karya Na Tae-Joo dan buku-buku Korea lain yang telah penulis baca.

Penulis merasa bahwa sastra Korea memiliki nilai seni yang indah melalui bahasanya dan makna mendalam dalam setiap kalimatnya. Puisi-puisi Na Tae-Joo memiliki bahasa yang sederhana, sehingga mudah bagi penulis sebagai pemelajar bahasa Korea untuk memahaminya. Puisi-puisinya membawa makna yang hangat dan tulus, tidak hanya tentang cinta romansa antara kekasih, tetapi juga tentang cinta untuk orang tua, saudara, teman, dan diri sendiri. Penulis juga menyebutkan bahwa membaca buku-buku puisi Korea dapat membantu meningkatkan kemampuan bahasa Korea dengan menambah kosakata baru dan meningkatkan pemahaman struktur kalimat dalam bahasa Korea.

230802_KCCI_2

Qinthara (Tata) menjelaskan alasan ia memilih buku I'm Not Lazy, I'm on Energy Saving Mode sebagai sastra Korea favoritnya. (Hurum Maqshuro)


Tidak hanya penulis, ada empat pembicara lainnya yang juga membagikan cerita mengenai karya sastra Korea favorit mereka. Qinthara, atau yang akrab disapa Tata, membawa buku berjudul I'm Not Lazy, I'm on Energy Saving Mode. Ia berkata bahwa buku ini memberikan motivasi positif ketika ia merasa sedih. Tata adalah seorang siswa yang sangat tertarik pada bahasa Korea. Tata menyebutkan bahwa buku ini cukup mudah dipahami bagi siapa pun bahkan yang baru belajar bahasa Korea. Selain itu, dengan ilustrasi yang lucu dan menarik, pesan-pesan yang terkandung dalam buku tersebut dapat disampaikan dengan efektif kepada para pembaca.

Pembicara selanjutnya, Novi, membawa buku Thank You for Saying That sebagai karya sastra Korea favoritnya. Novi membagikan bahwa ia membaca buku ini dalam versi terjemahan ke bahasa Indonesia. Ia mengetahui tentang buku ini melalui rekomendasi dari idola K-Pop favoritnya. Bagi Novi, buku ini memberikan pelajaran berharga tentang berbagai cara berkomunikasi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam merespon situasi dan menawarkan solusi melalui kata-kata. Dari buku ini, Novi belajar bagaimana menjaga hati yang baik, mengelola emosi, dan menyampaikan ketulusan melalui kata-kata yang diucapkan. Nilai-nilai positif inilah yang membuat Novi jatuh cinta dengan buku ini, sehingga menjadi karya sastra Korea favoritnya sejauh ini.

Pembicara keempat membawa Tired or Not Liking Anything sebagai karya Korea favoritnya. Buku ini memberikan motivasi positif dan kata-kata yang menenangkan ketika ia merasa lelah dengan rutinitas harian. Meskipun ia membaca buku ini dalam versi terjemahan ke bahasa Indonesia, ia merasa bahwa hidupnya menjadi lebih positif setelah membaca buku-buku esai Korea.

230802_KCCI_3

Husni dengan antusias menceritakan bagaimana Almond menjadi karya sastra Korea favoritnya. (Hurum Maqshuro)


Pembicara terakhir, Husni, membagikan kisah novel Almond karya Sohn Won-Pyung. Ia menyebutkan bahwa novel ini banyak dibaca oleh banyak idola K-Pop. Dengan antusias, Husni menceritakan bagaimana ia tertarik secara emosional dengan alur cerita, meskipun tokoh utamanya menderita Alexithymia, sebuah kondisi di mana tokoh utama tidak dapat merasakan emosi karena amigdala yang kurang berkembang sejak kecil. Husni juga mengatakan bahwa banyak sekali nilai-nilai postif yang bisa ia petik melalui novel ini.

Antusiasme para pembicara dalam berbagi karya sastra Korea favorit mereka dipadukan dengan respon dari para peserta membuat acara ini menarik sepanjang waktu. Para pembicara dan peserta meminta KCC Indonesia untuk mengadakan lebih banyak acara yang terkait dengan sastra Korea. Banyak dari mereka menjadi lebih tertarik untuk belajar bahasa Korea agar dapat menikmati sastra Korea dalam bahasa aslinya daripada dalam terjemahan. Selain konten buku yang menarik dan inspiratif, bahasa yang mudah dipahami, kata-kata yang indah, juga membuat banyak teman-teman di Indonesia tertarik untuk membaca buku-buku Korea. Yang paling utama adalah bagaimana buku-buku tersebut menyampaikan pesan dan makna yang mendalam, menyentuh hati semua orang yang membacanya, serta memberikan nilai-nilai positif.


margareth@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.

konten yang terkait