Penulis: Wartawan Kehormatan Maulia Resta Mardaningtias dari Indonesia
Foto: Maulia Resta Mardaningtias
Selasa, 11 April 2023, penulis berpartisipasi dalam acara "Mengenal dan Bermain Yunnori" yang diadakan oleh Korean Cultural Center Indonesia (KCCI). Melalui acara ini KCCI, mengajak siapa saja yang tertarik dengan budaya Korea untuk mengetahui cara bermain yunnori dan melakukan turnamen yunnori secara berkelompok. Para peserta yang telah mendaftar melalui formulir yang disediakan pada website KCCI dapat mengikuti acara ini pukul tiga sore di Ruang Multifungsi, Korean Cultural Center Indonesia.
Yunnori merupakan permainan papan tradisional Korea yang biasa dimainkan oleh masyarakat Korea dari berbagai kalangan usia pada hari raya.
Adapun yut merupakan tongkat yang dijadikan dadu yang digunakan dalam permainan yunnori, sedangkan nori merupakan bahasa Korea yang berarti permainan. Yut aslinya terbuat dari kayu dan umumnya terdapat 4 buah yut dalam satu permainan yunnori.
Terdapat lima istilah yang harus dihafalkan oleh para peserta ketika ingin memainkan yunnori, yakni do (satu), gae (dua), geol (tiga), yut (empat), dan mo (lima). Istilah-istilah tersebut merujuk pada hasil kombinasi lemparan dadu saat permainan.
Peraturan lainnya dalam yunnori, yakni ketika bidak yang dimiliki kedua tim bertemu dalam satu tempat, maka tim yang sedang berjalan dapat menyingkirkan bidak tim lawan. Namun, jika dua bidak yang dimiliki satu tim saling bertemu dalam lintasan, maka tim dapat memutuskan untuk menjalankan kedua bidak secara bersamaan atau tidak.
Setelah mendengarkan penjelasan singkat mengenai yunnori, para peserta dibagi menjadi dua tim yang masing-masing berisi sepuluh orang. Masing-masing kelompok memilih tiga bidak yang bisa dijalankan. Bidak yang digunakan dalam permainan yunnori bisa menggunakan barang-barang seperti kancing, gantungan kunci, dan lain sebagainya.
Awalnya, permainan berlangsung sangat tenang, tetapi semangat bermain para peserta semakin terlihat ketika keseruan permainan yunnori meningkat saat bidak terakhir kedua tim berjuang melempar dadu bergantian untuk mendapatkan do agar dapat menentukan tim mana yang menjadi pemenangnya.
"(Awalnya) penasaran dengan permainan tradisional Korea, apalagi pernah lihat di acara ragam Korea, jadi saya ingin merasakan bermain secara langsung. (Ternyata) seru banget! Permainannya bisa membuat kami menjadi satu tim yang kompak, padahal kebanyakan baru pertama kali bertemu. Suasana juga menjadi heboh karena ada kompetisi antara dua kelompok yang bersaing mengatur strategi untuk menang. Perasaan saya senang sekali karena bisa ikut bermain yunnori secara langsung," ungkap Jamiatul Husni, salah satu peserta.
"Ini pertama kalinya saya bermain yunnori. Acaranya seru sekali, kami disatukan menjadi satu tim padahal tidak saling kenal. Akhirnya kami bisa punya teman baru. Walau sempat terkena lemparan dadu karena semangat saat melemparnya, saya senang tim saya akhirnya menang juara 1," ungkap Zuhairiah.
"Kesan ikut acara ini, seru banget, sih. Kami bisa main dengan kompak dan mengatur strategi untuk membuat bidak selesai sampai finish. Apalagi di saat-saat terakhir, masing-masing tim mencoba keberuntungan untuk menghasilkan do untuk jadi pemenangnya,” ungkap Alfrida Rizki.
Mengingat bahwa para peserta berasal dari berbagai macam daerah, dan bertemu di KCCI tanpa mengenal satu sama lain menjadi bukti bahwa melalui acara ini, KCCI berhasil mengenalkan yunnori sebagai permainan yang dapat meningkatkan kebersamaan dan kekompakkan para pemain dari berbagai kalangan usia dalam mengatur strategi.
Penulis berharap permainan ini akan selalu menjadi pilihan permainan di saat berkumpul bersama-sama keluarga atau pun teman.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net yang berasal dari seluruh dunia serta membagikan cinta dan semangat mereka untuk semua hal yang berhubungan dengan Korea Selatan.