Wartawan Kehormatan

2023.04.06

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Putri Sri Ramadhanti dari Indonesia
Foto: Yoshima Putri


Banyak beasiswa yang tersedia untuk melanjutkan pendidikan di Korea, salah satunya adalah beasiswa profesor. Beasiswa profesor adalah beasiswa yang diberikan langsung oleh profesor kepada mahasiswanya. Biasanya beasiswa ini tersedia untuk jurusan science, teknik, IT atau jurusan lainnya yang lebih banyak menghabiskan waktu di laboratorium.

Yoshima Putri adalah salah satu peraih beasiswa profesor yang berasal dari Kota Pare, Kediri, Jawa Timur. Ia lulus dari Institut Teknologi sepuluh Nopember Surabaya jurusan teknik dan berhasil mendapatkan beasiswa profesor di Pusan National University (PNU) yang terletak di Kota Busan.

Penulis berkesempatan melakukan wawancara melalui Direct Message (DM) Instagram pada Minggu (20/3/23) terkait dengan beasiswa profesor yang Yoshima terima dari Profesor di PNU.

230406_HR

Yoshima Putri berhasil lulus program magister dari Pusan National University (PNU) dengan beasiswa profesor.


P: Apa perbedaan beasiswa profesor dan beasiswa GKS?

Y: Beasiswa profesor adalah beasiswa yang pendanaannya berasal dari profesor atau dari laboratorium tempat profesor tersebut bekerja. Beasiswa GKS merupakan beasiswa yang pendanaannya berasal dari pemerintah Korea. Dua-duanya memiliki seleksi cukup ketat.

Perbedaan terbesar berada pada tahap wawancara. Kalau beasiswa profesor, calon mahasiswa akan diwawancara langsung oleh pemberi dana, yaitu profesor di laboratorium tersebut. Sedangkan kalau beasiswa GKS, akan diwawancara oleh pihak univesitas atau kebudayaan, tergantung jalur pendaftaran calon mahasiswa.

P: Bagaimana kesan Anda berkuliah sebagai mahasiswa di Korea ?

Y: Semua mahasiswa yang berkuliah di negara yang berbeda pasti pernah mengalami culture shock, termasuk saya. Saya kaget melihat mahasiswa-mahasiswa di Korea yang rajin sekali pergi ke perpustakaan untuk belajar sehingga saya sendiri pun terbawa untuk belajar lebih rajin di perpustakaan.

Korea terasa lebih kompetitif dibanding Indonesia. Semua mahasiswa terlihat fokus untuk belajar karena itu adalah prioritas mereka sebagai mahasiswa. Melihat para mahasiswa di sekeliling saya yang rajin belajar setiap hari, saya jadi terdorong untuk bisa kompetitif seperti mereka.

P: Apa kesulitan Anda selama belajar di Korea?

Y: Kesulitan paling awal yang saya hadapi tentu saja adaptasi di laboratorium. Mahasiswa harus memahami apa yang profesor inginkan karena setiap profesor memiliki standar yang berbeda. Kesulitan saya di awal adalah kesalahpahaman karena tujuan penelitian yang kami miliki berbeda. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, saya mulai memahami tujuan riset profesor saya. Jadi, mahasiswa harus sering berkomunikasi dengan profesor agar bisa memahami tahapan dan tujuan riset yang dilakukan bersama.

Karena saya berada di program S2, maka saya harus melakukan penelitian dan menulis jurnal. Oleh karena itu, saya harus siap jika profesor meminta laporan pada setiap rapat mingguan. Laboratorium saya memiliki jadwal seminar sekali seminggu setiap hari Jumat dan setiap mahasiswa wajib untuk melakukan presentasi minimal sebulan dalam seminar tersebut. Akan tetapi, jika sedang ada penelitian yang sedang dikejar oleh profesor, maka biasanya profesor akan meminta mahasiswa untuk lebih fokus pada riset tersebut dibanding mempersiapkan presentasi seminar.

P: Apakah Anda bisa memberikan tips bagi para pembaca Korea.net yang ingin mendapatkan beasiswa profesor?

Y: Pertama-tama, Anda harus memahami minat riset Anda. Misalnya, jurusan saya IT. Nah, dari cakupan IT yang sangat luas itu, saya harus bisa memahami apa yang menjadi minat saya. Karena saya tertarik dengan bidang kecerdasan buatan (AI), maka saya mencari riset terkait AI. Akan lebih baik lagi jika tema riset yang kita minati tidak terlalu luas agar lebih mudah mencari jurusan dan universitas yang sesuai.

Apabila Anda sudah tahu bidang riset yang Anda minati, coba cari jurusan dan universitas di Korea yang menawarkan bidang riset tersebut. Informasi-informasi itu bisa dengan mudah ditemukan di laman web universitas-universitas Korea. Apabila sudah menemukan informasi yang menunjukkan laboratorium atau profesor yang cocok dengan riset kita, coba kirimkan surel kepada profesor tersebut. Anda bisa menanyakan beasiswa untuk masyarakat internasional serta mengirimkan CV dan rencana studi sebagai bahan pertimbangan profesor tersebut. Apabila profesor tersebut menyediakan beasiswa, biasanya ia akan membalas surel kita lalu melanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu wawancara seleksi.

P: Apa kegiatan Anda saat ini setelah lulus dari PNU?

Y: Sekarang saya kerja di salah satu startup di Seoul.


margareth@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net yang berasal dari seluruh dunia serta membagikan cinta dan semangat mereka untuk semua hal yang berhubungan dengan Korea Selatan.

konten yang terkait