Wartawan Kehormatan

2023.01.05

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Dita Anggraeni Yusup dari Indonesia
Foto: Dita Anggraeni Yusup


"Kita ganti jajanan kali ini menjadi gangjeong karena rasanya pasti lebih familiar dan semua orang pasti suka."

Kalimat ini dikatakan oleh Debora, staf Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) saat menyiapkan jajanan Korea yang akan dibagikan kepada para santri di Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School, Parung, Bogor. KCCI melakukan kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) di pondok pesantren ini dengan membangun sebuah Pojok Budaya Korea dan memperkenalkan budaya Korea pada hari peresmiannya.

Acara tersebut dilakukan pada 23 Desember lalu dan salah satu bagian dari acara tersebut adalah pembagian jajanan khas Korea kepada para santri. Gangjeong dipilih KCCI karena bentuknya yang mirip dengan jajanan Indonesia sehingga orang Indonesia pasti menyukainya. Dilansir dari Wikipedia, gangjeong adalah jajanan khas Korea yang terbuat dari beras ketan yang dilapisi dengan madu dan dicampur dengan kacang-kacangan, biji-bijian, serbuk sari, atau bubuk rempah-rempah.

230105_CSR Gangjeong_1

Gangjeong adalah jajanan khas Korea yang terbuat dari beras ketan yang dilapisi dengan madu dan dicampur dengan kacang-kacangan, biji-bijian, serbuk sari, atau bubuk rempah-rempah.


Masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa pasti tidak asing saat melihat gangjeong karena gangjeong sangat mirip dengan brondong ketan. Brondong ketan adalah jajanan Indonesia yang bahan utamanya merupakan beras ketan yang digoreng dan menempel berbentuk balok. Ketan tersebut bisa menempel karena dilapisi dengan gula merah.

Dari segi bentuk, sebetulnya sedikit berbeda. Brondong dari Indonesia biasanya memiliki potongan yang cukup besar, sedangkan gangjeong lebih lebar namun pipih, tidak setebal potongan brondong.

Gangjeong dan brondong sama-sama manis. Namun, isi dalam gangjeong bukan hanya beras ketan saja. Di dalam gangjeong terdapat campuran kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang almond, kuaci, dan biji wijen.

Untuk lapisannya yang terasa manis, ternyata gangjeong menggunakan madu atau yeot (sari beras yang manis dan kental). Brondong menggunakan gula merah yang dilelehkan untuk menempelkan beras ketan yang telah digoreng.

230105_CSR Gangjeong_2

Berbagai makanan kecil khas Korea dan Indonesia dibagikan pada acara CSR KCCI.


Para staf KCCI dan wartawan kehormatan (HR) yang hadir ikut menjelaskan mengenai gangjeong kepada para peserta. Walaupun para HR yang hadir baru tahu mengenai gangjeong pada hari tersebut, para HR sangat bersemangat untuk mengenalkan gangjeong kepada para santri.

Di dalam tumpukan gangjeong juga terdapat yeot-gangjeong. Yeot-gangjeong sedikit berbeda dengan gangjeong biasa. Yeot-gangjeong hanya berisi kacang-kacangan dan biji-bijian saja yang dilapisi dengan yeot. Yeot-gangjeong tidak menggunakan beras ketan goreng dalam pembuatannya.

230105_CSR Gangjeong_3

Yeot-gangjeong berisi kacang-kacangan dan biji-bijian yang dilapisi dengan yeot, tidak menggunakan beras ketan goreng dalam pembuatannya.


Gangjeong sering disajikan pada acara-acara penting seperti pernikahan, upacara leluhur, dan perayaan tahun baru Korea. Jajanan ini juga bisa dinikmati bersama keluarga dan teman-teman selama liburan. Turis-turis asing yang datang ke Korea bisa menemukannya di berbagai toko jajanan.


margareth@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net yang berasal dari seluruh dunia serta membagikan cinta dan semangat mereka untuk semua hal yang berhubungan dengan Korea Selatan.

konten yang terkait