Wartawan Kehormatan

2022.10.21

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian
Oleh Wartawan Kehormatan Audrey Regina dari Indonesia

Tepat pada bulan Oktober, diperingati hari yang bersejarah di Korea dan Indonesia. Karena pada bulan Oktober, Korea dan Indonesia mencatatkan sejarah penting terkait penetapan sistem penulisan, bahasa, dan sastra di masing-masing negara. Korea dan Indonesia sama-sama memiliki bahasanya masing-masing, Korea menggunakan bahasa Korea dan Indonesia menggunakan bahasa Indonesia. Di balik itu, ada sejarah panjang hingga bahasa Korea dan Indonesia sama-sama bisa diterapkan dengan baik di negaranya masing-masing.

Di Korea, 576 tahun yang lalu, untuk pertama kalinya, hangeul diumumkan dan disebarkan kepada rakyat Joseon sebagai sistem penulisan yang berlaku di Joseon. Penciptaan hangeul atau dulunya disebut hunminjeongeum, tak lepas dari jasa Maharaja Sejong dan para cendekiawan di Jiphyeonjeon. Hunminjeongeum berarti suara yang tepat untuk diajarkan kepada rakyat.

Alasan di balik penciptaan hunminjeongeum juga mencerminkan kebijaksanaan dari Maharaja Sejong. Pada zaman itu, rakyat Joseon menggunakan aksara hanja untuk baca tulis. Hanja diadopsi dari aksara Cina. Dikarenakan sistem penulisannya sulit, hanya keluarga kerajaan dan bangsawan saja yang punya kesempatan untuk belajar baca tulis. Maharaja Sejong pada saat itu ingin menegakkan keadilan supaya semua rakyatnya, baik itu yang dari kalangan bangsawan atau rakyat biasa, bisa membaca dan menulis.

Maka pada tahun 1443, dimulailah rencana penciptaan aksara yang lebih mudah dibandingkan hanja, supaya semua rakyat Joseon bisa membaca dan menulis. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1446, diumumkanlah hunminjeongeum. Hunminjeongeum kemudian disempurnakan lagi menjadi hangeul oleh para sarjana pada tahun 1912. Han berarti besar atau agung, dan geul berarti alfabet. Sehingga hangeul berarti alfabet yang agung.

Hingga kini, hangeul diakui sebagai satu-satunya aksara yang diketahui siapa pembuatnya. Untuk mengenang jasa Raja Sejong, 9 Oktober pun diperingati sebagai Hari Hangeul di Korea. Dan di Alun-alun Gwanghwamun, patung Raja Sejong dibangun dengan gagah dan menjadi atraksi yang menarik kedatangan wisatawan.

Patung Maharaja Sejong yang terletak di Alun-alun Gwanghwamun, Seoul. (Korea.net)

Patung Maharaja Sejong yang terletak di Alun-alun Gwanghwamun, Seoul. (Korea.net)


Tidak hanya di Korea, bulan Oktober sama bersejarahnya bagi Indonesia. Di Indonesia, bulan Oktober juga dijadikan Bulan Bahasa dan Sastra. Ada sejarah panjang di balik penetapannya, tapi semuanya berkaitan dengan satu peristiwa penting yang terjadi di bulan Oktober, Sumpah Pemuda.

Sumpah Pemuda merupakan bagian dari serangkaian peristiwa penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia, yang puncaknya terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928. Sehari sebelumnya, pada tanggal 27 Oktober 1928, para pemuda menggelar rapat pertama yang diharapkan melalui kongres tersebut dapat memperkuat semangat persatuan para pemuda.

Tepat pada rapat kedua di tanggal 28 Oktober 1928, seluruh perwakilan pemuda dari Indonesia berkumpul untuk menyatakan rumusan dari Sumpah Pemuda yang berisi 3 butir pernyataan untuk mengaku bertumpah darah satu, tumpah darah Indonesia; berbangsa satu, bangsa Indonesia; dan menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Monumen Persatuan Pemuda_1928

Monumen Persatuan Pemuda yang terletak di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta. (museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id)


Poin ketiga tentang menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia menjadi cikal bakal ditetapkannya bulan Oktober sebagai Bulan Bahasa dan Sastra. Pada hari tersebut juga menjadi hari pertama kali dikumandangkannya lagu "Indonesia Raya" ciptaan Wage Rudolf Supratman.

Bulan Bahasa di Indonesia sendiri mulai diperingati sejak tahun 1980. Lalu pada tahun 1989, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mengubah Bulan Bahasa menjadi Bulan Bahasa dan Sastra.

Bahasa menjadi sarana komunikasi antar manusia. Setiap negara atau daerah memiliki bahasanya masing-masing, dan tentunya ada sejarah penting di balik bahasa tersebut. Sama halnya dengan Korea dan Indonesia, Oktober menjadi bulan penting untuk menandakan sejarah penciptaan aksara hangeul sebagai bagian dari bahasa Korea, dan peringatan Sumpah Pemuda di Indonesia.

Selamat memperingati Hari Hangeul dan Sumpah Pemuda, semoga bahasa Korea dan bahasa Indonesia tetap lestari.


margareth@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net yang berasal dari seluruh dunia serta membagikan cinta dan semangat mereka untuk semua hal yang berhubungan dengan Korea Selatan.


konten yang terkait