Oleh Wartawan Kehormatan Monthi Rosselini dari Indonesia
Beberapa tahun belakangan ini, karya sastra Korea terjemahan tampak marak diminati oleh pembaca di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Sebut saja novel Kim Ji-young: Born 1982, The Plotters, Almond, The Good Son, dan beberapa karya sastra lainnya yang seringkali kita jumpai di rak bestseller berbagai toko buku di Indonesia.
Novel Kim Ji-young : Born 1982 dalam terjemahan bahasa Inggris di rak bestseller di sebuah toko buku di Indonesia (Monthi Rosselini)
Dilansir dari Yonhap News, LTI (Literature Translation Institute of Korea) selaku lembaga penerjemah Korea menyebutkan bahwa novel
Kim Ji-young: Born 1982 yang ditulis oleh Cho Nam-joo telah diterjemahkan ke dalam sepuluh bahasa yang berbeda dengan penjualan lebih dari 300.000 eksemplar selama periode 2016 hingga 2020.
LTI juga menyediakan
e-book dan
audiobook dalam beragam bahasa yang dapat kita nikmati secara gratis. Hanya dengan melakukan pendaftaran di website LTI (
https://library.ltikorea.or.kr/), kita dapat membaca literatur Korea dengan pilihan yang beragam.
5 Novel yang dapat dipilih peserta untuk dijadikan sumber inspirasi dalam melukis. (tangkapan layar website Literature Translation Institute of Korea)
Menyadari akan maraknya peminat literatur Korea, di bulan Juni lalu LTI mengadakan sebuah kontes bertajuk "Korean Literature Global Review Contest". Para peserta diminta untuk membaca salah satu atau beberapa novel Korea yang telah ditentukan oleh pihak penyelenggara, kemudian menginterpretasikannya ke dalam sebuah gambar ataupun karya seni lukis.
Sebagai pecinta literatur Korea yang juga memiliki hobi melukis, saya memutuskan untuk turut berpartisipasi dalam kontes ini. Beberapa novel yang saya baca dan interpretasikan ke dalam lukisan adalah
Almond,
The Good Son, dan
Kim Ji-young: Born 1982.
Dari kiri ke kanan: 1. “Puzzle” dari buku The Good Son, 2. “No Words For Emotions” dari buku Almond , 3.”Ambient Anxiety” dari buku Kim Ji-young: Born 1982. (Monthi Rosselini)
Berikut adalah penjelasan mengenai lukisan dan buku yang saya pilih dalam kontes ini:
1. Judul lukisan: ”Puzzle”, dari buku The Good Son yang ditulis oleh Jeong You-jeong.
Media: Cat akrilik di atas kanvas.
Lukisan ini adalah interpretasi saya setelah membaca buku
The Good Son karya Penulis Jeong You-jeong. Lukisan ini terinspirasi dari kata "puzzle". Penulis novel ini menyusun dan merangkai potongan puzzle kisah hidup Yu-jin (tokoh utama dalam novel ini) satu demi satu. Oleh karena itu, saya berpikir bahwa kisah novel ini dapat digambarkan melalui sebuah "puzzle."
Kisah dalam novel ini diawali ketika Yu-jin terbangun dan mendapati dirinya berlumuran darah. Tidak butuh waktu lama saat dia menelusuri kembali jalan berdarah yang mengarah dari kamarnya dan menemukan ibunya telah meninggal dunia. Sebagai pembaca, kita akan mengikuti kisah saat Yu-jin mencoba mengingat kembali apa yang sebenarnya terjadi. Novel ini benar-benar membuat kita mengira-ngira, "siapa yang melakukan ini?", dan bertanya, "mengapa ia melakukan ini?" Saya sangat menyukai bagaimana penulis Jeong You-jeong mengakhiri cerita ini melalui potongan
puzzle terakhirnya.
2. Judul lukisan : “No Words for Emotions”, dari buku Almond yang ditulis oleh Sohn Won-pyung.
Media: Cat akrilik diatas kanvas.
Lukisan ini adalah interpretasi saya setelah membaca novel
Almond karya pengarang Sohn Won-pyung. Lukisan ini terinspirasi dari kata
Alexithymia, sebuah fenomena subklinis yang dialami Yun-jae tokoh utama dalam novel ini. Ia mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi, menggambarkan perasaan, dan membedakan perasaan dari sensasi tubuh dan gairah emosional.
Warna cat bertekstur pada lukisan ini adalah interpretasi saya kedalam seni lukis dalam menggambarkan berbagai emosi yang ada pada manusia , sedangkan warna hitam mengisyaratkan ketidakmampuan Yun-jae untuk mengenali emosi serta kehalusan dan teksturnya.
Almond adalah novel yang sangat menarik yang mengisahkan cinta, kehangatan, dan persahabatan tanpa syarat.
3. Judul lukisan : “Anxiety Ambience”, dari buku Kim Ji-young: Born 1982 yang ditulis oleh Cho Nam-joo.
Media: Cat akrilik diatas kanvas.
Ketiga lukisan ini adalah interpretasi saya setelah membaca buku
Kim Ji-young: Born 1982 karya penulis Cho Nam-joo. Tokoh dalam novel ini, Kim Ji-young, disebut melambangkan gambaran keseharian perempuan Korea berusia 30-an yang mengalami diskriminasi gender dalam budaya masyarakat Korea yang didominasi laki-laki.
Karya seni ini adalah refleksi bagaimana saya memaknai perasaan Ji-young. Saya membiarkan kuas cat saya menentukan bentuk gambar akhir, membayangkan perasaan Kim Ji-young yang mengalami keputusasaan untuk melepaskan diri dari diskriminasi gender yang menyesakkan.
Novel Almond dan Kim Ji-young : Born 1982 dalam terjemahan bahasa Indonesia bersama lukisan saya yang terinspirasi dari kedua novel tersebut. (Monthi Rosselini)
Sumber berita terkait :
https://en.yna.co.kr/view/AEN20220118003400315
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net yang berasal dari seluruh dunia serta membagikan cinta dan semangat mereka untuk semua hal yang berhubungan dengan Korea Selatan.