Jumlah pembayaran untuk es krim (35,0%), makanan minimarket (34.0%), dan wafel/croffle (25,5%) terus tumbuh dengan rata-rata tahun tertinggi di antara makanan lain. Foto di atas menunjukkan produk mi instan yang dipajang di sebuah minimarket yang terletak di Seoul pada tanggal 20 Oktober 2025.
Penulis: Aisylu Akhmetzianova
Foto: Aisylu Akhmetzianova
Seiring dengan meningkatnya popularitas makanan Korea, kini wisatawan asing juga menikmati produk makanan sehari-hari Korea, seperti mi instan dan kimbap.
Organisasi Pariwisata Korea (KTO) merilis hasil analisis data konsumsi wisatawan asing berdasarkan pengeluaran kartu kredit dari tahun 2018 hingga Juli 2025.
Berdasarkan laporan tersebut, jumlah pembayaran untuk es krim (35,0%), makanan minimarket (34.0%), dan wafel/croffle (25,5%) terus tumbuh dengan rata-rata tahun tertinggi di antara makanan lain.
Berdasarkan jumlah transaksi, jenis toko dengan transaksi terbanyak pada Januari-Juli 2025 adalah kafe (8,9 juta kali), toko roti (3 juta kali), dan toko hamburger (2,3 juta kali). Pertumbuhan pada periode yang sama per tahun (YoY) secara berurutan adalah 29,5%, 36,2%, dan 38,2%.
Konsumsi makanan kecil tradisional, seperti tok dan hangwa (kue kering manis), meningkat hingga 76,9% YoY per Juli 2025.
Konsumsi mi/mandu (55,2% YoY) dan gamjatang (sup tulang belakang babi, 44,0% YoY) pun menunjukkan pertumbuhan. Mi/mandu dan gamjatang merupakan makanan yang sehari-hari biasa dikonsumsi oleh masyarakat Korea, tetapi menjadi kuliner unik bagi wisatawan asing.
Wisatawan asing pun semakin menunjukkan ketertarikan terhadap minimarket Korea. Berdasarkan analisis terhadap tulisan di media sosial dari tahun 2023 hingga Juli 2025, 40,1% di antaranya berhubungan dengan makanan. Kata kunci utama adalah ramyeon (mi instan Korea, 14,1%), kopi (10,5%), dan makanan ringan (7,0%).
Jumlah transaksi di minimarket pada Januari-Juli 2025 pun tercatat lebih dari 13 juta kali yang merupakan lokasi transaksi terbanyak di antara transaksi terkait makanan lainnya.
aisylu@korea.kr