Makanan/Pariwisata

2023.12.15

Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata menerbitkan daftar Local 100 untuk mempromosikan lokasi wisata, konten, para pakar, dan nilai-nilai budaya yang berada di daerah. Korea.net memperkenalkan beberapa tempat wisata tersembunyi yang direkomendasikan untuk wisatawan asing saat berkunjung ke Korea.



Penulis: Lee Kyoung Mi
Video: Lee Jun Young

Tunas-tunas pohon dedalu berwarna hijau kekuningan dan bunga-bunga liar memenuhi tempat ini di musim semi. Tanaman-tanaman air tumbuh melewati permukaan air sehingga membuat tempat ini berwarna kehijauan di musim panas. Warna perak menutupi permukaan tempat ini berkat Miscanthus sinensis yang tumbuh lebat. Pada musim dingin tempat ini dipenuhi burung-burung yang bermigrasi untuk mencari sarang baru.

Tempat yang memiliki warna berbeda pada setiap musim ini adalah Lahan Basah Upo yang terletak di Changnyeong, Provinsi Gyeongsangnam. Lahan Basah Upo terbentuk dari genangan air yang tertahan oleh sedimen-sedimen dari Sungai Nakdonggang. Lahan basah ini memiliki luas sekitar 350 kali lapangan bola, yaitu 2,5 juta㎡ sehingga menjadi lahan basah alami terluas yang ada di Semenanjung Korea.

Dahulu, Lahan Basah Upo merupakan satu wilayah rawa besar, tetapi beberapa tanggul sempat dipasang pada Masa Penjajahan Jepang dan Gerakan Saemaul Undong pada tahun 1970-an sehingga lahan basah ini terbagi menjadi empat bagian, yaitu Upo, Mokpo, Sajipo, dan Jjokjibeol. Keempat lahan basah ini jika disatukan disebut sebagai Lahan Basah Upo.

Panorama Lahan Basah Upo yang terletak di Changnyeong-gun, Provinsi Gyeongsangnam. Dari atas searah jarum jam: Lahan Basah Upo yang penuh dengan tanaman air pada musim panas, ibis sendok Eurasia yang sedang mencari makan, dan Lahan Basah Upo yang dipenuhi oleh Miscanthus sinensis pada musim gugur. (Changnyeong-gun)

Panorama Lahan Basah Upo yang terletak di Changnyeong-gun, Provinsi Gyeongsangnam. Dari atas searah jarum jam: Lahan Basah Upo yang penuh dengan tanaman air pada musim panas, ibis sendok Eurasia yang sedang mencari makan, dan Lahan Basah Upo yang dipenuhi oleh Miscanthus sinensis pada musim gugur. (Changnyeong-gun)


Lahan Basah Upo disebut juga sebagai museum sejarah alam yang masih hidup karena bentuknya masih lestari seperti saat Semenanjung Korea terbentuk 140 juta tahun lalu. Lahan basah ini ditetapkan sebagai lahan basah yang wajib untuk dilindungi pada Konvensi Ramsar pada tahun 1998, kemudian mendapatkan pengakuan sebagai Situs Ramsar dunia pertama pada tahun 2018.

Pemandu wisata dan budaya lingkungan alam, Yoon Ok Hee berkata, "Dua hari yang lalu saya melihat kucing kuwuk dan burung hantu-elang Eurasia. Ekosistem Lahan Basah Upo sangat terjaga sehingga hewan dan tanaman bisa lahir dan hidup di sini, termasuk hewan-hewan liar yang langka."

Yoon melanjutkan, "Saat ini ibis sendok Eurasia sedang banyak datang ke Lahan Basah Upo. Hewan ini adalah salah satu spesies terancam di dunia. Silakan datang ke Lahan Basah Upo karena tempat ini akan selalu menunggu Anda."


Panorama matahari tenggelam di Lahan Basah Upo. (Kim Sunjoo)

Panorama matahari tenggelam di Lahan Basah Upo. (Kim Sunjoo)


# Cara menikmati Lahan Basah Upo

Jalur pejalan kaki di Lahan Basah Upo sudah dibuat dengan sangat baik. Pengunjung bisa memilih di antara jalur terpendek yang bisa ditempuh selama 30 menit (1 km) atau jalur terpanjang yang bisa ditempuh selama 3,5 jam (9,7 km). Banyak pilihan yang bisa diambil untuk berjalan kaki di sekitar Lahan Basah Upo.

Yoon merekomendasikan salah satu jalur untuk melihat kehidupan di Lahan Basah Upo sepanjang 8,4 km. Jalur ini bisa ditempuh selama 2,5 jam hingga 3 jam. Memang sedikit panjang, tetapi jalur ini tidak sulit untuk ditempuh dan para pengunjung bisa menikmati Lahan Basah Upo dengan santai.

Lahan Basah Upo dibuka gratis selama 24 jam. Akan tetapi, pengunjung disarankan untuk menyelesaikan kunjungannya sebelum matahari tenggelam untuk keamanan pengunjung terkait.

km137426@korea.kr

konten yang terkait