Penulis: Lee Da Som
Kota Daegu merupakan salah satu kota di Korea yang masih bisa menunjukkan kebudayaan dan sejarah modern Korea melalui bagian-bagian di dalam kotanya. Daegu bisa menjaga kelestariannya berkat kemenangan pertempuran garis pertahanan Sungai Nakdonggang (1-15 September 1950) yang menjadi lokasi prajurit Korea Selatan dan PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) saat Perang Korea (1950-1953) meletus.
Melalui Jalur Jalan Kebudayaan Modern (Modern Cultural Street), wisatawan bisa melihat berbagai gedung yang menunjukkan sejarah Korea dari akhir abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20. Jalur ini merupakan salah satu dari lima jalur wisata di daerah Jung-gu. Wisatawan bisa menyusuri jalan ini dengan didampingi oleh seorang pemandu wisata.
Korea.net mengunjungi Jalan Kebudayaan Modern ini pada tanggal 14 November lalu dengan didampingi oleh seorang pemandu wisata yang bernama Lee Young Suk. Lee menjelaskan bahwa jalur tersebut bisa disusuri selama dua jam dan merupakan jalur yang cukup pendek tetapi memiliki banyak tempat menarik untuk dilihat sehingga sangat populer di antara wisatawan asing.
Setelah melewati Bukit Cheongna dan turun melalui Jalan Gerakan Kemerdekaan Satu Maret, wisatawan bisa melihat Gereja Katolik Gyesan. Gereja ini merupakan gereja bergaya gotik pertama di daerah selatan Korea. Gereja ini terletak di ujung jalan pada saat selesai dibangun tahun 1902. Banyak sawah dan sumur yang berada sekitarnya.
Di bagian dalam gereja disimpan relikui Santo Andreas Kim Taegon berupa potongan tulang pergelangan tangan dan barang peninggalannya. Kim adalah pastor Katolik pertama Korea. Tak hanya itu, sosok Kim juga ditampilkan di kaca patri yang terletak di dalam gereja.
Lee menjelaskan, "Kaca patri tersebut membuat pencahayaan di dalam gereja menjadi indah. Pada pagi hari, sinar matahari menyinari patung Bunda Maria yang berada di bagian depan gereja. Pada siang hari, sinar matahari yang masuk berubah warnanya menjadi lima warna berkat kaca patri tersebut dan menyinari pilar-pilar gereja dengan indah."
Jika wisatawan berjalan mengikuti mural Gerakan Kemerdekaan Satu Maret dari Gereja Gyesan, maka wisatawan bisa melihat Rumah Tua Seo Sang-don. Seo adalah pejuang kemerdekaan Korea yang memimpin Gerakan Pembayaran Kembali Utang Nasional untuk membayar utang Kekaisaraan Korea melalui pengumpulan dana masyarakat pada tahun 1907-1908.
Lee menjelaskan, "Seo merupakan orang terkaya di Daegu, tetapi ia menggunakan uangnya untuk mengembangkan Katolik, ekonomi Daegu, dan pendidikan Daegu. Ia juga membagikan tanah pertaniannya kepada orang-orang sehingga keturunannya bisa hidup tanpa kelaparan karena selalu mendapatkan beras dari orang-orang yang menerima tanah tersebut."
Para wisatawan juga bisa melihat bangunan-bangunan lain di Jalur Jalan Kebudayaan Modern, seperti Jalan Gerakan Kemerdekaan Satu Maret, Rumah Tua Lee Sang-hwa, dan Gereja Jeil.
Lee berkata, "Saya berharap Anda semua bisa melihat sisa-sisa gedung dan perjuangan pejuang kemerdekaan di Daegu melalui jalur wisata ini."
Bagaimana cara mengunjungi Jalur Jalan Kebudayaan Modern? # Tur berbahasa Inggris, Jepang, dan Mandarin disediakan bagi wisatawan asing setiap hari Sabtu jam dua siang. Keterangan lebih lanjut bisa dibaca di laman resmi Kantor Pemerintahan Jung-gu, Daegu (https://www.jung.daegu.kr/new/culture/pages/tour/page.html?mc=0037). # Anda bisa menaiki KTX dari Stasiun Seoul hingga Stasiun Dongdaegu dengan memakan waktu 1 jam 40 menit hingga dua jam. Anda juga bisa menaiki ITX dari Stasiun Seoul hingga Stasiun Daegu yang memakan waktu 3,5 jam. |