Makanan/Pariwisata

2022.09.07

Seorang pakar seni ternama sekaligus profesor di Myeongji University Yu Hong-june di dalam bukunya yang berjudul Eksplorasi Warisan Leluhur Saya mengatakan, "Kita melihat sesuai dengan apa yang kita ketahui." Maksudnya adalah, seberapa pun terkenalnya suatu tempat, atau seberapa pun tidak istimewanya tempat yang kita datangi, hal itu bisa berubah tergantung dari seberapa kita tahu mengenai suatu tempat dan dari sisi mana kita melihat tempat tersebut.

Pada tahun 2022 ini, Korea.net memulai sebuah serial untuk memperkenalkan kebudayaan Korea dan tempat wisata di daerah yang belum begitu dikenal secara internasional. Kami mengajak pembaca untuk melihat dari sisi lain mengenai kisah dari suatu tempat dan orang-orang yang tinggal di dalamnya. Tempat wisata terkenal yang bisa kita cari informasinya di internet pun bisa dilihat dari sisi yang berbeda. Kami juga berencana untuk mengunjungi tempat wisata populer yang sudah mendapatkan sorotan sebelumnya. Korea.net akan menyuguhkan permata tersembunyi Korea kepada para pembaca.


Penulis: Yoon Hee Young
Namhae-gun, Provinsi Gyeongsangnam
Video: Lee Jun Young

■ Hidden Charm 1┃Batuan beku vulkanik Yanga-ri yang bahkan tidak diketahui oleh warga lokal

Batuan beku vulkanik Yanga-ri yang terletak di Sangju-myeon, Kabupaten Namhae-gun. Penduduk sekitar menyebutnya sebagai Batu Tuts Piano karena bentuknya yang menyerupai piano. (Lee Jun Young)

Batuan beku vulkanik Yanga-ri yang terletak di Sangju-myeon, Namhae-gun. Penduduk sekitar menyebutnya sebagai Batu Tuts Piano karena bentuknya yang menyerupai piano. (Lee Jun Young)


Apabila kita berbicara mengenai batuan beku vulkanik di Korea, pasti semua orang akan membicarakan batuan vulkanik yang ada di Jeju. Akan tetapi, sebetulnya ada batuan beku vulkanik yang tidak kalah menarik di daerah Namhae.

Hanya dengan menaiki perahu selama 20 menit dari Pelabuhan Byeongnyeon-hang di Sangju-myeon, Namhae-gun, maka kita bisa melihat berbagai macam batuan vulkanik beku yang ada di Yanga-ri.

Batuan tersebut berada di tebing dengan bentuk seperti pilar segi lima atau enam yang terbentuk dari lava beku. Daerah yang bahkan tidak begitu diketahui oleh warga lokal ini masuk ke dalam lokasi tersembunyi di daerah Namhae.

Kapten Choe Gil-dong yang membawa kami dari Byeongnyeon-hang mengatakan, "Dulu orang-orang di sekitar ini tidak tahu kalau tebing ini merupakan batuan beku vulkanik sehingga menyebutnya sebagai Batu Tuts Piano karena bentuknya yang mirip dengan tuts piano."


Pengunjung bisa melihat Gua Kura-kura dan Batu Raja Naga yang terukir di batuan beku vulkanik Yanga-ri. (Lee Jun Young)

Pengunjung bisa melihat Gua Kura-kura dan Batu Raja Naga yang terukir di batuan beku vulkanik Yanga-ri. (Lee Jun Young)


Di sini ada pula bebatuan berbentuk sisik naga yang seakan menggambarkan tempat naga turun ke bumi. Di bawah tebing, pengunjung bisa melihat bebatuan yang seakan memiliki bentuk seperti kura-kura dan naga sehingga sisebut sebagai Gua Kura-kura dan Batu Raja Naga.

Berdasarkan cerita rakyat yang beredar, "Seekor raja naga yang melindungi laut sekitar menghembuskan nafas api ke bebatuan yang berbentuk seperti kura-kura agar bisa menaikinya." Setelah mendengar cerita rakyat tersebut, Korea.net langsung merasa melihat bebatuan itu seperti bentuk seekor raja naga yang sedang menaiki kura-kura.

■ Hidden Charm 2┃Desa Daraengi yang memendam keringat para petani Namhae


Desa Daraengi yang terletak di Nam-myeon merupakan salah satu destinasi utama di Namhae. CNN bahkan menyebutnya sebagai salah satu dari "50 Tempat Indah untuk Dikunjungi di Korea." Akan tetapi, tidak banyak yang tahu kalau tempat ini memendam keringat, rasa senang, dan rasa sedih dari para penduduk Namhae.

Desa Daraengi merupakan desa yang dikelilingi oleh laut tetapi tidak memiliki satu perahu pun. Alasannya adalah karena desa ini dikelilingi oleh tebing yang terjal. Oleh karena itu, para penduduk di Desa Daraengi tidak memiliki pilihan lain selain bertani di tanah yang tandus.

Para penduduk lalu membuat lahan pertanian berbentuk seperti terasering dengan menggunakan bebatuan yang ada di gunung belakang. Orang-orang yang membawa bebatuan tersebut lalu menatanya adalah para ibu di desa.

Son Hae-ryeon, pemandu wisata Namhae, menjelaskan "Desa Daraengi merupakan tempat yang menyimpan ingatan dari kerja keras para ibu di Namhae. Mereka mampu mengubah tanah tandus yang tidak bisa ditanami apapun menjadi lahan pertanian dengan cara memotong lereng gunung."



Pengunjung bisa melihat kerja keras penduduk Namhae dalam memperluas lahan pertanian melalui petak sawah yang hanya sekecil ini. (Lee Jun Young)

Pengunjung bisa melihat kerja keras penduduk Namhae dalam memperluas lahan pertanian melalui petak sawah yang hanya sekecil ini. (Lee Jun Young)


Jika Anda memiliki kesempatan untuk mengunjungi Desa Daraengi, cobalah Anda cari sepetak sawah yang disebut satgatbaemi oleh masyarakat setempat. Satgat berarti caping yang sering dipakai oleh petani di sawah dan baemi berarti sepetak sawah. Ada cerita yang menarik di balik istilah satgatbaemi ini.

Pada zaman dahulu, ada seorang petani yang membuka sepuluh petak sawah. Akan tetapi, pada saat ia menghitung jumlah petak sawahnya, ia hanya bisa menemukan sembilan petak saja. Berkali-kali petani itu menghitung petak sawahnya, tetapi tak bisa ia menemukan satu petak yang hilang itu. Akhirnya ia menyerah dan mengambil capingnya untuk pulang ke rumah. Ternyata satu petak sawah yang hilang itu ada di bawah capingnya.

Petak sawah kecil yang bahkan bisa tertutup oleh caping itu disebut sebagai satgatbaemi. Hal ini menunjukkan betapa para petani di Namhae mau bekerja keras hingga mencoba membuka petak sawah walau dalam ukuran yang sangat kecil.

■ Hidden Charm 3┃Hutan Pemecah Angin Mulgeon yang mencatat 300 tahun sejarah kehidupan masyarakat pedesaan

Bagi penduduk pesisir Samdong-myeon, Kabupaten Namhae-gun, Hutan Pemecah Angin Mulgeon bukanlah sekadar hutan yang mampu memecah angin atau gelombang pasang yang datang. (Badan Wisata dan Kebudayaan Namhae)

Bagi penduduk pesisir Samdong-myeon, Namhae-gun, Hutan Pemecah Angin Mulgeon bukanlah sekadar hutan yang mampu memecah angin atau gelombang pasang yang datang. (Badan Wisata dan Kebudayaan Namhae)


Mari kita nikmati alam yang indah dengan santai. Hutan Pemecah Angin Mulgeon merupakan hutan buatan yang dibuat pada sekitar abad ke-17 untuk melindungi pedesaan dan persawahan dari angin dan gelombang pasang.

Terdapat sekitar 100 jenis pohon dengan sekitar 10.000 batang pohon yang ditanam mengelilingi pesisir pantai. Lokasi ini merupakan lokasi favorit pengunjung yang ingin berjalan kaki di tengah kesunyian.



Bagi penduduk pesisir Samdong-myeon, Namhae-gun, Hutan Pemecah Angin Mulgeon bukanlah sekadar hutan yang mampu memecah angin atau gelombang pasang yang datang.


Para penduduk melaksanakan sebuah ritual yang disebut Dongje pada setiap tanggal 15 bulan 10 penanggalan lunar. Ritual ini dilakukan di depan pohon Choinantus retusus yang berada di depan pintu masuk desa dan merupakan pohon tertua yang ada di sana. Saat ritual, penduduk desa memohon kedamaian, kesehatan, keamanan, dan juga tangkapan ikan yang banyak bagi penduduk desa.

Kim Jae-myung, seorang warga lokal Mulgeon-ri mengatakan, "Kami memilih dengan hati-hati tiga orang yang akan melaksanakan ritual. Merekalah yang akan mewakili warga desa dalam memohon kedamaian, kesehatan, dan keamanan bagi kami."

Ia lalu melanjutkan, "Setelah tiga orang tersebut selesai melaksanakan ritual, maka seluruh warga desa berkumpul untuk memakan makanan yang digunakan pada saat ritual. Ritual Dongje bukanlah sekadar ritual bagi kami. Kami menggunakan momen itu secara turun temurun sebagai pesta bagi seluruh masyarakat desa."


Tiga orang petugas sedang melakukan Ritual Dongjae di Mulgeon-ri, Samdong-myeon, Kabupaten Namhae-gun, pada tanggal 15 bulan 10 pada kalender lunar tahun lalu (19 November 2021). (Badan Wisata dan Kebudayaan Namhae)

Tiga orang petugas sedang melakukan Ritual Dongjae di Mulgeon-ri, Samdong-myeon, Namhae-gun, pada tanggal 15 bulan 10 pada kalender lunar tahun lalu (19 November 2021). (Badan Wisata dan Kebudayaan Namhae)


Pernah terdengar suatu cerita bahwa pepohonan yang ada di Hutan Pemecah Angin ditebang lalu para penduduk desa mengalami kerusakan di berbagai tempat akibat badai. Oleh karena itu, para penduduk desa berjanji satu sama lain untuk memberikan denda apabila ada pohon yang ditebang. Hutan Pemecah Angin Mulgeon hidup bersama sejarah penduduk desa.


■ Hidden Charm 4 ┃ Apa yang membuat pasangan suami istri ini meninggalkan pekerjaan mereka untuk tinggal di Soeseom?

Pasangan suami istri Cho Hea-soon dan Jeong Wang-si yang mengelola kafe dan penginapan di Soeseom. Saat mereka makan di sebuah rumah makan sasyimi di Soeseom, mereka jatuh cinta kepada Soeseom sehingga membeli gedung di mana rumah makan sasyimi itu berada. (Lee Jun Young)

Pasangan suami istri Cho Hea-soon dan Jeong Wang-si yang mengelola kafe dan penginapan di Soeseom. Saat mereka makan di sebuah rumah makan sasyimi di Soeseom, mereka jatuh cinta kepada Soeseom sehingga membeli gedung di mana rumah makan sasyimi itu berada. (Lee Jun Young)


Pasangan suami istri Cho Hea-soon dan Jeong Wang-si mengelola kafe dan penginapan yang terletak 5 menit dari daerah Namhae-up. Mereka telah menjalani hidup perkotaan selama 30 tahun dan berencana untuk kembali ke Jeju untuk hidup di desa. Akan tetapi, saat Cho sedang berwisata ke Namhae, ia tak sengaja makan sasyimi di suatu rumah makan. Saat itu, ia jatuh cinta pada pemandangan di Soeseom.

Soeseom adalah sebuah pulau yang kecil tetapi sekarang jalannya sudah terhubung dengan semenanjung Korea. Ia mengatakan, "Setelah jatuh hati pada Soeseom, saya langsung menghubungi suami saya yang sudah kembali lebih dulu ke Jeju. Saya bilang, 'cepat kemari!' Kami lalu langsung membeli gedung rumah makan sasyimi tersebut lalu merenovasinya. Lantai satu merupakan kafe dan lantai 2-3 merupakan penginapan."

Cho lalu menambahkan. "Saya melihat Soeseom saat matahari terbit dan tenggelam. Pemandangannya terlihat berbeda setiap waktu. Saya paling menyukai suasana Soeseom yang sepi saat persis sebelum matahari terbit."


hyyoon@korea.kr

Jalan masuk ke pulau

Jalan masuk ke pulau

konten yang terkait