Kebudayaan

2025.02.21

Korea.net menemui Direktur Balai Sejarah Penjara Seodaemun Lee Jin Hee pada tanggal 13 Februari 2025 untuk mengetahui makna sejarah gerakan kemerdekaan Korea. (Balai Sejarah Penjara Seodaemun)

Korea.net menemui Direktur Balai Sejarah Penjara Seodaemun Lee Jin Hee pada tanggal 13 Februari 2025 untuk mengetahui makna sejarah gerakan kemerdekaan Korea. (Balai Sejarah Penjara Seodaemun)



Penulis: Lee Jihae

1 Maret 1919 menjadi hari yang bersejarah bagi masyarakat Korea karena pada hari itu mereka mengumumkan kepada dunia keinginan mereka untuk bebas dari penjajahan Jepang.

Gerakan Kemerdekaan Satu Maret merupakan gerakan kemerdekaan yang damai dan tanpa kekerasan agar masyarakat Korea bisa bebas dari pemerintahan kolonialisme.

Gerakan Kemerdekaan Satu Maret mendorong gerakan-gerakan kemerdekaan lainnya, seperti pembentukan Pemerintahan Sementara Republik Korea dan organisasi Tentara Pembebasan Korea.

Tak hanya itu, Gerakan Kemerdekaan Satu Maret juga ikut mendorong gerakan-gerakan kemerdekaan di negara lain, seperti Tiongkok, India, Vietnam, Filipina, dan Mesir.

Menjelang peringatan Gerakan Kemerdekaan Satu Maret yang ke-106, Korea.net menemui Direktur Balai Sejarah Penjara Seodaemun Lee Jin Hee pada tanggal 13 Februari 2025 untuk mengetahui makna sejarah gerakan kemerdekaan Korea.


Mohon Anda perkenalkan sedikit mengenai Balai Sejarah Penjara Seodaemun.

Balai Sejarah Penjara Seodaemun merupakan sebuah penjara kontemporer yang dibangun oleh Pemerintah Kolonial Jepang. Gedung ini digunakan sebagai penjara mulai dari pembukaannya di tahun 1908 hingga penutupannya di tahun 1987.

Pada masa Penjajahan Jepang (1910-1945), banyak pejuang kemerdekaan yang dipenjara di sini, sedangkan setelah Korea merdeka (pada tahun 1945), banyak aktivis demokrasi yang dipenjara di sini.

Penjara Seodaemun berubah nama menjadi Pusat Detensi Seoul pada tahun 1967, kemudian pusat detensi tersebut pindah pada tahun 1987 ke Kota Uiwang, Provinsi Gyeonggi. Tempat ini kemudian akan dihancurkan karena dianggap sebagai fasilitas yang penuh dengan kebencian.

Keturunan dari para pejuang kemerdekaan dan aktivis demokrasi berjuang agar tempat ini tidak dihancurkan sehingga hanya sebagian saja yang dihancurkan. Oleh karena itu, bekas lahan penjara ini sebagian digunakan untuk Taman Kemerdekaan dan sebagian lagi untuk Balai Sejarah Penjara Seodaemun yang dibuka resmi pada tanggal 5 November 1998.

Balai Sejarah Penjara Seodaemun saat ini sudah bertransformasi menjadi ruang pendidikan sejarah yang dikunjungi oleh 600 ribu orang setiap tahunnya.

Foto di atas menunjukkan panorama Balai Sejarah Penjara Seodaemun yang terletak di Seodaemun-gu, Seoul. (Balai Sejarah Penjara Seodaemun)

Foto di atas menunjukkan panorama Balai Sejarah Penjara Seodaemun yang terletak di Seodaemun-gu, Seoul. (Balai Sejarah Penjara Seodaemun)


Bagaimana kisah para pejuang kemerdekaan ditampilkan di Balai Sejarah Penjara Seodaemun?

Beberapa pejuang kemerdekaan ternama yang pernah dipenjara di sini antara lain adalah Presiden Pemerintahan Sementara Republik Korea Kim Koo pada awal tahun 1910, pemimpin gerakan kemerdekaan di Cheonan Ryu Gwan-sun pada tahun 1919-1920, pejuang kemerdekaan yang bergerak di wilayah Amerika dan Pemerintahan Sementara Republik Korea Ahn Chang-ho pada tahun 1937. Ahn bahkan wafat di sini pada tahun 1938.

Setelah Korea merdeka, Lyuh Woon-hyung yang memimpin Komite Persiapan untuk Kemerdekaan Korea pun pernah dipenjara di sini. Akan tetapi, pameran di Balai Sejarah Penjara Seodaemun tidak berfokus pada tokoh tertentu, melainkan pada peristiwa-peristiwa sejarah penting di masa lalu.

Gerakan kemerdekaan bukanlah sebuah usaha kepahlawanan dari beberapa individu saja, tetapi merupakan sebuah gerakan yang didorong oleh sekian banyak pejuang kemerdekaan yang namanya tidak tercatat di dalam sejarah.


Balai Sejarah Penjara Seodaemun menampilkan pojok foto-foto mugshot dari para pejuang kemerdekaan yang pernah dipenjara di tempat tersebut. (Lee Jihae)

Balai Sejarah Penjara Seodaemun menampilkan pojok foto-foto mugshot dari para pejuang kemerdekaan yang pernah dipenjara di tempat tersebut. (Lee Jihae)


Apakah Anda bisa menceritakan peristiwa sejarah atau tokoh penting yang dipamerkan di Balai Sejarah Penjara Seodaemun?

Setelah Gerakan Kemerdekaan Satu Maret usai, banyak pejuang kemerdekaan yang dipenjara di Penjara Seodaemun. Banyak yang disiksa di sini, bahkan hingga wafat.

Ada pula wanita-wanita hamil yang dipenjara di sini, lalu dilepas sebentar untuk melahirkan, kemudian kembali lagi ke penjara setelah selesai melahirkan. Ada pula yang hidup bersama bayinya selama setahun di dalam jeruji penjara.

Kondisi penjara tidak cocok untuk membesarkan bayi karena tidak higienis. Akan tetapi, para wanita yang dipenjara tersebut saling membantu untuk mengganti popok dan berbagi makanan.

Ada pula pejuang kemerdekaan berusia lanjut yang dipenjara, seperti Kang Woo-kyu. Ia dipenjara saat berusia 64 tahun karena melemparkan bom kepada Gubernur Jenderal Korea Saito Makoto pada tahun 1919. Kang dipenjara lalu mendapatkan hukuman gantung hingga wafat pada tahun 1920.


Foto di atas menunjukkan reka ulang alat dan metode penyiksaan yang dilakukan di Penjara Seodaemun pada Masa Penjajahan Jepang.  Foto di kiri menunjukkan kotak yang berisi berbagai paku panjang untuk menyiksa tahanan dengan menggoyangkan kotak tersebut agar tahanan tertusuk paku saat berada di dalamnya. Foto di kanan menunjukkan reka ulang tahanan yang kepalanya dimasukkan paksa ke dalam ember berisi air agar mengalami kesulitan bernapas. (Lee Jihae)

Foto di atas menunjukkan reka ulang alat dan metode penyiksaan yang dilakukan di Penjara Seodaemun pada Masa Penjajahan Jepang. Foto di kiri menunjukkan kotak yang berisi berbagai paku panjang untuk menyiksa tahanan dengan menggoyangkan kotak tersebut agar tahanan tertusuk paku saat berada di dalamnya. Foto di kanan menunjukkan reka ulang tahanan yang kepalanya dimasukkan paksa ke dalam ember berisi air agar mengalami kesulitan bernapas. (Lee Jihae)


Apakah ada pesan tertentu yang ingin disampaikan Balai Sejarah Penjara Seodaemun kepada para pengunjung?

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya." Anda harus terus mengingat sejarah bangsa Anda. Penjara Seodaemun bukanlah sekadar sejarah saja, tetapi menjadi tempat untuk memahami perjuangan kebebasan sebuah bangsa.

Wisatawan asing bisa memahami bagaimana rakyat Korea berjuang mencapai kemerdekaan pada Masa Penjajahan Jepang serta demokrasi modern melalui pengorbanan para aktivis.

Apakah ada acara khusus menyambut peringatan Gerakan Kemerdekaan Satu Maret ke-106?

Kami telah menyiapkan beberapa acara, seperti upacara peringatan bagi para pejuang kemerdekaan yang telah wafat bagi negara, reka ulang gerakan kemerdekaan, pembacaan proklamasi kemerdekaan, dan beberapa pertunjukan lainnya.

Pengunjung juga bisa mengunjungi Balai Sejarah Penjara Seodaemun tanpa biaya pada tanggal 1-2 Maret 2025.


Foto di atas menunjukkan pertunjukan pembacaan proklamasi kemerdekaan (kiri) dan paduan suara anak yang digelar pada tanggal 1 Maret 2024. (Balai Sejarah Penjara Seodaemun)

Foto di atas menunjukkan pertunjukan pembacaan proklamasi kemerdekaan (kiri) dan paduan suara anak yang digelar pada tanggal 1 Maret 2024. (Balai Sejarah Penjara Seodaemun)


Bagaimana pendapat Anda mengenai pemutarbalikkan sejarah yang dilakukan oleh politisi dan akademisi Jepang?

Sejarah yang diputarbalikkan tentu saja harus diluruskan. Korea harus menanggapi permasalahan Pulau Dokdo dengan menggunakan hukum internasional dan bukti sejarah. Penelitian dan promosi secara sistematis lebih penting dibanding tanggapan secara emosional.

Jepang telah berjanji untuk menyampaikan informasi terkait kerja paksa warga Korea di Pulau Hashima saat mendaftarkannya sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO pada tahun 2015. Akan tetapi, janji tersebut tidak ditepati hingga saat ini.

Janji antar negara yang tidak ditepati merupakan masalah internasional. Korea harus terus berusaha untuk menyampaikan informasi sejarah tersebut kepada dunia melalui lembaga internasional dan diplomasi multilateral.

Pelurusan sejarah merupakan jalan untuk menjaga nilai-nilai universal, seperti HAM (hak asasi manusia) dan perdamaian. Oleh karena itu, diperlukan tanggapan yang sistematis, seperti penelitian akademis internasional dan pembuatan materi informasi dalam berbagai bahasa.

Akhir-akhir ini, kerja sama Korea dan Jepang semakin erat, terutama dalam bidang ekonomi, militer, dan diplomasi.

Sejarah di masa lalu akan tetap menjadi salah satu faktor sensitif bagi hubungan antara Korea dengan Jepang. Walaupun hubungan kerja sama keduanya semakin erat, masalah sejarah bisa menjadi batu sandungan bagi hubungan keduanya. Oleh karena itu, kedua belah pihak harus berusaha untuk menyelesaikan permasalahan tersebut sambil menjaga hubungan kerja sama nyata.

Apakah ada pesan yang ingin Anda sampaikan kepada para pembaca Korea.net?

Balai Sejarah Penjara Seodaemun merupakan ruang yang sangat penting untuk menjaga sejarah pejuang kemerdekaan Korea dan memperkenalkannya kepada masyarakat dunia. Semoga semakin banyak wisatawan asing yang mengunjungi musim ini agar mereka bisa melihat langsung semangat para pejuang kemerdekaan Korea di masa lalu.


jihlee08@korea.kr

konten yang terkait