Penulis: Margareth Theresia
Tanggal 10 Oktober 2024 menjadi tonggak bersejarah bagi dunia sastra Korea karena Han Kang terpilih sebagai sastrawan Korea pertama yang berhasil meraih Nobel Sastra.
Akademi Swedia mengungkapkan alasan pemilihan Han Kang dengan menyebutkan, "Untuk prosa puitisnya yang intens yang menghadapi trauma sejarah dan memperlihatkan kerapuhan kehidupan manusia."
Para pembaca karya Han Kang memiliki pemikiran yang sama. Mereka bisa merasakan kesedihan yang mendalam melalui tulisan Han Kang yang menggambarkan rasa sakit dan penyembuhan dari hati manusia. Karya-karyanya mampu menyentuh sanubari manusia.
Masyarakat dunia yang tidak mengetahui bahasa dan sejarah Korea pun bisa merasakan simpati melalui kisah yang disampaikan Han Kang melalui novelnya. Inilah alasan masyarakat dunia terkena 'demam Han Kang'.
Han Kang debut dengan cerita pendek yang berjudul "Bulgeun dat" pada tahun 1993. Setelah itu, ia terus menerbitkan karya sehingga ia mampu mengokohkan dirinya dalam dunia sastra Korea.
Karya utamanya yang berjudul The Vegetarian (2007) bertema eksplorasi tubuh dan sifat wanita. Karya inilah yang membuatnya dikenal dunia melalui penghargaan The International Booker Prize pada tahun 2016.
Menurut Institut Penerjemahan Sastra Korea, novel-novel Han Kang sudah diterjemahkan ke 28 bahasa di seluruh dunia.
The Vegetarian yang menjadi karya Han Kang pertama yang mendapatkan penghargaan internasional telah diterjemahkan ke dalam 23 bahasa, dimulai dengan bahasa Vietnam pada tahun 2010. Para pembaca bisa mengeksplorasi sifat dasar dan sifat alami manusia melalui sudut pandang wanita.
Karya utama lainnya adalah Human Acts (2014) yang memiliki latar belakang Gerakan Demokratisasi Gwangju pada tahun 1980. Setelah novel ini diterbitkan dalam bahasa Italia, novel ini mendapatkan penghargaan Premio Malaparte pada tahun 2017. Novel ini sudah diterjemahkan ke dalam 18 bahasa hingga saat ini. Novel ini menyoroti pengaruh gerakan demokratisasi tersebut dalam berbagai lapisan masyarakat, seperti relawan muda, akademisi, kriminal politik, dan remaja.
We Do Not Part (2021) yang merupakan karya terbaru Han Kang menceritakan kisah Tragedi Jeju tanggal 3 April 1948 dari sudut pandang tiga wanita. Novel ini mendapatkan penghargaan Prix Medicis dan Le prix Emile Guimet untuk terjemahan bahasa Prancisnya. Novel ini telah diterjemahkan ke dalam enam bahasa dan versi bahasa Inggrisnya akan terbit pada tahun 2025.
Tak hanya karya-karya yang mendapatkan penghargaan saja, karya lainnya juga cukup menarik untuk dibaca.
The White Book (2016) berisi 65 buah doa dengan latar belakang segala hal berwarna putih, mulai dari cerita seorang kakak yang meninggal hingga Warsawa yang hancur akibat Nazi. Novel kini menjadi kandidat The Man Booker International Prize pada tahun 2018 dan kandidat penghargaan sastra Jepang pada tahun 2019. Novel ini telah diterjemahkan ke dalam 14 bahasa.
Greek Lessons (2011) merupakan sebuah karya yang menceritakan seorang wanita yang mulai kehilangan suara dan seorang pria yang mulai kehilangan penglihatannya. Novel ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada tahun lalu dan Prancis pada tahun 2017. Karya ini juga mendapatkan perhatian setelah masuk menjadi kandidat untuk Prix Medicis pada tahun 2017.
Institut Penerjemahan Sastra Korea mengungkapkan bahwa Pojok Han Kang telah dibuka pada tanggal 21 Oktober 2024 di Perpustakaan Digital yang terletak di Institut Penerjemahan Sastra Korea, Gangnam-gu, Seoul. Siapa pun yang membawa identitas diri, bisa membaca karya Han Kang dalam berbagai bahasa di sana.
Apabila Anda tidak bisa mengunjungi perpustakaan tersebut secara langsung, Anda bisa menikmati buku elektronik dan buku audio yang disediakan Institut Penerjemahan Sastra Korea melalui laman resminya (ltikorea.or.kr).
margareth@korea.kr