Hyojonggukjangdogam Uigwe yang mencatat protokol pemakaman kerajaan pada bulan Mei 1659 saat Raja Hyojong wafat.
Oleh Jung Joo-ri
Foto: Museum Nasional Korea
Sebuah pameran khusus bertajuk
Oegyujanggak Uigwe diselenggarakan di Museum Nasional Korea. Dokumen ini disebut-sebut sebagai 'Bunga Budaya Arsip Joseon.'
Pameran khusus bernama "Oegyujanggak Uigwe, Makna dari Keluhurannya" diadakan untuk menyambut sepuluh tahun kembalinya dokumen tersebut ke tangan Korea. Pameran ini diadakan mulai 1 November lalu dan akan berlangsung hingga 19 Maret 2023 mendatang.
Oegyujanggak Uigwe merupakan sebutan untuk arsip laporan resmi kerajaan yang menuliskan protokol acara Kerajaan Joseon secara lengkap. Dokumen ini bahkan sudah diakui sebagai Warisan Ingatan Dunia UNESCO. Dokumen ini dirampas oleh tentara Prancis pada saat
Byeonginyangyo (Kampanye Militer Prancis ke Korea).
Oegyujanggak Uigwe kembali ke tangan Korea pada tahun 2011, atau 145 tahun setelah dokumen tersebut dirampas.
Terdapat tiga bagian dalam pameran ini, yaitu 'Buku Raja,
Oegyujanggak Uigwe,' 'Politik yang Tepat untuk Mewujudkan Ritual Tradisional,' dan 'Harmoni dalam Perintah.' Ketiga bagian ini menampilkan hasil penelitian terkait
Oegyujanggak Uigwe dalam sepuluh tahun terakhir.
Terdapat 460 barang yang dipamerkan, terdiri dari 297 jilid
Oegyujanggak Uigwe, arsip-arsip terkait seperti
Seogwoldoan (Rencana Istana Barat) dan
Hyojong Sangsiho Okchaek (Buku Keajaan untuk Mengenang Wafatnya Raja Hyojong), serta berbagai macam barang dan kostum kerajaan yang ditemukan pada penelitian dan restorasi.
Biaya masuk untuk anak-anak dan remaja adalah 2.000 won, untuk orang dewasa adalah 5.000 won. Akan tetapi, pengunjung bisa masuk secara gratis pada tanggal 21-27 November untuk mengenang hari wafat Park Byeong-seon (23 November), seorang sejarawan yang mengampanyekan pengembalian
Oegyujanggak Uigwe ke Korea.
Seogwoldoan yang menggambarkan Istana Gyeonghui yang terletak di sebelah barat Istana Gyeongbokgung.
etoilejr@korea.kr