Penulis: Lee Jihae
Neraca berjalan untuk bulan Maret berubah menjadi surplus untuk pertama kalinya dalam tiga bulan.
Menurut laporan "Neraca Internasional (Sementara) untuk Maret 2023" yang diumumkan oleh Bank of Korea pada tanggal 10 Mei, neraca berjalan pada bulan Maret mencatat surplus sebesar 270 juta dolar (sekitar 358,2 miliar won).
Skala surplus sebesar 6,5 miliar dolar lebih kecil dari Maret 2022 (6,77 miliar dolar).
Neraca berjalan mengalami defisit selama dua bulan berturut-turut, pertama kalinya dalam 11 tahun. Neraca berjalan pada Januari adalah -4,21 miliar dolar dan neraca berjalan pada Februari adalah -520 juta dolar.
Defisit neraca berjalan keseluruhan pada kuartal pertama tahun 2023 adalah 4,46 miliar dolar. Angka ini menunjukkan penurunan 19,34 miliar dolar dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2022 (14,88 miliar dolar).
Neraca berjalan mencatat surplus di bulan Maret berkat surplus besar-besaran dari neraca pendapatan primer (3,65 miliar dolar). Di antara neraca pendapatan primer, neraca pendapatan dividen mencatat surplus sebesar 3,15 miliar dolar karena peningkatan pendapatan dividen dari investasi luar negeri oleh perusahaan Korea. Ini merupakan peningkatan 2,86 miliar dolar dibandingkan dengan Maret 2022.
Untuk neraca pendapatan primer, tren surplus terus berlanjut sejak Januari lalu ketika sistem yang memberikan manfaat pajak perusahaan ketika pengiriman keuntungan yang terjadi di luar negeri, diperkenalkan.
Neraca barang dan neraca jasa yang merupakan bagian besar di neraca berjalan, masih mengalami defisit.
Neraca barang mengalami defisit sebesar 1,13 miliar dolar. Ini adalah defisit 6 bulan berturut-turut. Neraca barang turun sebesar 6,69 miliar dolar dibandingkan dengan tahun 2022 (5,57 miliar dolar). Skala defisit menyempit dari Januari (-7,32 miliar dolar) dan Februari (-1,3 miliar dolar), yang tercatat defisit terbesar sejak statistik diumumkan.
Ekspor (56,4 miliar dolar) turun 12,6% (8,16 miliar dolar) dibandingkan dengan Maret 2022.
Karena perlambatan ekonomi global, semikonduktor (-33,8% berdasarkan lolos bea cukai), produk kimia (-17,3%), produk minyak bumi (-16,6%), dan produk baja (-10,8%) melemah. Berdasarkan wilayah, ekspor ke Tiongkok (-33,4%), Asia Tenggara (-23,5%), Jepang (-12,2%), dan EU (-1,2%) menurun. Ekspor mobil penumpang meningkat sebesar 65,6% dibandingkan dengan tahun 2022.
Impor (57,52 miliar dolar) turun 2,5% (1,47 miliar dolar) dibandingkan dengan tahun 2022.
Secara khusus, impor bahan baku mengalami penurunan sebesar 10% dibandingkan bulan Maret 2022. Di antara bahan baku, tingkat pengurangan gas, produk minyak bumi dan minyak mentah masing-masing mencapai 25,2%; 19,1%; dan 6,1%. Impor barang mentah (-2,4%) seperti semikonduktor (-10,8%) serta barang konsumsi (-1,2%), seperti biji-bijian (-17,3%) dan peralatan rumah tangga (-3,5%) juga menurun.
Neraca jasa mengalami defisit sebesar 1,9 miliar dolar. Dari surplus 170 juta dolar pada bulan Maret 2022, neraca jasa turun sebesar 2,08 miliar dolar dalam satu tahun sehingga mencatat defisit.
Neraca jasa mengalami defisit selama 11 bulan sejak Mei tahun 2022.