Sejarah Korea dimulai di wilayah Manchuria dan Semenanjung Korea. Manusia mulai hidup di daerah ini sejak 700.000 tahun yang lalu. Peninggalan representatif zaman Paleolitik yang menggunakan alat-alat yang terbuat dari tulang atau tanduk binatang dan perangkat batu yang diasah(chipped stone implement) ditemukan di Gua Geomeunmoru di Sangwon, Pyeongan Selatan, Gua Jeongok-ri di Yeoncheon, Provinsi Gyeonggi, Gua Seokjang-ri di Gongju, Provinsi Chungcheongnam, dan Gua Durubong di Cheongju, Provinsi Chungcheongbuk. Manusia pada zaman tersebut hidup berkelompok, berburu, dan mengumpulkan bahan makanan.
Dolmen
Peninggalan kuno, seperti Piramida, Tembok Besar Tiongkok, dan Stonehenge, sering disebut sebagai Tujuh Keajaiban Dunia. Di Semenanjung Korea, terdapat juga peninggalan yang setara dengan situs-situs tersebut, yaitu dolmen. Sekitar 40.000 dolmen, hampir setengah dari semua dolmen di dunia, tersebar di Semenanjung Korea.
Dolmen ditemukan bersama berbagai artefak, seperti tulang manusia, peralatan batu, batu giok, dan perangkat perunggu. Namun, penemuan dolmen hanya menyimpulkan teknologi pada saat pembuatannya. Oleh karena itu, keberadaan dolmen tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan.
Menurut bentuknya, dolmen terbagi menjadi dolmen meja dan dolmen papan. Dolmen meja terdiri dari empat batu yang diletakkan di tanah untuk membuat makam dan batu penutup yang diletakkan di atasnya. Dolmen meja terutama ditemukan di bagian utara Semenanjung Korea. Dolmen papan merupakan batu yang diletakkan di atas makam bawah tanah dan terutama ditemukan di bagian selatan Semenanjung Korea.
Dolmen sering ditemukan sebagai makam, tetapi tidak dapat disimpulkan dengan pasti. Cendekiawan Goryeo pada abad ke-12, Lee Gyu-bo, mengagumi dolmen dan dalam bukunya menulis hal berikut, “Orang-orang di seluruh dunia mengatakan bahwa dolmen adalah tempat berkumpulnya orang-orang suci kuno, dolmen adalah penemuan yang unik.” Pada awal abad ke-20, Horace Underwood, misionaris Amerika, berpendapat bahwa dolmen tidak berhubungan dengan makam, melainkan perangkat upacara untuk dewa bumi. Pakar cerita rakyat Korea, Son Jin-tae, juga memperkenalkan cerita rakyat Nenek Mago (atau Nenek Magui), seorang raksasa dalam legenda Korea, tinggal di dolmen dan menyatakan bahwa dolmen adalah sebuah altar.
Kecuali di Manchuria, di Tiongkok atau Jepang, hampir tidak ditemukan dolmen. Namun, dolmen tersebar di seluruh Semenanjung Korea berada bersama warga Korea dalam hujan dan angin kencang selama ribuan tahun. Pada masa Sebelum Masehi, konstruksinya terputus.
Seiring dengan pengetahuan tersebut, para pakar di seluruh dunia menaruh perhatian pada pentingnya dolmen Korea dalam sejarah kebudayaan manusia. Dolmen di Ganghwa Incheon, Hwasun Provinsi Jeollanam, dan Gochang Provinsi Jeollabuk, terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2000. Banyak ahli melanjutkan penelitian mengenai banyaknya dolmen di Korea dan hubungan dolmen Korea dengan dolmen Eropa dan India.
Permulaan Sejarah(Zaman Prasejarah-Gojoseon)
Tiga Dinasti dan Lahirnya Berbagai Negara
Zaman Negara Utara-Selatan: Kerajaan Silla Bersatu dan Kerajaan Balhae
Dinasti Goryeo
Dinasti Joseon
Runtuhnya Dinasti Joseon, Penjajahan Jepang di Korea Selatan
Perjuangan Kemerdekaan
Perkembangan Menjadi Negara Demokrasi dengan Ekonomi Kuat