Kebijakan

2025.09.15

Wakil Menteri Luar Negeri Korea, Park Yoonjoo (kanan), berjabat tangan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Christopher Landau, sebelum memulai pertemuan wakil menteri luar negeri Korea-AS di kantor Kementerian Luar Negeri, Seoul pada tanggal 14 September 2025. (Kementerian Luar Negeri)

Wakil Menteri Luar Negeri Korea, Park Yoonjoo (kanan), berjabat tangan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Christopher Landau, sebelum memulai pertemuan wakil menteri luar negeri Korea-AS di kantor Kementerian Luar Negeri, Seoul pada tanggal 14 September 2025. (Kementerian Luar Negeri)



Penulis: Xu Aiying

Christopher Landau, Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, menyampaikan penyesalan mendalam atas penahanan massal pekerja asal Korea di negara bagian Georgia, AS. Ini merupakan pertama kalinya seorang pejabat tinggi AS mengungkapkan penyesalan terkait insiden penahanan di Georgia.

Pada tanggal 14 September 2025 Wakil Menteri Luar Negeri Korea, Park Yoonjoo, mengadakan pertemuan wakil menteri luar negeri Korea-AS dengan Wamen Landau di kantor Kementerian Luar Negeri di Seoul.

Menurut Kementerian Luar Negeri Korea, Wamen Landau mengatakan, "Saya menyampaikan penyesalan yang mendalam atas terjadinya insiden ini, dan mari kita jadikan hal ini sebagai momentum untuk memperbaiki sistem serta memperkuat hubungan Korea-AS."

Wamen Landau menegaskan, "Presiden Donald Trump juga sangat memperhatikan isu ini, sehingga tidak akan ada kerugian apa pun bagi mereka yang kembali masuk ke AS. Kami akan berusaha sebaik mungkin agar insiden serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang."

Ia menambahkan, "Kami menyadari betul bahwa investasi perusahaan Korea di AS memberikan kontribusi besar bagi kebangkitan ekonomi dan industri manufaktur AS. Oleh karena itu, kami akan memberi dukungan institusional dan mempercepat pembahasan terkait tindak lanjut agar pekerja Korea memperoleh visa yang sesuai dengan kontribusi mereka."

Wamen Park menyinggung perlakuan tidak layak yang dialami pekerja perusahaan Korea selama ditahan di fasilitas imigrasi AS dan menekankan, "Pihak AS harus mengambil langkah nyata untuk mencegah terulangnya kejadian ini dan melakukan perbaikan sistematis guna meredakan keresahan warga Korea."

Sementara itu, pada hari yang sama melalui platform media sosial Truth Social, Presiden Trump menyatakan, "Saya tidak ingin menakut-nakuti atau melemahkan semangat negara lain maupun perusahaan asing yang berinvestasi di AS. Saat perusahaan asing membawa investasi besar untuk membuat produk, mesin, dan berbagai hal yang kompleks di Amerika, saya ingin mereka membawa tenaga ahli dari negaranya untuk sementara waktu guna mengajarkan dan melatih warga AS cara membuat produk yang sangat unik dan rumit tersebut."

Meski Trump tidak menyebut negara atau perusahaan tertentu, pernyataan ini ditafsirkan sebagai respons atas penahanan massal pekerja asal Korea baru-baru ini oleh otoritas imigrasi AS.

Sebelumnya, pada tanggal 4 September 2025 (waktu setempat), sebanyak 317 warga Korea ditangkap oleh otoritas imigrasi AS di lokasi pembangunan pabrik Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution di Ellabell, Georgia, dalam penggerebekan terkait pelanggaran izin tinggal dan ketenagakerjaan. Mereka ditahan selama sekitar satu minggu dan seluruhnya dibebaskan pada tanggal 11 September 2025.

xuaiy@korea.kr

konten yang terkait