Presiden Lee Jae Myung (kiri) dan Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, terlihat sedang memberikan konferensi pers bersama setelah menyelesaikan KTT yang digelar pada tanggal 23 Agustus 2025 di kediaman Perdana Menteri Jepang yang terletak di Tokyo, Jepang.
Penulis: Park Hye Ri
Foto: Kantor Kepresidenan Republik Korea
Presiden Lee Jae Myung dan Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, sepakat untuk mengembangkan kerja sama bilateral yang stabil dan berarah masa depan seiring dengan peringatan 60 tahun normalisasi hubungan diplomatik kedua negara.
Kedua pemimpin tersebut bertemu dan mendiskusikan hal terkait pada tanggal 23 Agustus 2025 di kediaman Perdana Menteri Jepang yang terletak di Tokyo, Jepang.
Hasil dari pertemuan keduanya dipublikasikan melalui deklarasi bersama pada konferensi pers yang digelar seusai pertemuan.
Ini adalah kali pertama dalam 17 tahun saat hasil kesepakatan KTT (konferensi tingkat tinggi) Korea dan Jepang diumumkan secara resmi dalam bentuk dokumen deklarasi bersama.
Dalam konferensi pers tersebut, keduanya menegaskan bahwa mereka memiliki pandangan yang sama dalam memperkuat kerja sama guna mencapai keuntungan bersama berarah masa depan.
Keduanya pun menyatakan bahwa Korea dan Jepang merupakan mitra untuk menyelesaikan berbagai permasalahan global.
Dalam deklarasi bersama tersebut dimuat pula pernyataan bahwa PM Ishiba akan melanjutkan secara keseluruhan sikap kabinet-kabinet pemerintah Jepang sebelumnya mengenai kesadaran sejarah.
Salah satu yang dimaksud merupakan Deklarasi Bersama tentang Kemitraan Baru Korea-Jepang Abad ke-21 (Deklarasi Kim Dae-jung Obuchi) yang diumumkan pada tahun 1998.
Korea dan Jepang menilai bahwa diplomasi ulang-alik antara Korea dan Jepang telah dimulai sejak awal melalui pertemuan kedua pemimpin di Kanada hanya dalam dua minggu setelah Presiden Lee dilantik.
KTT Korea-Jepang digelar kembali di Jepang hanya dalam waktu dua bulan setelah pertemuan pertama di Kanada tersebut.
Korea dan Jepang sepakat untuk memperluas kerja sama industri masa depan, termasuk industri hidrogen dan kecerdasan buatan (AI).
Selain itu, deklarasi bersama tersebut juga mencakup arah pertukaran melalui perluasan sistem working holiday (berlibur sambil bekerja dan belajar) serta peluncuran badan konsultatif untuk menanggapi permasalahan sosial bersama, seperti rendahnya jumlah kelahiran dan revitalisasi berbagai daerah di wilayah masing-masing.
Kedua pemimpin tersebut memiliki pendapat yang sama mengenai pentingnya kedua negara untuk berkomunikasi secara strategis di bawah tatanan ekonomi dan perdagangan baru dan perubahan lingkungan strategis regional, termasuk wilayah Indo-Pasifik.
Presiden Lee dan PM Ishiba pun sepakat untuk memperkuat komunikasi antarpemimpin dan menteri terkait dalam berbagai bidang, termasuk keamanan dan ekonomi.
Kedua pemimpin tersebut memastikan kembali tekad kokoh mereka untuk menjaga keamanan yang permanen serta mendorong denuklirisasi Semenanjung Korea.
Keduanya pun memiliki pendapat yang sama untuk meneruskan kerja sama terkait kebijakan Korea Utara.
Presiden Lee dan PM Ishiba menegaskan bahwa kerja sama dengan masyarakat internasional harus terus dilakukan agar resolusi DK PBB (Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa) bisa dilaksanakan dengan seutuhnya sesuai dengan kerja sama Korea, Jepang, dan Amerika Serikat terkait ancaman nuklir dan peluru kendali Korea Utara.
Kedua pemimpin tersebut pun berjanji untuk saling bekerja sama agar bisa mewujudkan KTT trilateral dengan sukses di Jepang serta KTT APEC (Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik) yang akan digelar di Gyeongju pada bulan Oktober 2025.
Setelah menyelesaikan kunjungan resmi ke Jepang pada tanggal 24 Agustus 2025, Presiden Lee bertolak ke Amerika Serikat untuk menghadiri KTT Korea-AS dengan Presiden AS, Donald Trump, yang akan digelar pada tanggal 25 Agustus 2025 (waktu setempat).
Presiden Lee Jae Myung (kiri) dan Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, terlihat sedang berjabat tangan pada KTT yang digelar pada tanggal 23 Agustus 2025 di kediaman Perdana Menteri Jepang yang terletak di Tokyo, Jepang.