Kebijakan

2025.08.21

Presiden Lee Jae Myung terlihat sedang berfoto di Upacara Pelantikan Presiden Korea ke-21 yang digelar pada tanggal 15 Agustus 2025 di Alun-alun Gwanghwamun, Sejong-daero, Seoul. (Yonhap News)

Presiden Lee Jae Myung terlihat sedang berfoto di Upacara Pelantikan Presiden Korea ke-21 yang digelar pada tanggal 15 Agustus 2025 di Alun-alun Gwanghwamun, Sejong-daero, Seoul. (Yonhap News)



Penulis: Lee Jihae

Presiden Lee Jae Myung mengusulkan rencana tiga tahap untuk menjadikan Korea Utara bebas nuklir, dengan mengatakan, "Tahap pertama adalah pembekuan senjata nuklir dan rudal, tahap kedua adalah pengurangan, dan tahap ketiga adalah denuklirisasi."

Kantor Kepresidenan Republik Korea pada tanggal 21 Agustus 2025 merilis ringkasan tanya jawab dari wawancara Presiden Lee dengan harian Jepang Yomiuri Shimbun pada tanggal 19 Agustus 2025, menjelang kunjungannya ke Jepang pada tanggal 23 Agustus 2025 untuk menghadiri KTT bilateral.

Presiden Lee mengatakan, "Sambil tetap menjaga kerja sama erat dengan Amerika Serikat, pemerintah Korea melalui dialog antar-Korea yang aktif akan menciptakan kondisi yang mengarah pada pembekuan, pengurangan, dan pembongkaran senjata nuklir Korea Utara."

Ini adalah pertama kalinya Presiden Lee menyebutkan "solusi tiga tahap" untuk denuklirisasi Korea Utara.

Terkait kebijakan terhadap Korea Utara, Presiden Lee mengatakan, "Alih-alih menggunakan kebijakan konfrontatif, kita perlu menemukan jalan menuju koeksistensi damai serta pengakuan dan kemakmuran bersama."

"Kita perlu lebih dahulu membuka pintu, berupaya untuk berdialog, dan menemukan cara kerja sama guna meredakan permusuhan," tambahnya.

Presiden Lee menekankan, "Perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea sangat penting tidak hanya bagi Republik Korea, tetapi juga bagi Asia Timur Laut, termasuk Jepang, Tiongkok, dan Rusia."

Ia menambahkan, "Dengan berfokus pada pengembangan jalur laut Kutub Utara sebagai inisiatif baru, kita juga dapat membuka peluang kerja sama antara Amerika Serikat, Rusia, Korea Utara, Republik Korea dan Jepang."

jihlee08@korea.kr

konten yang terkait