Kebijakan

2025.03.28

Proyek K-Rice Belt berhasil memanen benih padi lebih banyak dibanding target awal. Foto di atas menunjukkan para petani di Senegal yang sedang menyemai benih. (Kementerian Pertanian, Pangan, dan Peternakan)

Proyek K-Rice Belt berhasil memanen benih padi lebih banyak dibanding target awal. Foto di atas menunjukkan para petani di Senegal yang sedang menyemai benih. (Kementerian Pertanian, Pangan, dan Peternakan)



Penulis: Koh Hyunjeong

Proyek K-Rice Belt berhasil memanen benih padi lebih banyak dibanding target awal. Proyek tersebut menggunakan teknologi pertanian Korea untuk membantu negara-negara Afrika mengatasi krisis pangan mereka.

Kementerian Pertanian, Pangan, dan Peternakan serta Badan Administrasi Pengembangan Pertanian mengungkapkan pada tanggal 27 Maret 2025 bahwa 3.562 ton benih padi berkualitas tinggi telah dipanen di tujuh negara Afrika.

Ketujuh negara tersebut adalah Senegal, Gambia, Ghana, Kamerun, Uganda, Kenya, dan Guinea.

Angka ini meningkat pesat dari panen pertama sebesar 2.321 ton pada tahun pertama proyek tersebut, yaitu tahun 2023.

Target awal panen benih pada tahun 2024 adalah 3.000 ton sehingga hasil tersebut lebih baik dari target awal yang ditentukan.

K-Rice Belt adalah proyek ODA (bantuan pembangunan resmi) untuk menyuplai lahan pertanian serta memproduksi benih padi dalam jumlah yang banyak.

Proyek ini dijalankan dengan pembentukan wilayah produksi benih padi di negara-negara Afrika yang bergantung pada impor padi karena kurangnya produksi beras.

Benih-benih padi yang diproduksi kali ini akan disuplai ke lahan pertanian yang membutuhkan atau ke pihak masyarakat yang rentan setelah melalui kesepakatan dengan negara-negara yang berpartisipasi.

Badan Administrasi Pengembangan Pertanian saat ini tengah mempersiapkan proyek baru untuk memperluas proyek K-Rice Belt untuk meningkatkan jumlah negara yang berpartisipasi.

Pihak Korea bahkan sudah menyelesaikan studi kelayakan ke tiga negara lain, yaitu Sierra Leone, Pantai Gading, dan Guinea Bissau.

Hasil panen benih varietas Korea lebih banyak 23% dari varietas lokal di negara-negara tersebut.

Direktur Jenderal Biro Kerja Sama Internasional Kementerian Pertanian, Pangan, dan Peternakan Chong Hairyon berkata, "Hasil panen ini merupakan bukti kesuksesan proyek K-Rice Belt."

Choi menambahkan, "Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk memperluas proyek ini ke negara-negara Afrika lainnya untuk membantu krisis pangan di Benua Afrika."


hjkoh@korea.kr

konten yang terkait